tag:blogger.com,1999:blog-68097353877803669442024-02-07T18:33:29.003-08:00Catatan Epidemiologimumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.comBlogger76125tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-4077034317195943952022-01-18T03:32:00.000-08:002022-01-18T03:32:20.201-08:00Permenpan RB Nomor 69 Tahun 2021 Tentang Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi4LhlDKhj9hRdrwXKFJcEx8o2T2BM9MImhqAOdRgqpRvX9hICm8fAfLzFoJzmJ3vK3IgTmGXEW-B6nLL-RRxDJVG7XiGNTnqj5C90oKwWETDaFtZP2GKJVD6qBdE5B0BOZLH0uYZINDk7d9zTmnk4QlK__fWqMhpRmFJIIobbiSyMRPQbJSyPKDjQm4g=s1129" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="737" data-original-width="1129" height="261" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi4LhlDKhj9hRdrwXKFJcEx8o2T2BM9MImhqAOdRgqpRvX9hICm8fAfLzFoJzmJ3vK3IgTmGXEW-B6nLL-RRxDJVG7XiGNTnqj5C90oKwWETDaFtZP2GKJVD6qBdE5B0BOZLH0uYZINDk7d9zTmnk4QlK__fWqMhpRmFJIIobbiSyMRPQbJSyPKDjQm4g=w400-h261" width="400" /></a></div><br /><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div>Permenpan RB Nomor 69 Tahun 2021 Tentang Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan. </div><div>Bahwa untuk pengembangan karier dan peningkatan
profesionalisme Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai
ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang di
bidang epidemiologi, serta untuk meningkatkan kinerja
organisasi, perlu mengatur Jabatan Fungsional
Epidemiolog Kesehatan.</div><div><br /></div><div>Bahwa Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 17/KEP/M.PAN/11/2000
tentang Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan dan
Angka Kreditnya, sudah tidak sesuai dengan
perkembangan hukum saat ini sehingga perlu diganti
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku. </div><div><br /></div><div>Keputusan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
17/KEP/M.PAN/11/2000 tentang Jabatan Fungsional
Epidemiolog Kesehatan dan Angka Kreditnya, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku. </div><div><br /></div><div>Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2021.</div><div><br /></div><div><br /></div><div><a href="https://drive.google.com/file/d/1shDO9SGSvbMKKksxK6IM1oG_M1zL5MT0/view?usp=sharing" target="_blank">DOWNLOAD FILE</a></div>mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-23157811807892820292020-01-28T16:46:00.000-08:002020-01-28T16:46:32.395-08:00Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Novel Coronavirus 2019-nCoV<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-8di09FlybOZDyBV7zY4sF4hX3u75P6uVD-lXWSkMpawif6FJHK_OdpfMrqIydCSFYmIMJezoiHFingaqHQjUk84TDjTaGRbXhWi6lUmrZnqywEn1j1abNvgOMh8NHJj8-SVAtdoABxD3/s1600/Sampul+Pedoman+nCoV-2019+%25282%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="428" data-original-width="300" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-8di09FlybOZDyBV7zY4sF4hX3u75P6uVD-lXWSkMpawif6FJHK_OdpfMrqIydCSFYmIMJezoiHFingaqHQjUk84TDjTaGRbXhWi6lUmrZnqywEn1j1abNvgOMh8NHJj8-SVAtdoABxD3/s640/Sampul+Pedoman+nCoV-2019+%25282%2529.jpg" width="448" /></a></div>
<br />
<br />
Pada awal tahun 2020, infeksi 2019-nCoV menjadi masalah kesehatan dunia. Kasus ini diawali dengan informasi dari Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) pada tanggal 31 Desember 2019 yang menyebutkan adanya kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kasus ini terus berkembang hingga akhirnya diketahui bahwa penyebab kluster pneumonia ini adalah novel coronavirus. Kasus ini terus berkembang hingga adanya laporan kematian dan terjadi importasi di luar China.<br />
<br />
Sebagai bagian dari upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi hal tersebut maka penting bagi Indonesia untuk menyusun pedoman kesiapsiagaan dalam menghadapi 2019-nCoV. Pada pedoman ini dijelaskan mengenai:<br />
<br />
<ol>
<li>Surveilans dan Respon </li>
<li>Manajemen Klinis </li>
<li>Pencegahan dan Pengendalian Infeksi </li>
<li>Pengelolaan Spesimen dan Konfirmasi Laboratorium </li>
<li>Komunikasi Risiko dan Pemberdayaan Masyarakat </li>
</ol>
Pedoman ini ditujukan bagi petugas kesehatan sebagai acuan dalam melakukan kesiapsiagaan menghadapi 2019-nCoV. Pedoman ini bersifat sementara karena disusun dengan mengadopsi pedoman sementara WHO sehingga akan diperbarui sesuai dengan perkembangan penyakit dan situasi terkini.<br />
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti <i>Middle East Respiratory Syndrome</i> (MERS-CoV) dan <i>Severe Acute Respiratory Syndrome</i> (SARS-CoV). Novel coronavirus (2019-nCoV) adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia.<br />
<br />
Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS-CoV ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS-CoV dari unta ke manusia. Beberapa coronavirus yang dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti menginfeksi manusia.
Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan. Tanda dan gejala umum infeksi coronavirus antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.<br />
<br />
Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (novel coronavirus, 2019-nCoV). Penambahan jumlah kasus 2019-nCoV berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Sampai dengan 26 Januari 2020, secara global 1.320 kasus konfim di 10 negara dg 41 kematian (CFR 3,1%). Rincian China 1297 kasus konfirmasi (termasuk Hongkong, Taiwan, dan Macau) dengan 41 kematian (39 kematian di Provinsi Hubei, 1 kematian di Provinsi Hebei, 1 kematian di Provinsi Heilongjiang), Jepang (3 kasus), Thailand (4 kasus), Korea Selatan (2 kasus), Vietnam (2 kasus), Singapura (3 kasus), USA (2 kasus), Nepal (1 kasus), Perancis (3 kasus), Australia (3 kasus). Diantara kasus tersebut, sudah ada beberapa tenaga kesehatan yang dilaporkan terinfeksi.<br />
<br />
Sampai dengan 24 Januari 2020, WHO melaporkan bahwa penularan dari manusia ke manusia terbatas (pada kontak keluarga) telah dikonfirmasi di sebagian besar Kota Wuhan, China dan negara lain.
Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan sebagian besar adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru-paru. Menurut hasil penyelidikan epidemiologi awal, sebagian besar kasus di Wuhan memiliki riwayat bekerja, menangani, atau pengunjung yang sering berkunjung ke Pasar Grosir Makanan Laut Huanan. Sampai saat ini, penyebab penularan masih belum diketahui secara pasti.<br />
<br />
Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, memasak daging dan telur sampai matang. Hindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.<br />
<br />
<b><u>SURVEILANS 2019-nCoV</u></b><br />
<b><u><br /></u></b>
Tujuan utama dari pelaksanaan surveilans ini antara lain:<br />
<br />
<ol>
<li>Melakukan deteksi dini pasien dalam pengawasan/ dalam pemantauan/ probabel/ konfirmasi 2019-nCoV di pintu masuk negara dan wilayah </li>
<li>Mendeteksi adanya penularan dari manusia ke manusia </li>
<li>Mengidentifikasi faktor risiko 2019-nCoV </li>
<li>Mengidentifikasi daerah yang berisiko terinfeksi 2019-nCoV</li>
</ol>
<br />
<b><u>DEFENISI OPERASIONAL </u></b><br />
<br />
<b>Pasien dalam Pengawasan </b><br />
<br />
<b>1. </b>Seseorang yang mengalami:<br />
a. Demam (≥380C) atau ada riwayat demam,<br />
b. Batuk/ Pilek/ Nyeri tenggorokan,<br />
c. Pneumonia ringan hingga berat berdasarkan gejala klinis dan/atau gambaran radiologis<br />
Perlu waspada pada pasien dengan gangguan sistem kekebalan tubuh (immunocompromised) karena gejala dan tanda menjadi tidak jelas.<br />
<b>DAN</b> disertai minimal satu kondisi sebagai berikut:<br />
a. Memiliki riwayat perjalanan ke China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit)* dalam waktu 14 hari sebelum timbul gejala; <b>ATAU</b><br />
b. merupakan petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) berat yang tidak diketahui penyebab/etiologi penyakitnya, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian;<br />
<b><br /></b>
<b>ATAU</b><br />
<br />
<b>2. </b>Seseorang dengan ISPA ringan sampai berat dalam waktu 14 hari sebelum sakit, memiliki salah satu dari paparan berikut:<br />
a. Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV; <b>ATAU</b><br />
b. Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien konfirmasi 2019-nCoV di China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit)*; <b>ATAU</b> c. Memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah teridentifikasi) di China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit)*; <b>ATAU</b><br />
d. Memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan <b>ATAU</b> kontak dengan orang yang memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan (ada hubungan epidemiologi) dan memiliki (demam ≥380C) atau ada riwayat demam.<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">*Keterangan: Saat ini negara terjangkit hanya China, namun perkembangan situasi
dapat diupdate melalui website www.infeksiemerging.kemkes.go.id </span><br />
<br />
<b>Orang dalam Pemantauan </b><br />
<br />
Seseorang yang mengalami gejala demam/riwayat demam tanpa pneumonia yang memiliki riwayat perjalanan ke China atau wilayah/negara yang terjangkit, dalam waktu 14 hari <b>DAN TIDAK</b> memiliki satu atau lebih riwayat paparan (Riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV; Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien konfirmasi 2019-nCoV di China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit)*, memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah teridentifikasi) di China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit)*.<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">*Keterangan: Saat ini negara terjangkit hanya China, namun perkembangan situasi
dapat diupdate melalui website www.infeksiemerging.kemkes.go.id </span><br />
<br />
Termasuk Kontak Erat adalah:<br />
<br />
<ul>
<li>Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan membersihkan ruangan di tempat perawatan khusus </li>
<li>Orang yang merawat atau menunggu pasien di ruangan </li>
<li>Orang yang tinggal serumah dengan pasien </li>
<li>Tamu yang berada dalam satu ruangan dengan pasien </li>
</ul>
Saat ini, istilah <b>suspek</b> dikenal sebagai <b>pasien dalam pengawasan</b>.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX4GoYo7FA0K0WcYSSpzFrSclRAHNksomPJc5sCSthVVdK0z0890HU3qUCQuFzw-x4EYUrMsuwct_18DdX1b-JmiFPxUvrhy2HOPUlW-Ys40MFAq0KC0eILSsC-8nIjwJ7BE3PaoBXCKol/s1600/Tabel+Kriteria+2019-nCoV.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="461" data-original-width="397" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX4GoYo7FA0K0WcYSSpzFrSclRAHNksomPJc5sCSthVVdK0z0890HU3qUCQuFzw-x4EYUrMsuwct_18DdX1b-JmiFPxUvrhy2HOPUlW-Ys40MFAq0KC0eILSsC-8nIjwJ7BE3PaoBXCKol/s400/Tabel+Kriteria+2019-nCoV.png" width="343" /></a></div>
<br />
<br />
<b>Kasus Probabel</b><br />
Pasien dalam pengawasan yang diperiksa untuk 2019-nCoV tetapi inkonklusif (tidak dapat disimpulkan) atau seseorang dengan dengan hasil konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta coronavirus.
<br />
<br />
<b>Kasus Konfirmasi</b><br />
Seseorang yang terinfeksi 2019-nCoV dengan hasil pemeriksaan laboratorium positif.<br />
<br />
<b>DETEKSI DINI DAN RESPON</b><br />
<br />
Upaya deteksi dini dan respon dilakukan sesuai perkembangan situasi 2019-nCoV dunia yang dipantau dari situs resmi WHO atau melalui situs lain:<br />
<br />
<ul>
<li>Situs resmi WHO (<a href="https://www.who.int/">https://www.who.int/</a>) untuk mengetahui negara terjangkit dan wilayah yang sedang terjadi KLB 2019-nCoV. </li>
<li>Peta penyebaran 2019-nCoV yang mendekati realtime oleh Johns Hopkins University -Center for Systems Science and Engineering (JHU CSSE) akses pada link <a href="https://gisanddata.maps.arcgis.com/apps/opsdashboard/index.html#/bda7594740fd40299423467b48e9ecf6">https://gisanddata.maps.arcgis.com/apps/opsdashboard/index.html#/bda7594740fd40299423467b48e9ecf6</a>. </li>
<li>Sumber lain yang terpercaya dari pemerintah/ kementerian kesehatan dari negara terjangkit (dapat diakses di <a href="http://www.infeksiemerging.kemkes.go.id/">www.infeksiemerging.kemkes.go.id</a>) </li>
<li>Sumber media cetak atau elektronik nasional untuk mewaspadai rumor atau berita yang berkembang terkait dengan 2019-nCoV.</li>
</ul>
<br /><br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://drive.google.com/open?id=1QVnAzlMJLiZ6sDQycxc3zKUbU-2eCO97" target="_blank">DOWNLOAD PEDOMAN 2019-nCoV</a></div>
mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-36185806748783430482020-01-13T21:04:00.000-08:002020-01-19T21:05:58.837-08:00Bulletin Epidemiologi Triwulan Keempat Tahun 2019<span style="background-color: white; font-family: "merriweather" , "georgia" , serif; font-size: 16px;">Buletin Epidemiologi ini merupakan salah satu media informasi bagi praktisi kesehatan yang dihasilkan dari pertemuan PEST (</span><i style="background-color: white; font-family: Merriweather, Georgia, serif; font-size: 16px;">Provincial Epidemiology Surveillance Team</i><span style="background-color: white; font-family: "merriweather" , "georgia" , serif; font-size: 16px;">) Provinsi Sulawesi Selatan yang dilaksanakan secara rutin tiap triwulan. Topik-topik yang dimuat dalam Bulletin Epidemiologi ini berasal dari tulisan praktisi kesehatan, khususnya tenaga epidemiolog kesehatan.</span><br />
<br style="background-color: white; font-family: Merriweather, Georgia, serif; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; font-family: "merriweather" , "georgia" , serif; font-size: 16px;">Beberapa topik yang disajikan dalam Bulletin Epidemiologi Edisi Triwulan Keempat Tahun 2019 ini antara lain:</span><br />
<ol style="background-color: white; font-family: Merriweather, Georgia, serif; font-size: 16px;">
<li>LAPORAN
CAPAIAN IMUNISASI PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2018
</li>
<li>LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN
DAN PENANGGULANGAN KLB RABIES
DI DESA TOMPOBULU, KECAMATAN BULUPODDO
KABUPATEN SINJAI PERIODE NOVEMBER 2019
</li>
<li>LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
KLB KERACUNAN PANGAN DI PULAU TANAKEKE,
DESA BALANGDATU, KECAMATAN MAPPAKASUNGGU
KABUPATEN TAKALAR, 25 SEPTEMBER 2019
</li>
</ol>
<span style="background-color: white; font-family: "merriweather" , "georgia" , serif; font-size: 16px;">Semoga bulletin ini bisa secara rutin diterbitkan dan dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi pengelola program.</span><br />
<br />
<div style="background-color: white; font-family: Merriweather, Georgia, serif; font-size: 16px; text-align: center;">
<b><span style="font-size: medium;"><a href="https://drive.google.com/open?id=1erTHtONArW5FzUSgGQPXogOl7ciKuQjD" target="_blank">DOWNLOAD BULLETIN</a></span></b></div>
mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-76076915596893725322019-10-14T21:00:00.000-07:002020-01-19T21:02:03.644-08:00Bulletin Epidemiologi Triwulan Ketiga Tahun 2019<span style="background-color: white; font-family: "merriweather" , "georgia" , serif; font-size: 16px;">Buletin Epidemiologi ini merupakan salah satu media informasi bagi praktisi kesehatan yang dihasilkan dari pertemuan PEST (</span><i style="background-color: white; font-family: Merriweather, Georgia, serif; font-size: 16px;">Provincial Epidemiology Surveillance Team</i><span style="background-color: white; font-family: "merriweather" , "georgia" , serif; font-size: 16px;">) Provinsi Sulawesi Selatan yang dilaksanakan secara rutin tiap triwulan. Topik-topik yang dimuat dalam Bulletin Epidemiologi ini berasal dari tulisan praktisi kesehatan, khususnya tenaga epidemiolog kesehatan.</span><br />
<br style="background-color: white; font-family: Merriweather, Georgia, serif; font-size: 16px;" />
<span style="background-color: white; font-family: "merriweather" , "georgia" , serif; font-size: 16px;">Beberapa topik yang disajikan dalam Bulletin Epidemiologi Edisi Triwulan Ketiga ini antara lain:</span><br />
<ol style="background-color: white; font-family: Merriweather, Georgia, serif; font-size: 16px;">
<li>LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
KLB KERACUNAN PANGAN
DI PADIVALLEY GOLF, DESA PALLANTIKANG, KECAMATAN PATALLASSANG, KABUPATEN GOWA, MARET 2019
</li>
<li>PERAN KADER DALAM INVESTIGASI KONTAK KASUS INDEKS TBC</li>
<li><i>QUALITY OF LIFE</i> PEKERJA KONSTRUKSI
“DERMATITIS KONTAK AKIBAT KERJA”
2019</li>
</ol>
<span style="background-color: white; font-family: "merriweather" , "georgia" , serif; font-size: 16px;">Semoga bulletin ini bisa secara rutin diterbitkan dan dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi pengelola program.</span><br />
<br />
<div style="background-color: white; font-family: Merriweather, Georgia, serif; font-size: 16px; text-align: center;">
<b><span style="font-size: medium;"><a href="https://drive.google.com/open?id=13TmAgDjIOVFur7YeY4n9S5XLxPaEEqgk" target="_blank">DOWNLOAD BULLETIN</a></span></b></div>
mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-86019123385939196992019-06-15T17:31:00.000-07:002020-01-13T03:29:50.844-08:00Investigasi dan Penanggulangan KLB "Penyakit Misterius" di Kabupaten Jeneponto<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6IeUYFJA9HIjny8GP9vlsos_FjH2hILusCXQkOGK9LmV-iHYwD3l1Ls_Nd1WGph_om70FakEUKrc1QFkQSvhprP-_OB9dYu-NESauIFNIdEGBpO5QOpINo1bzGjLKSYuirPfSHCFJxnUp/s1600/epidemiology.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="689" data-original-width="1466" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6IeUYFJA9HIjny8GP9vlsos_FjH2hILusCXQkOGK9LmV-iHYwD3l1Ls_Nd1WGph_om70FakEUKrc1QFkQSvhprP-_OB9dYu-NESauIFNIdEGBpO5QOpINo1bzGjLKSYuirPfSHCFJxnUp/s640/epidemiology.png" width="640" /></a></div>
<br />
Berdasarkan rumor media tanggal 6 Mei 2019 dan laporan hasil investigasi awal Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto telah terjadi peningkatan kasus penyakit <b><span style="color: red;">demam yang belum diketahui penyebabnya</span></b> pada bulan April 2019 di Dusun Garonggong, Desa Tuju, Kec. Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Tim Gerak Cepat (TGC) Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten Jeneponto menunjukan tidak adanya diagnosa yang spesifik dari kasus ini. Dari total 70 kasus, 3 diantaranya meninggal dunia (CFR 4,28%).
Sehubungan dengan hal tersebut, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menugaskan Tim Kesehatan Kementerian Kesehatan membantu Tim Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten Jeneponto melakukan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB lanjutan untuk mengetahui penyebab terjadinya KLB tersebut dan melakukan penanggulangan secara menyeluruh. Tim Kesehatan Pusat yang terdiri dari tenaga teknis Subdit Surveilans, Subdit Penyakit Infeksi Emerging dan Subdit Zoonosis berangkat ke Makassar pada tanggal 8 Mei 2019. Selanjutnya tanggal 9 Mei 2019 bergabung dengan Dinas Kesehatan Provinsi, KKP Makassar, BTKL PP Makassar, BBLK Makassar, Balai Besar Veteriner Maros, Puslitbangkes Unhas bekerja sama melakukan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan di lapangan tempat terjadinya KLB.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<b>Tujuan Umum</b><br />
<br />
Mengetahui gambaran epidemiologi Kejadian Luar Biasa (KLB) di Dusun Garonggong, Desa Tuju, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan.<br />
<br />
<b>Tujuan Khusus</b><br />
<br />
<ol>
<li>Memastikan terjadinya KLB. </li>
<li>Memastikan diagnosis penyakit kasus yang dilaporkan. </li>
<li>Mengidentifikasi faktor risiko terjadinya KLB. </li>
<li>Mengetahui sumber dan cara penularan kasus pada KLB </li>
<li>Mengetahui karakteristik kasus menurut orang (person), tempat (place) dan waktu (time)</li>
<li>Menentukan cara penanggulangan yang efektif dan efisien untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa dikemudian hari.
</li>
</ol>
<br />
<b>Penyakit Misterius</b><br />
<br />
Penyakit menular maupun tidak menular seringkali menyerang suatu daerah atau sekelompok masyarakat sebagai suatu kejadian luar biasa penyakit tetapi <b><span style="color: red;">tidak jelas atau belum jelas etiologinya</span></b>. Keadaan tersebut dapat menyebabkan upaya investigasi dan penanggulangannya menjadi agak rumit dan serius. Di sisi lain, Kepala Puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan terus-menerus mendapat pertanyaan dari media, masyarakat dan pimpinan daerah tentang peningkatan kasus kejadian penyakit yang belum jelas etiologi, sumber dan cara penularannya. Sering kita menyebut kejadian atau kasus itu sebagai penyakit misterius. (Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular Dan Keracunan Pangan Tahun 2017).<br />
<br />
Karena tidak semua penyakit berpotensi KLB dapat dikenali oleh petugas di unit-unit pelayanan, klinisi setempat atau karena munculnya gejala-gejala yang tidak menunjukkan pada suatu penyakit tertentu atau bersifat umum. Selain itu gejala penyakit yang tidak spesifik, ada juga karena ketidak tahuan penyakit yang merupakan penyakit baru di dunia, atau tidak dikenal oleh petugas kesehatan setempat, atau sudah lama tidak berjangkit penyakit tersebut.
KLB penyakit misterius seringkali terdiagnosis sebagai KLB penyakit lain, atau karena ketidak jelasan etiologi penyakit seringkali disebut sebagai KLB kematian atau KLB gejala yang paling menonjol.<br />
<br />
Prinsip umum menyatakan bahwa pada suatu KLB penyakit adalah sangat jarang disebabkan oleh lebih dari satu etiologi. Oleh karena itu penegakan diagnosis KLB menjadi sangat penting. Diagnosis etiologi KLB berbeda dengan diagnosis etiologi kasus-kasus perorangan. Diagnosis etiologi KLB adalah etiologi dari penyakit yang menjadi penyebab timbulnya kejadian luar biasa ini, bukan setiap kasus yang ada di tempat kejadian tersebut.
Prinsip umum dalam upaya memastikan adanya KLB penyakit misterius antara lain :<br />
<br />
<ul>
<li>Suatu KLB penyakit adalah sangat jarang disebabkan oleh lebih dari satu etiologi KLB. </li>
<li>Sering diketahui karena adanya peningkatan jumlah kematian atau peningkatan jumlah penderita rawat inap. </li>
<li>Pada saat adanya peningkatan kematian, pasti disertai adanya peningkatan jumlah kesakitan. Peningkatan jumlah kesakitan ini akan didiagnosis sebagai penyakit lain yang bukan sebagai etiologi KLB atau diagnosis gejala yang menonjol.</li>
</ul>
<br />
<b>Kronologis Kejadian</b><br />
<br />
<ul>
<li>Informasi adanya kasus “penyakit misterius” di Dusun Garonggong, Desa Tuju, Kec. Bangkala Barat, Kab. Jeneponto. </li>
<li>Verifikasi rumor oleh Dinas Kesehatan Kab. Jeneponto </li>
<li>PE KLB awal oleh Dinkes Prov Sulsel. DDR dan RDT Malaria negatif. Widal + 19 orang. </li>
<li>Form W1 KLB oleh Dinas Kesehatan Kab. Jeneponto </li>
<li>PE KLB terpadu </li>
<li>Penanggulangan KLB terpadu</li>
</ul>
<br />
<b>Pemastian diagnosa </b><br />
<b><br /></b>
Gejala penyakit yang muncul tidak spesifik mengarah ke satu penyakit menular tertentu. Hal ini membuat parameter untuk pemeriksaan laboratorium masih sangat luas sehingga Penyelidikan Epidemiologi cukup sulit.
Lima gejala terbanyak pada KLB ini adalah: demam, sakit kepala, sakit perut dan muntah. Ada penderita yang mengalami nyeri betis, penurunan kesadaran, hingga epistaksis.<br />
<br />
Dari semua gejala tersebut, berdasarkan defenisi operasional kasus mengarah ke <b><span style="color: red;">gejala demam tifoid</span></b> (demam, sakit perut, dan penurunan kesadaran) <b><span style="color: red;">dan leptospirosis</span></b> (demam, dan nyeri otot betis). Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium lebih mengarah ke tifoid (pemeriksaan kultur dengan parameter bakteri aerob pada 27 orang, 11 orang positif Salmonella typhii). Sehingga penyebab utama KLB adalah penyakit tifoid. Adapun beberapa sampel yang positif leptospirosis dan IgM dengue adalah kasus biasa di daerah KLB.
<br />
<br />
Berdasarkan data SKDR, kasus suspek tifoid maupun diare setiap minggu selalu ada di wilayah puskesmas Buludoang. Hal ini menunjukkan wilayah PKM Buludoang <b><span style="color: red;">endemik kasus tifoid</span></b>, sehingga dapat disimpulkan populasi di wilayah ini telah memiliki <i>herd immunity</i>, dan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pada 19 kasus yang sampelnya diambil tanggal 25 April, sebagian kasus menunjukkan widal test positif. Sedangkan pemeriksaan serum menunjukkan positif Salmonella typhii yang signifikan.<br />
<br />
Selain kebersihan lingkungan yang buruk, faktor risiko lainnya adalah kemungkinan pengelola/penjamah makanan (saat pesta) adalah carier tifoid yang menularkan ke banyak orang, melalui makanan yang telah terkontaminasi. Berdasarkan data profil Puskesmas Buludoang, diketahui bahwa Desa Tuju merupakan desa yang akses terhadap air minum layak bagi penduduknya hanya 16%, akses terhadap sanitasi layak hanya 59%, cakupan rumah sehatnya hanya 66,9% dan rumah tangga yang ber-PHBS hanya 46,67% sehingga penyakit menular potensial KLB berbasis lingkungan juga kemungkinan besar akan muncul.<br />
<br />
Grafik Kasus Menurut Masa Inkubasi, Onset dan Lamanya Sakit menunjukan bahwa sebagian besar kasus masuk dalam masa inkubasi penyakit antraks rata-rata 1-7 hari. Berdasarkan literatur (Buku Manual Pemberantasan Penyakit Menular oleh James Chin, MD yang diterjemahkan oleh Dr. I. Nyoman Kandun, MPH) bahwa masa inkubasi dapat mencapai 60 hari. Sehingga semua kasus tersebut dapat dimasukan sebagai tersangka antraks. Namun demikian tidak ditemukan kasus antraks kulit dengan luka khas antraks pada kulit sehingga kemungkinan penyakit antraks dapat diabaikan.<br />
<br />
Kemungkinan penyakit muncul melalui adanya <i>introduced</i> arbovirus ditularkan nyamuk dari salah satu genus dari flavivirus, alphavirus dan bunyavirus. Kemungkinan arbovirus (+ hanta dan nipah virus) sebenarnya cukup sesuai dgn masa inkubasi tetapi tdk ada kasus introduced yang secara tiba-tiba memasukkan virus, dan sebagian besar kasus mengumpul pada waktu pasca pesta rakyat.<br />
<br />
Berdasarkan hasil pemeriksaan leptospira pada sampel yang diambil, 2 diantaranya memberikan hasil positif, maka perlu juga dapat dipertimbangkan sebagai diagnosa banding dari KLB yang terjadi.
Adanya sampel positif hantavirus menyebabkan penyakit ini tidak dapat diabaikan, bahkan bisa menjadi dasar penelitian lebih lanjut terhadap penyakit ini di masa yang akan datang.
Selain penyebab utama KLB adalah tifoid, tetap ada kemungkinan antraks dan leptospira, serta kemungkinan adanya emerging virus.
<br />
<br />
<b>Kesimpulan </b><br />
<br />
<ol>
<li>Telah terjadi KLB di Dusun Garonggong Desa Tuju Kec. Bangkala Barat Kab. Jeneponto mulai Tanggal 10 April 2019 (minggu ke-15) dengan jumlah kasus 95 orang, meninggal 3 orang (CFR 3,1%). </li>
<li>Diagnosis penyakit yang paling mungkin berdasarkan gejala dan hasil laboratorium adalah penyakit tifoid, dengan gejala dominan demam, sakit kepala, sakit perut, muntah dan nyeri betis. </li>
<li>Faktor risiko terjadinya KLB adalah carier/pembawa penyakit, sanitasi lingkungan buruk, PHBS rendah, dan daerah endemis tifoid. </li>
<li>Sumber penyakit adalah lingkungan yang terkontaminasi, dengan cara penularan melalui makanan. </li>
<li>Proporsi kasus lebih banyak pada perempuan (59%) daripada laki-laki (41%), kasus tertinggi pada kelompok umur 5-14 tahun dan 20-44 tahun. Seluruh kasus dari Dusun Garonggong. KLB mulai pada 10 April 2019, kasus terakhir 28 April 2019, dan berakhir 15 Mei 2019. </li>
<li>Cara penanggulangan yang efektif dan efisien untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa dikemudian hari adalah dengan perbaikan sanitasi dan PHBS. </li>
</ol>
<b>Rekomendasi </b><br />
<br />
<ol>
<li>Surveilans ketat di lokasi KLB selama 60 hari oleh Puskesmas Buludoang </li>
<li>Meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk berobat ke pelayanan kesehatan baik puskesmas maupun rumah sakit bila ada yang sakit melalui penegakan diagnosa yang kredibel oleh faskes </li>
<li>Melaporkan segera kepada dinas kesehatan (melalui Puskesmas) setempat apabila terjadi kasus serupa sehingga dapat dilakukan tindakan yang cepat, guna mencegah dan mengurangi dampak yang ditimbulkan. </li>
<li>KIE sanitasi dan PHBS oleh Puskesmas pada kegiatan Posyandu dan Puskesmas Keliling </li>
<li>Pengendalian vektor terpadu melalui Komda Zoonosis dan ONE HEALTH</li>
</ol>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://drive.google.com/open?id=1to6TZgDshq4ji2krc40BZaG_sQZssoIF" target="_blank"><b><span style="color: blue;">Download Laporan</span></b></a></div>
mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-61378897071272193472019-04-30T18:49:00.000-07:002020-01-13T03:28:46.055-08:00Bulletin Epidemiologi Triwulan Pertama Tahun 2019Buletin Epidemiologi ini merupakan salah satu media informasi bagi praktisi kesehatan yang dihasilkan dari pertemuan PEST (<i>Provincial Epidemiology Surveillance Team</i>) Provinsi Sulawesi Selatan yang dilaksanakan secara rutin tiap triwulan. Topik-topik yang dimuat dalam Bulletin Epidemiologi ini berasal dari tulisan praktisi kesehatan, khususnya tenaga epidemiolog kesehatan.<br />
<br />
Beberapa topik yang disajikan dalam Bulletin Epidemiologi Edisi Triwulan Pertama ini antara lain:<br />
<br />
<br />
<ol>
<li>MODEL MOTIVATIONAL INTERVIEWING
SEBAGAI PENDEKATAN YANG EFEKTIF
DALAM MEMPERTAHANKAN KEBERLANGSUNGAN PENGOBATAN PASIEN TB MDR</li>
<li>LAPORAN
SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON (SKDR)
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2018</li>
<li>LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
KLB TETANUS NEONATOTUM (TN)
DI DESA TOMPOBULU, KECAMATAN TOMPOBULU
KABUPATEN MAROS, 16 MARET 2019</li>
</ol>
Semoga bulletin ini bisa secara rutin diterbitkan dan dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi pengelola program.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://drive.google.com/open?id=1dcTyUdxS9Fl1qYzrIn_2NaYzR8lnvAAb" target="_blank"><b><span style="font-size: large;">DOWNLOAD BULLETIN</span></b></a></div>
mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-19296661677517812832018-11-06T05:50:00.003-08:002018-11-06T05:51:43.919-08:00Situs SKDR yang Bisa Diakses<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuXFBELABcVmsqW7KIl2DHyWsXD7ZOgvLa51vgah9UESFLmiXE2XnmQDCe_C5Kf1cDRqxyd9UUgZA_EuHomV_xj3IXKv8SmNF0tqDNKZXQkI2OWzQyvAHaVpD6I9nj3WydoiccZZTkXGCb/s1600/Screenshot_2018-11-06-19-30-50-221_com.android.chrome.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="800" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuXFBELABcVmsqW7KIl2DHyWsXD7ZOgvLa51vgah9UESFLmiXE2XnmQDCe_C5Kf1cDRqxyd9UUgZA_EuHomV_xj3IXKv8SmNF0tqDNKZXQkI2OWzQyvAHaVpD6I9nj3WydoiccZZTkXGCb/s400/Screenshot_2018-11-06-19-30-50-221_com.android.chrome.png" width="200" /></a></div>
<br />
<br />
SKDR (Sistem Kewasapadaan Dini dan Respon) adalah suatu sistem yang dapat memantau perkembangan trend suatu penyakit menular potensial KLB/wabah dari waktu ke waktu (periode mingguan) dan memberikan sinyal peringatan (alert) kepada pengelola program bila kasus tersebut melebihi nilai ambang batasnya sehingga mendorong program untuk melakukan respons.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Alert atau signal yang muncul pada sistem bukan berarti sudah terjadi KLB tetapi merupakan pra-KLB yang mengharuskan petugas untuk melakukan respons cepat agar tidak terjadi KLB.<br />
<br />
Hal ini menjadikan SKDR sebagai sistem yang sangat penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular. Ada 23 kasus penyakit/gejala yang ada dalam SKDR. Situs SKDR ada di skdr.surveilans.org<br />
<br />
Situs SKDR awalnya bisa diakses oleh khalayak umum, namun belakangan dibatasi hanya dapat diakses oleh petugas surveilans di tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat dengan memberi username dan password pada masing-masing kabupaten/kota.<br />
<br />
Hal ini dikarenakan kekhawatiran situs ini dibuka dan di hack datanya oleh orang yang tidak bertanggung jawab, yang menyebabkan data di situs SKDR berganti atau bahkan rusak.
Hal ini berakibat terbatasnya akses informasi ke situs tersebut yang notabene bertujuan memberi akses informasi tak terbatas bagi masyarakat umum.<br />
<br />
Selain itu, masalah yang cukup merepotkan petugas surveilans adalah tidak bisa teraksesnya situs SKDR dalam menu login pada dua atau lebih admin yang login pada satu waktu. Yang berakibat terbatasnya akses situs oleh dua atau lebih petugas surveilans dalam waktu bersamaan. Tentunya ini berlaku bagi kabupaten/kota yang mempunyai lebih dari satu petugas surveilans.<br />
<br />
Untuk itu, demi menjembatani kebutuhan akses data secara umum dengan keamanan data, silahkan buka di <a href="http://skdr.surveilans.org/home/alert/26" target="_blank">http://skdr.surveilans.org/home/alert/26</a> tanpa proses login, akan mengarah ke alert/peringatan dini tiap-tiap provinsi. Untuk sementara (sepertinya) baru alert yang dapat terakses. Hal lain seperti ketepatan-kelengkapan laporan dan tren penyakit belum bisa terakses (ataukah saya yang kurang update informasi? Entahlah).<br />
<br />
Selamat mencoba.mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-22805698000069589822018-11-01T07:35:00.000-07:002018-11-01T07:35:42.951-07:00Upaya Pemberantasan Jentik Masyarakat Pesisir<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxD6yig0xIv0IG_u8cImMvrPEXRtAoJa2UIO2B0ST8CqytnUffpvQeH8KVx6T47XPNyOpFK3r_EttnX60QDC6BsA3XcEvaRO4rEygVFmRRIad-noIU70MNf9TRqLbpCj94PFvalYyGPW8/s1600/IMG_20180705_114847.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxD6yig0xIv0IG_u8cImMvrPEXRtAoJa2UIO2B0ST8CqytnUffpvQeH8KVx6T47XPNyOpFK3r_EttnX60QDC6BsA3XcEvaRO4rEygVFmRRIad-noIU70MNf9TRqLbpCj94PFvalYyGPW8/s400/IMG_20180705_114847.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Nyamuk Aedes (<i>Aedes aegypti</i> dan <i>Aedes albopictus</i>) adalah spesies nyamuk vektor pembawa virus dengue yang dominan di Indonesia, penyebab demam dengue, baik yang berdarah (DBD – Demam Berdarah Dengue) maupun yang tidak berdarah (DD – Demam Dengue). DBD adalah salah satu penyakit yang ditakuti masyarakat karena masih sering terjadi dan menimbulkan kematian serta menular dengan cepat. Daerah endemis DBD adalah daerah yang setiap tahun dalam kurun waktu tiga tahun terakhir selalu ada kasus DBD. Kabupaten Maros adalah daerah endemis DBD. <br />
<br />
Ada beberapa tahap hidup nyamuk, mulai dari telur, larva/jentik, pupa, dan nyamuk dewasa. Yang sering dilihat secara langsung dan kasat mata adalah jentik dan nyamuk. Kalau telur sangat kecil, sedangkan pupa waktu hidupnya cepat berkisar dua hari saja sehingga jarang dilihat dan ditemukan. Siklus hidup jentik agak lama berkisar lima sampai tujuh hari sedangkan siklus hidup nyamuk bisa sampai dua bulan. Dalam program pencegahan dan pengendalian DBD terkhusus pengendalian vektor, jentik dan nyamuk adalah dua hal yang sangat penting untuk dikendalikan. Karena tempat hidupnya, jentik yang hidup di air lebih mudah dikendalikan daripada nyamuk yang hidup di luar air. <br />
<br />
Masyarakat pesisir sulit mendapatkan air bersih, mereka mengandalkan air hujan untuk kebutuhan MCK sehari-hari, sedangkan untuk konsumsi umumnya menggunakan air minum kemasan (galon) yang dijual bebas. Karena sulitnya air, masyarakat menyimpan persediaan air dalam wadah-wadah di dalam rumah. Wadah ini kebanyakan berupa drum bekas yang tertutup maupun tidak berpenutup. Wadah-wadah inilah yang berpotensi sebagai tempat perindukan nyamuk. Dusun Bua Mata adalah salah satu dusun di daerah pesisir Kabupaten Maros. Sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai petani tambak dan nelayan.<br />
<br />
Beberapa pekan yang lalu terjadi peningkatan kasus DBD di Dusun Bua Mata, Desa Minasa Upa, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros. Setelah melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi, dapat ditarik kesimpulan bahwa kasus DBD menyebar di sekitar rumah penderita (bukan kasus impor). Ditemukan perindukan nyamuk pada wadah penampungan air warga. <br />
<br />
Setelah dilakukan wawancara, masyarakat tidak tahu bahaya jentik. Malah orang tua terdahulu menganggap jentik itu harus dipelihara karena sebagai penanda kalau air tersebut aman dari bahan kimia. Dasar pemikirannya sangat sederhana, jentik adalah makhluk hidup, jika jentik mati di air maka air tersebut pasti tidak aman dan mengandung bahan kimia berbahaya. Untuk jentik saja berbahaya dan mematikan apalah lagi bagi manusia. Masyarakat tidak mengetahui siklus hidup nyamuk, tidak paham bahwa nyamuk berasal dari jentik. <br />
<br />
Dilakukan wawancara mendalam, masyarakat tahu tentang larvasida (abate) yang dikenal dengan ‘obat air’ namun tidak tahu bahwa ‘obat air’ tersebut untuk memberantas jentik. Mereka menganggap ‘obat air’ tersebut untuk diberikan di air saja tanpa manfaat khusus. Namun demikian masyarakat tidak senang dengan penggunaan larvasida, karena bau dan tidak gratis. Setelah diberikan informasi manfaat larvasida dan dapat diperoleh dengan gratis, masyarakat tetap meminta opsi lain untuk pemberantasan larva. Masyarakat lebih tertarik dengan penggunaan ikan cupang pemangsa jentik walaupun agak merepotkan karena harus dilakukan seminggu sekali menghindari bau air justru dari kotoran ikan.<br />
<br />
Bagaimana dengan yang sudah paham bahaya jentik? Masyarakat kota yang lebih tahu tentang siklus hidup nyamuk lebih ke persoalan malas dalam penanggulangan nyamuk yang lebih efektif. Masyarakat kota lebih mengandalkan fogging dalam pemberantasan vektor, mereka tidak paham bahwa seberapa banyak kalipun difogging tidak akan mematikan jentik sebagai cikal-bakal nyamuk. Jangankan masyarakat umum, saya pun kadang abai dengan keberadaan jentik. Saat banyak nyamuk barulah saya sadar kalau ada perindukan nyamuk di dalam ataupun sekitar rumah. Barulah bertindak saat telah banyak nyamuk yang beterbangan, mungkin ada beberapa nyamuk <i>Aedes</i> yang bahkan sudah menggigit saya.<br />
<br />
Mengetahui hal ini, petugas kesehatan terutama bagian promosi kesehatan harus melaksanakan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dengan lebih gencar di tengah masyarakat tentang pentingnya 3MPlus dalam pemberantasan sarang nyamuk. Minimal komunikasi risiko bahaya jentik dan informasi siklus hidup nyamuk, agar masyarakat tidak abai bahkan sengaja memelihara jentik. Apabila masyarakat tidak terlalu senang dengan penggunaan larvasida, disarankan untuk menggunakan ikan pemangsa jentik seperti ikan cupang sekali dalam sepekan untuk mematikan jentik ataupun mencegah nyamuk bertelur di wadah air. <br />
<br />
Metode dan teknik pemberantasan jentik antar kelompok masyarakat berbeda, tergantung kebutuhan dan efektif-efisiennya metode tersebut dan diterimanya metode di tengah kelompok masyarakat. Untuk masyarakat pesisir harus terus didampingi dengan menggalakkan KIE secara informal dan pendekatan budaya. Masyarakat kota? Saya pun masih bingung karena mereka bebal seperti saya.
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/OuvqUA06rF0/0.jpg" frameborder="0" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/OuvqUA06rF0?feature=player_embedded" width="320"></iframe></div>
<br />
<br />mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-73116681437744680122018-04-24T23:39:00.001-07:002018-04-24T23:39:33.060-07:00Diagnosis dan Tatalaksana DBD<br />
<!--[if !mso]>
<style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves>false</w:TrackMoves>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
table.MsoTableGrid
{mso-style-name:"Table Grid";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-priority:59;
mso-style-unhide:no;
border:solid windowtext 1.0pt;
mso-border-alt:solid windowtext .5pt;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-border-insideh:.5pt solid windowtext;
mso-border-insidev:.5pt solid windowtext;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="1027"/>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:shapelayout v:ext="edit">
<o:idmap v:ext="edit" data="1"/>
</o:shapelayout></xml><![endif]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span></b>
<br />
<h1 style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="color: windowtext; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">I.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: windowtext; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">Diagnosis Infeksi Dengue</span></h1>
<h1 style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: none; text-align: justify;">
<span style="color: windowtext; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; font-weight: normal; line-height: 115%; mso-bidi-font-weight: bold;">Kriteria diagnosis infeksi dengue
dibagi menjadi kriteria diagnosis klinis dan kriteria diagnosis laboratoris.
Kriteria diagnosis klinis penting dalam penapisan kasus, tata laksana kasus,
memperkirakan prognosis kasus, dan surveilans. Kriteria diagnosis laboratoris
yaitu kriteria diagnosis dengan konfirmasi laboratorium yang penting dalam
pelaporan, surveilans, penelitian dan langkah-langkah tindakan preventif dan
promotif.</span></h1>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">A. Kriteria Diagnosis
Klinis</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 72.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Manifestasi
klinis infeksi dengue sangat bervariasi dan sulit dibedakan dari penyakit
infeksi lain terutama pada fase awal perjalanan penyakit-nya. Dengan
meningkatnya kewaspadaan masyarakat terhadap infeksi dengue, tidak jarang
pasien demam dibawa berobat pada fase awal penyakit, bahkan pada hari pertama demam.
Sisi baik dari kewaspadaan ini adalah pasien demam berdarah dengue dapat
diketahui dan memperoleh pengobatan pada fase dini, namun di sisi lain pada
fase ini sangat sulit bagi tenaga kesehatan untuk menegakkan diagnosis demam
berdarah dengue. Oleh karena itu diperlukan petunjuk kapan suatu infeksi dengue
harus dicurigai, petunjuk ini dapat berupa tanda dan gejala klinis serta
pemeriksaan laboratorium rutin. Tanpa adanya petunjuk ini di satu sisi akan
menyebabkan keterlambatan bahkan kesalahan dalam menegakkan diagnosis dengan
segala akibatnya, dan di sisi lain menyebabkan pemeriksaan laboratorium
berlebih dan bahkan perawatan yang tidak diperlukan yang akan merugikan baik
bagi pasien maupun dalam peningkatan beban kerja rumah sakit. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 72.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Berdasar
petunjuk klinis tersebut dibuat kriteria diagnosis klinis, yang terdiri atas
kriteria diagnosis klinis Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD), Demam
Berdarah Dengue dengan syok (Sindrom Syok Dengue/SSD), dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Expanded Dengue Syndrome</i> (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">unusual
manifestation)</i>. <span style="mso-no-proof: yes;">(UKK Infeksi dan Penyakit
Tropis IDAI, 2014)</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;"></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l17 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Demam Dengue (DD)</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 90.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Demam tinggi mendadak</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (biasanya ≥ 39º)</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ditambah 2 atau lebih gejala</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">/tanda</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> penyerta:</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nyeri
kepala</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo3; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nyeri
belakang bola mata</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nyeri otot
& tulang</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ruam kulit<span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Manifestasi
perdarahan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Leukopenia (Lekosit ≤ 5000 /mm³)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Trombositopenia (Trombosit< 150.000 /mm³ )</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Peningkatanhematokrit 5 – 10 % </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l17 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Demam
Berdarah Dengue (DBD)</span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l18 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">1)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Diagnosis
DBD dapat ditegakkan bila ditemukan manifestasi berikut:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l44 level1 lfo17; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-themecolor: text1;">Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi,
terus-menerus</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l44 level1 lfo17; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Adanya
manifestasi <span style="color: black; mso-themecolor: text1;">perdarahan baik yang
spontan seperti petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji tourniquet positif.</span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l44 level1 lfo17; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-themecolor: text1;">Trombositopnia (Trombosit ≤ 100.000/mm³)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l44 level1 lfo17; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Arial; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-themecolor: text1;">Adanya kebocoran plasma (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">plasma leakage</i>) akibat dari peningkatan permeabilitas vaskular yang
ditandai salah satu atau lebih tanda berikut:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 162.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level2 lfo16; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-themecolor: text1;">Peningkatan hematokrit/hemokonsentrasi ≥ 20%
dari nilai baseline atau penurunan sebesar itu pada fase konvalesens</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 162.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level2 lfo16; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol; mso-themecolor: text1;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-themecolor: text1;">Efusi pleura, asites atau hipoproteinemia/
hipoalbuminemia</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<a name='more'></a><br />
<div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l18 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">2)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Karakteristik gejala dan
tanda</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">utama
DBD </span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebagai berikut: </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l10 level1 lfo15; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Demam</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l28 level1 lfo9; tab-stops: list 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Demam tinggi yang mendadak, terus
menerus, berlangsung 2-7 hari. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l28 level1 lfo9; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<s><span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></s><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Akhir fase demam </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">setelah hari ke-3 </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">saat
demam mulai menurun, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">hati-hati</b>
karena </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">pada </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">fase
tersebut dapat</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span lang="EN-US">terjadi</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
syok. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Demam </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hari
ke</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span lang="EN-US">sampai ke-6</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">,
adalah fase kritis terjadinya syok. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l10 level1 lfo15; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tanda-tanda perdarahan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l14 level1 lfo10; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penyebab perdarahan pada
pasien DBD ialah vaskulopati, trombositopenia dan gangguan fungsi trombosit,
serta koagulasi intravaskular yang menyeluruh. Jenis perdarahan yang terbanyak
adalah perdarahan kulit seperti uji <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Tourni</i></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">q</span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">uet</span></i><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> positif (uji <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Rumple Leed</i>/uji
bendung), petekie, purpura, ekimosis dan perdarahan konjungtiva. Petekie dapat
muncul pada hari-hari pertama demam tetapi dapat pula dijumpai</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span lang="EN-US">setelah hari ke-3 demam.</span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l14 level1 lfo10; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Petekie sering sulit
dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk, untuk membedakannya: lakukan penekanan
pada bintik merah yang dicurigai dengan kaca obyek atau penggaris plastik
transparan, </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">atau dengan meregangkan kulit<span style="color: black;">.
Jika bintik merah menghilang </span></span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">saat penekanan/ peregangan kulit </span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">berarti bukan petekie. Perdarahan lain yaitu epitaksis, perdarahan
gusi, melena dan hematemesis. Pada anak yang belum pernah mengalami mimisan,
maka mimisan merupakan tanda penting. Kadang-kadang dijumpai pula perdarahan
konjungtiva atau hematuria.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="border: solid windowtext 1.0pt; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-element: para-border-div; padding: 1.0pt 4.0pt 1.0pt 4.0pt;">
<div class="MsoNormal" style="border: none; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-list: l21 level1 lfo14; mso-padding-alt: 1.0pt 4.0pt 1.0pt 4.0pt; padding: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="color: black; font-family: Symbol; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Uji </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bendung (</span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tourniquet</span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
Test)</span></i><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> sebagai tanda perdarahan ringan, dapat dinilai
sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">presumptif test</i> (dugaan kuat).
</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-list: l21 level1 lfo14; mso-padding-alt: 1.0pt 4.0pt 1.0pt 4.0pt; padding: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="color: black; font-family: Symbol; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada hari ke-2 demam,
uji <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Tourniquet</i> memiliki sensitivitas
90,6% dan spesifisitas<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>77,8%,dan pada
hari ke-3 demam nilai sensitivitas 98,7% dan spesifisitas 74,2%.</span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-list: l21 level1 lfo14; mso-padding-alt: 1.0pt 4.0pt 1.0pt 4.0pt; padding: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Uji Tourniquet dinyatakan positif jika terdapat lebih dari 10
petekie<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">pada area 1 inci persegi (2,5 cm x 2,5 cm) di lengan bawah bagian depan (<i>volar</i>)
termasuk pada lipatan siku (<i>fossa cubiti</i>).<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 54.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Cara melakukan uji Tourniquet sebagai berikut :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l41 level1 lfo12; tab-stops: list 36.0pt 108.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pasang manset anak pada
lengan atas (ukuran manset sesuaikan dengan umur anak, yaitu lebar manset = 2/3
lengan atas)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l19 level1 lfo13; tab-stops: list 36.0pt 108.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV" style="color: black; font-family: Symbol; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pompa tensimeter untuk
mendapatkan tekanan sistolik dan tekanan diastolik</span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l19 level1 lfo13; tab-stops: list 36.0pt 108.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Aliran darah pada lengan
atas dibendung pada tekanan antara sistolik dan diastolik<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>(rata-rata tekanan sistolik dan diastolik) <span style="mso-bidi-font-weight: bold;">selama 5 menit. (Bila telah terlihat adanya
bintik-bintik merah ≥ 10 buah, pembendungan dapat dihentikan).</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l19 level1 lfo13; tab-stops: list 36.0pt 108.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lihat pada bagian bawah
lengan depan (daerah volar) dan atau daerah lipatan siku <i>(fossa cubiti), </i>apakah
timbul bintik-bintik merah, tanda perdarahan (petekie)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l37 level1 lfo11; tab-stops: list 36.0pt 108.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hasil Uji Tourniquet
dinyatakan positif (+) bila ditemukan ≥ 10 bintik perdarahan (petekia), pada
luas </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1 inci persegi ( 2,5 cm<sup>2</sup>.)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l10 level1 lfo15; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hepatomegali (pembesaran hati)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l37 level1 lfo11; tab-stops: list 36.0pt left 108.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pembesaran hati pada
umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit, bervariasi dari hanya sekedar
dapat diraba <i>(just palpable) </i>sampai 2-4 cm di bawah lengkungan iga kanan</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dibawahprocesusXifoideus</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l37 level1 lfo11; tab-stops: list 36.0pt left 108.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Proses pembesaran hati, dari tidak
teraba menjadi teraba, dapat meramalkan perjalanan penyakit DBD. Derajat
pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit, namun nyeri tekan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> di
hipokondriumkanandisebabkanolehkarenaperegangankapsulhati.</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
Nyeri pe<span style="color: black;">rut lebih tampak jelas pada anak besar dari
pada anak kecil. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l10 level1 lfo15; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syok</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 18.0pt; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Tanda bahaya (<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">warning signs</i></b>) untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya syok pada penderita Demam Berdarah Dengue
dapat dilihat pada Boks A</span></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 121.65pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 1.4pt; mso-yfti-tbllook: 160;">
<tbody>
<tr style="height: 19.85pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td colspan="2" style="background: #BFBFBF; border-bottom: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 19.85pt; mso-background-themecolor: background1; mso-background-themeshade: 191; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 1.4pt;">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-themecolor: text1;">Boks A<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tanda Bahaya (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Warning Signs</i>)</span></b></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1;">
<td style="border-bottom: none; border-left: solid windowtext 1.0pt; border-right: none; border-top: solid windowtext 1.0pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 1.4pt;" valign="top">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Klinis</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: none; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: solid windowtext 1.0pt; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 1.4pt;" valign="top">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Demam turun tetapi keadaan anak memburuk </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Nyeri
perut dan nyeri tekan abdomen</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Muntah
persisten</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Letargi,
gelisah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Perdarahaan
mukosa</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Pembesaran
hati </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Akumulasi
cairan </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 4.0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Oliguria</span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: solid windowtext 1.0pt; border-right: none; border-top: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 1.4pt;" valign="top">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Laboratorium</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 1.4pt;" valign="top">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Peningkatan kadar hematokrit bersamaan
dengan penurunan cepat jumlah trombosit </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Hematokrit awal tinggi</span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 18.0pt; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: Calibri;">*Sumber : PedomanDiagnosis dan Tatalaksana
Infeksi Dengue pada Anak; UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI; Tahun 2014</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 123.15pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 0cm 134.95pt; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Demam Berdarah Dengue dengan Syok (Sindrom
Syok Dengue/ SSD)</span></b></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.85pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Memenuhi kriteria Demam Berdarah Dengue</span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.85pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Ditemukan adanya tanda dan gejala syok
hipovolemik baik yang terkompensasi maupun yang dekompensasi</span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.85pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 122.4pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 1.4pt; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr style="height: 17.0pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="background: #BFBFBF; border: solid black 1.0pt; height: 17.0pt; mso-background-themecolor: background1; mso-background-themeshade: 191; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 1.4pt;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Boks B<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tanda dan Gejala Syok Terkompensasi</span></b></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 1.4pt;" valign="top">
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 22.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l27 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Takikardia</span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 22.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l27 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Takipnea</span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 22.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l27 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Tekanan nadi (perbedaan antara sistolik dan diastolik) <20 mmHg</span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 22.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l27 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Waktu pengisian kapiler (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">capillary
refill time</i>/CRT) >2 detik</span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 22.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l27 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Kulit dingin</span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 22.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l27 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Produksi urin (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">urine output</i>)
menurun</span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.0pt; margin-left: 22.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l27 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Anak gelisah</span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 18.0pt; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 8.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: Calibri;">*Sumber : PedomanDiagnosis dan Tatalaksana
Infeksi Dengue pada Anak; UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI; Tahun 2014</span></i></div>
<table align="left" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 6.75pt; margin-left: 97.65pt; margin-right: 6.75pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 1.4pt; mso-table-anchor-horizontal: page; mso-table-anchor-vertical: paragraph; mso-table-left: 95.35pt; mso-table-lspace: 9.0pt; mso-table-rspace: 9.0pt; mso-table-top: 8.15pt; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr style="height: 13.9pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="background: #BFBFBF; border: solid black 1.0pt; height: 13.9pt; mso-background-themecolor: background1; mso-background-themeshade: 191; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 1.4pt;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-element-anchor-horizontal: page; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 9.0pt; mso-element-left: 95.4pt; mso-element-top: 8.15pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; tab-stops: 134.95pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Boks C<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tanda dan Gejala Syok Dekompensasi</span></b></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border-top: none; border: solid black 1.0pt; mso-border-alt: solid black .5pt; mso-border-themecolor: text1; mso-border-themecolor: text1; mso-border-top-alt: solid black .5pt; mso-border-top-themecolor: text1; padding: 0cm 5.4pt 0cm 1.4pt;" valign="top">
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 25.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 3.0pt; mso-add-space: auto; mso-element-anchor-horizontal: page; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 9.0pt; mso-element-left: 95.4pt; mso-element-top: 8.15pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-list: l9 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Takikardia</span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 25.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-element-anchor-horizontal: page; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 9.0pt; mso-element-left: 95.4pt; mso-element-top: 8.15pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-list: l9 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Hipotensi (sistolik dan diastolik turun)</span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 25.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-element-anchor-horizontal: page; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 9.0pt; mso-element-left: 95.4pt; mso-element-top: 8.15pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-list: l9 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Nadi cepat dan kecil</span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 25.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-element-anchor-horizontal: page; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 9.0pt; mso-element-left: 95.4pt; mso-element-top: 8.15pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-list: l9 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Pernapasan Kusmaull atau hiperpnoe</span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 25.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-element-anchor-horizontal: page; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 9.0pt; mso-element-left: 95.4pt; mso-element-top: 8.15pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-list: l9 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Sianosis</span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 25.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-element-anchor-horizontal: page; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 9.0pt; mso-element-left: 95.4pt; mso-element-top: 8.15pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-list: l9 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Kulit lembap dan dingin</span></div>
<div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: 4.0pt; margin-left: 25.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-element-anchor-horizontal: page; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-frame-hspace: 9.0pt; mso-element-left: 95.4pt; mso-element-top: 8.15pt; mso-element-wrap: around; mso-element: frame; mso-height-rule: exactly; mso-list: l9 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">Profound shock</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Calibri;">: nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l17 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Expanded Dengue Syndrom</span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">
(EDS)</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Memenuhi kriteria Demam Dengue atau
Demam Berdarah Dengue baik yang disertai syok maupun tidak, dengan manifestasi
klinis komplikasi infeksi virus dengue atau dengan manifestasi klinis yang
tidak biasa, seperti tanda dan gejala:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kelebihan
cairan</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Gangguan
elektrolit</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ensefalopati</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ensefalitis</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Perdarahan
hebat</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Gagal
ginjal akut</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Haemolytic Uremic Syndrome</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Gangguan
jantung: gangguan konduksi, miokarditis, perikarditis</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Infeksi
ganda</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 90.0pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">B. Kriteria Diagnosis
Laboratoris</span></b></div>
<div class="MsoNormalCxSpLast" style="margin-bottom: 4.0pt; margin-left: 50.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Kriteria
Diagnosis Laboratoris infeksi dengue baik demam dengue, demam berdarah dengue
maupun <i style="mso-bidi-font-style: normal;">expanded dengue syndrom</i>terdiri
atas:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l13 level1 lfo18; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Probable</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">;
apabila diagnosis klinis diperkuat oleh hasil pemeriksaan serologi antidengue
(deteksi antibodi) serum tunggal dan/atau penderita bertempat tinggal/ pernah
berkunjung ke daerah endemis DBD dalam kurun waktu masa inkubasi.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l13 level1 lfo18; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">Confirmed</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">;
apabila diagnosis klinis diperkuat dengan sekurang-kurangnya salah satu
pemeriksaan berikut:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l23 level1 lfo19; tab-stops: 36.0pt 90.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Isolasi virus
Dengue dari serum atau sampel otopsi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l23 level1 lfo19; tab-stops: 36.0pt 90.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemeriksaan HI
Test </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dimana terdapat p</span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">eningkatan titer antibodi 4 kali pada pasangan serumakut dan konvalesen
atau peningkatan antibodi IgM spesifik untuk virus dengue</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l23 level1 lfo19; tab-stops: 36.0pt 90.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Positif antigen
virus Dengue pada pemeriksaan otopsi jaringan, serumatau cairan serebrospinal
(LCS) dengan metode <i style="mso-bidi-font-style: normal;">immunohistochemistry</i>,
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">immunofluoressence</i> atau </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">serokonversi
pemeriksaan IgG dan IgM (dari negatif menjadi positif) pada pemeriksaan
serologi berpasangan (</span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ELISA</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">)</span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l23 level1 lfo19; tab-stops: 36.0pt 90.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Positif </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">pemeriksaan </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;">antigen
dengue</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Calibri;"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dengan
</span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Polymerase Chain Reaction</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (PCR)</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> atau</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Calibri;"> pemeriksaan NS1,</span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">C. Pemeriksaan
Laboratorium</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 51.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ada beberapa jenis pemeriksaan laboratorium pada penderita
</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">infeksi dengue</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span lang="EN-US">antara lain:</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 51.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 66.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l35 level1 lfo22; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">1)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hematologi</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l36 level1 lfo23; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Leukosit</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 102.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l20 level1 lfo20; tab-stops: list 12.0pt left 126.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jumlah leukosit normal, tetapi
biasanya menurun dengan dominasi sel neutrofil. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 102.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l29 level1 lfo21; tab-stops: list 36.0pt left 126.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Peningkatan jumlah sel limfosit
atipikal atau limfosit plasma biru (LPB) > 4% di darah tepi </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">yang biasanya </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dijumpai
pada hari sakit ketiga sampai hari ke tujuh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l36 level1 lfo23; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">T</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">rombosit</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemeriksaan trombosit antara lain dapat dilakukan
dengan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>cara:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 102.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l25 level1 lfo24; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semi kuantitatif (tidak langsung)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 102.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l25 level1 lfo24; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Langsung (Rees-Ecker) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 102.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l25 level1 lfo24; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Cara lainnya sesuai kemajuan
teknologi</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jumlah
trombosit ≤100.000/μl biasanya ditemukan<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>diantara hari ke 3-7 sakit</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemeriksaan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>trombosit<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>perlu<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>diulang</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span lang="EN-US">setiap 4-6 jam</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
sampai terbukti</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">bahwa jumlah
trombosit dalam batas normal atau </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">keadaan klinis penderita sudah membaik</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. </span><span lang="EN-US" style="color: #1f497d; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l36 level1 lfo23; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hematokrit</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Peningkatan nilai hematokrit menggambarkan</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span lang="EN-US">adanya kebocoran
pembuluh darah. Penilaian hematokrit ini</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, merupakan
indikator yang peka akan terjadinya perembesan plasma, sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan hematokrit secara berkala. Pada umumnya penurunan trombosit
mendahului peningkatan hematokrit. Hemokonsertrasi dengan peningkatan
hematokrit <u>></u> 20% (misalnya nilai Ht dari 35% menjadi 42%),
mencerminkan peningkatan permeabilitas kapiler dan perembesan plasma. Perlu
mendapat perhatian, bahwa nilai hematokrit dipengaruhi oleh penggantian cairan
atau perdarahan.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Namunperhitungan selisih nilai hematokrit
tertinggi dan terendah baru dapat dihitung setelah mendapatkan nilai Ht saat akut
dankonvalescen (hari ke-7). </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemeriksaan hematrokrit antara lain
dengan <i>mikro-hematokrit centrifuge</i></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 82.9pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.1pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nilai
normal hematokrit:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 102.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l12 level4 lfo26; tab-stops: 126.0pt 198.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Anak-anak <span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>: 33 - 38
vol%</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 102.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l12 level4 lfo26; tab-stops: 126.0pt 198.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dewasa laki-laki<span style="mso-tab-count: 1;"> </span><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>:
40 - 48 vol%</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 102.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l12 level4 lfo26; tab-stops: 126.0pt 198.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dewasa perempuan </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">:
37 - 43 vol%<span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Untuk
puskesmas yang tidak ada alat untuk pemeriksaan Ht, dapat dipertimbangkan
estimasi nilai Ht = 3 x kadar Hb.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 66.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l35 level1 lfo22; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">2)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Radiologi</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 66.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada foto toraks </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">posisi
“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Right Lateral Decubitus</i>” </span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">apat
mendeteksi adanya efusi pleura minimal pada </span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">p</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">aru kanan</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Sedangkan asites</span><span style="color: #00b0f0; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">penebalan dinding kandung
empedu</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan
pemeriksaan Ultra Sonografi (USG)</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.<span style="color: black;"></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 66.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l35 level1 lfo22; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">3)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">S</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">erologis</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 66.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemeriksaan serologis didasarkan atas timbulnya antibodi pada
penderita </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ter</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">infeksi</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
virus Dengue</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 66.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l38 level1 lfo25; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Uji
Serologi Hemaglutinasi </span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">I</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">nhibisi (</span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Haemaglutination<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Inhibition</span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Test)</span></i><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemeriksaan HI sampai saat ini
dianggap sebagai</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span lang="EN-US">uji baku emas</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">gold standard</i>). Namun
pemeriksaan ini memerlukan 2 sampel darah (serum) dimana spesimen harus diambil
pada </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">fase akut dan </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">fase </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">konvalensen
(penyembuhan)<span style="mso-bidi-font-weight: bold;">, sehinggga tidak dapat
memberikan hasil yang cepat.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l38 level1 lfo25; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ELISA (IgM/IgG)<span style="mso-bidi-font-weight: bold;"></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Infeksi dengue dapat dibedakan sebagai
infeksi primer atau sekunder dengan menentukan rasio limit antibodi dengue IgM
terhadap IgG. Dengan cara uji antibodi dengue IgM dan IgG, uji tersebut dapat
dilakukan hanya dengan menggunakan satu sampel darah (serum) saja, yaitu darah
akut sehingga hasil cepat didapat. Saat ini tersedia <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dengue Rapid Test</i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>(misalnya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dengue Rapid Strip Test</i>) dengan prinsip
pemeriksaan ELISA.</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l38 level1 lfo25; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></i><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Interpretasi Hasil Pemeriksaan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dengue Rapid Test</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dengue
Rapid Test</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> mendiagnosis infeksi virus primer
dan sekunder melalui penentuan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">cut-off</i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kadar IgM dan IgG dimana <i style="mso-bidi-font-style: normal;">cut-off</i> IgM ditentukan untuk dapat mendeteksi antibodi IgM yang
secara khas muncul pada infeksi virus dengue primer dan sekunder, sedangkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">cut off</i> antibodi IgG<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ditentukan hanya mendeteksi antibodi kadar
tinggi yang secara khas muncul pada infeksi virus dengue sekunder (biasanya IgG
ini mulai terdeteksi pada hari ke-2 demam) dan disetarakan dengan titer HI >
1:2560 (tes HI sekunder) sesuai standar WHO. Hanya respons antibodi IgG infeksi
sekunder aktif saja yang dideteksi, sedangkan IgG infeksi primer atau infeksi
masa lalu tidak dideteksi.</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span lang="EN-US">Pada infeksi primer IgG muncul pada setelah hari ke-14,
namun pada infeksi sekunder IgG timbul pada hari ke-2</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Interpretasi hasil adalah apabila garis
yang muncul hanya IgM dan kontrol tanpa garis IgG, maka Positif Infeksi Dengue
Primer (DD). Sedangkan apabila muncul<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>tiga garis pada kontrol, IgM, dan IgG dinyatakan sebagai Positif Infeksi
Sekunder (DBD). Beberapa kasus dengue sekunder tidak muncul garis IgM, jadi
hanya muncul garis kontrol dan IgG saja. Pemeriksaan dinyatakan negatif apabila
hanya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>garis kontrol yang terlihat.
Ulangi pemeriksaan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dalam</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> 2-3 hari lagi</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> apabila gejala klinis</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span lang="EN-US">kearah DBD</span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Pemeriksaan dinyatakan invalid apabila
garis kontrol tidak terlihat dan hanya terlihat garis pada IgM dan/atau IgG
saja.</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 84.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<h1 style="margin-left: 0cm; text-indent: 0cm;">
<span style="color: windowtext; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">II.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: windowtext; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">Tatalaksana Infeksi Dengue</span></h1>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada dasarnya pengobatan infeksi dengue bersifat
simtomatis dan suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai
akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan. Pasien
DD dapat berobat jalan sedangkan pasien DBD dirawat di ruang perawatan biasa.
Tetapi pada kasus DBD dengan komplikasi diperlukan perawatan intensif.
Diagnosis dini dan memberikan nasehat untuk segera dirawat bila terdapat tanda
syok, merupakan hal yang penting untuk mengurangi angka kematian. Di pihak
lain, perjalanan penyakit DBD sulit diramalkan. Kunci keberhasilan tatalaksana
DBD/SSD terletak pada ketrampilan para petugas medis dan paramedis untuk dapat
mengatasi masa peralihan dari fase demam ke fase penurunan suhu (fase kritis,
fase syok) dengan baik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l42 level1 lfo27; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">A.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pertolongan
Pertama Penderita</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada
awal perjalanan DBD gejala dan tanda tidak spesifik, oleh karena itu
masyarakat/keluarga diharapkan waspada jika terdapat gejala dan tanda yang
mungkin merupakan awal perjalanan penyakit tersebut. Gejala dan tanda awal DBD
dapat berupa panas tinggi tanpa sebab jelas yang timbul mendadak, terus-menerus
selama 2-7 hari, badan lemah/lesu, nyeri ulu hati, tampak<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bintik-bintik<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>merah pada kulit seperti bekas gigitan nyamuk disebabkan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pecahnya<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>pembuluh darah kapiler di kulit. </span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Untuk membedakannya kulit diregangkan bila bintik merah itu hilang, bukan
tanda penyakit DBD.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apabila
keluarga/masyarakat menemukan gejala dan tanda di atas, maka pertolongan
pertama oleh keluarga adalah sebagai berikut:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l16 level1 lfo28; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tirah baring
selama demam</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l16 level1 lfo28; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Antipiretik
(parasetamol) 3 kali 1 tablet untuk dewasa, 10-15 mg/kgBB/kali untuk anak.
Asetosal, salisilat, ibuprofen jangan dipergunakan karena dapat menyebabkan
nyeri ulu hati akibat gastritis atau perdarahan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l16 level1 lfo28; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kompres hangat</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l16 level1 lfo28; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Minum banyak
(1-2 liter/hari), semua cairan berkalori diperbolehkan kecuali cairan yang
berwarna coklat dan merah (susu coklat, sirup merah).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l16 level1 lfo28; tab-stops: 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">e.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bila terjadi
kejang (jaga lidah agar tidak tergigit, longgarkan pakaian, tidak memberikan
apapun lewat mulut selama kejang)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 63.0pt; text-align: justify; text-indent: -9.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jika dalam<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>2-3
hari panas tidak turun atau panas turun disertai timbulnya gejala dan tanda
lanjut seperti perdarahan di kulit (seperti bekas gigitan nyamuk),
muntah-muntah, gelisah, mimisan dianjurkan segera dibawa berobat/periksakan ke
dokter atau ke unit pelayanan kesehatan untuk segera mendapat pemeriksaan dan
pertolongan.</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l42 level1 lfo27; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">B.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tatalaksana
Demam Dengue</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US;"> </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">(DD)</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pasien DD dapat berobat jalan, tidak perlu dirawat inap. Pada fase
demam pasien dianjurkan:</span><span lang="ES" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l26 level1 lfo29; tab-stops: list 90.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">1)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tirah baring, selama masih demam.</span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l26 level1 lfo29; tab-stops: list 90.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="SV" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">2)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan.</span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l26 level1 lfo29; tab-stops: list 90.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">3)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Untuk menurunkan suhu
menjadi <39</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">°</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">C, dianjurkan pemberian
parase-tamol. Asetosal/salisilat tidak dianjurkan <i>(indikasi kontra) </i>oleh
karena dapat meyebabkan gastritis, perdarahan, atau asidosis.</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l26 level1 lfo29; tab-stops: list 90.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">4)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dianjurkan pemberian
cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirop, susu, disamping air putih,
dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari.</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l26 level1 lfo29; tab-stops: list 90.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">5)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Monitor suhu, jumlah
trombosit dan hematokrit sampai fase konvalesens.</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada pasien DD, saat suhu turun pada umumnya merupakan tanda
penyembuhan. Meskipun demikian semua pasien harus diobservasi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>terhadap komplikasi yang dapat terjadi selama
2 hari setelah suhu turun. Hal ini disebabkan oleh karena kemungkinan kita
sulit membedakan antara DD<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>DBD<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>pada<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>fase<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>demam.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Perbedaan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>akan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tampak<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>jelas<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>saat suhu turun, yaitu
pada DD akan terjadi penyembuhan sedangkan pada DBD terdapat tanda awal
kegagalan sirkulasi (syok). Komplikasi perdarahan dapat terjadi pada DD tanpa
disertai gejala syok. Oleh karena itu, orang tua atau pasien dinasehati bila
terasa nyeri perut hebat, buang air besar hitam, atau terdapat perdarahan kulit
serta mukosa seperti mimisan, perdarahan gusi, apalagi bila disertai
berkeringat dingin, hal tersebut merupakan tanda kegawatan, sehingga harus
segera dibawa segera ke rumah sakit. Pada pasien yang tidak mengalami
komplikasi setelah suhu turun 2-3 hari, tidak perlu lagi diobservasi.
Tatalaksana DD tertera pada Bagan 2 (Tatalaksana tersangka DBD).</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l42 level1 lfo27; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">C.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tatalaksana
Demam Berdarah Dengue (DBD)</span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 108.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l34 level1 lfo30; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tatalaksana
DBD Tanpa Syok</span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 108.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perbedaan patofisilogik
utama antara DBD dan penyakit lain adalah adanya peningkatan permeabilitas
kapiler yang menyebabkan perembesan plasma dan gangguan hemostasis. Maka
keberhasilan tatalaksana DBD terletak pada bagian mendeteksi secara dini fase
kritis yaitu saat suhu turun <i>(the time of defervescence) </i>yang merupakan
fase awal terjadinya kegagalan sirkulasi, dengan melakukan observasi klinis
disertai pemantauan perembesan plasma dan gangguan hemostasis. </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 108.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Prognosis DBD terletak
pada pengenalan awal terjadinya perembesan plasma, yang dapat diketahui dari
peningkatan kadar hematokrit. Fase kritis pada umumnya mulai terjadi pada hari
ketiga sakit. Penurunan jumlah trombosit sampai ≤100.000/</span><span style="color: black; font-family: Symbol; mso-ascii-font-family: Arial; mso-bidi-font-family: Arial; mso-char-type: symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Arial; mso-symbol-font-family: Symbol;"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: Symbol;">m</span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">l atau kurang dari 1-2 trombosit/Ipb (rata-rata dihitung pada 10
Ipb) terjadi sebelum peningkatan hematokrit dan sebelum terjadi penurunan suhu.
Peningkatan hematokrit ≥20% mencerminkan perembesan plasma dan merupakan
indikasi untuk pemberian cairan. Larutan garam isotonik atau kristaloid sebagai
cairan awal pengganti volume plasma dapat diberikan sesuai dengan berat ringan
penyakit. Perhatian khusus pada kasus dengan peningkatan hematokrit yang terus
menerus dan penurunan jumlah trombosit <50.000/μl. Secara umum pasien DBD
derajat I dan II dapat dirawat di puskesmas, rumah sakit kelas D, C dan pada
ruang rawat sehari di rumah sakit kelas B dan A.</span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Secara umum perjalanan penyakit DBD dibagi menjadi 3 fase<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yaitu fase demam, fase kritis dan fase
penyembuhan (konvalesens):</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l11 level1 lfo31; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">a)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Fase Demam</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tatalaksana DBD fase demam tidak berbeda dengan tatalaksana DD,
bersifat simtomatik<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>suportif<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>yaitu<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pemberian<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>cairan<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>oral<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>untuk<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mencegah dehidrasi. Apabila cairan oral
tidak dapat diberikan oleh karena tidak mau minum, muntah atau nyeri perut yang
berlebihan, maka cairan intravena rumatan perlu diberikan. Antipiretik
kadang-kadang diperlukan, tetapi perlu diperhatikan bahwa antipiretik tidak
dapat mengurangi lama demam pada DBD. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l11 level1 lfo31; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">b)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Fase Kritis</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Periode kritis adalah waktu transisi, yaitu saat suhu turun
pada umumnya hari ke 3-5 fase demam. Pasien harus diawasi ketat terhadap kejadian
syok yang mungkin terjadi. Pemeriksaan kadar hematokrit berkala merupakan pemeriksaan
laboratorium yang terbaik untuk pengawasan hasil pemberian cairanya itu menggambarkan
derajat kebocoran plasma dan pedoman kebutuhan cairan intravena.
Hemokonsentrasi pada umumnya terjadi sebelum dijumpai perubahan tekanan darah dan
tekanan nadi. Hematokrit harus diperiksa minimal satu kali sejak hari sakit ketiga
sampai suhu normal kembali. Bila sarana pemeriksaan hematokrit tidak tersedia,
pemeriksaan hemoglobin dapat dipergunakan sebagai alternatif walaupun tidak terlalu
sensitif.</span></div>
<div style="border: solid windowtext 1.0pt; margin-left: 120.5pt; margin-right: 0cm; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-element: para-border-div; padding: 1.0pt 0cm 1.0pt 0cm;">
<div class="MsoNormal" style="border: none; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-padding-alt: 1.0pt 0cm 1.0pt 0cm; padding: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Untuk puskesmas yang
tidak ada alat pemeriksaan Ht, dapat dipertimbangkan dengan menggunakan Hb
Sahli dengan estimasi nilai Ht=3x kadar Hb</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></b></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 90.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penggantian Volume Plasma</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dasar patogenesis DBD adalah perembesan plasma, yang terjadi pada
fase penurunan suhu <i>(fase afebris, fase krisis, fase syok) </i>maka dasar
pengobatannya adalah penggantian volume plasma yang hilang. Walaupun demikian,
penggantian cairan harus diberikan dengan bijaksana dan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berhati-hati. Kebutuhan cairan awal
dihitung untuk 2-3 jam pertama, sedangkan pada kasus syok mungkin lebih sering
(setiap 30-60 menit). Tetesan berikutnya harus selalu disesuaikan dengan tanda
vital, kadar hematokrit, dan jumlah volume urin. Secara umum volume yang
dibutuhkan adalah jumlah <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">cairan rumatan
ditambah 5-8%</b></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 4.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Cairan intravena diperlukan, apabila: </span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l32 level1 lfo33; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">1)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Anak terus menerus muntah, tidak mau minum, demam tinggi sehingga
tidak mungkin diberikan minum per oral, ditakutkan terjadinya dehidrasi
sehingga mempercepat terjadinya syok,</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l32 level1 lfo33; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">2)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nilai hematokrit cenderung meningkat pada pemeriksaan berkala.
Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat dehidrasi dan kehilangan
elektrolit, dianjurkan cairan glukosa 5% di dalam larutan NaCI 0,45%. Bila
terdapat asidosis, diberikan natrium bikarbonat 7,46%, 1-2 ml/kgBB<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>intravena bolus perlahan-lahan.</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 4.5pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada saat pasien datang, berikan cairan kristaloid/ NaCI 0,9% atau
dekstrosa 5% dalam ringer laktat/NaCI 0,9%, 6-7 ml/kgBB/jam. Monitor tanda
vital, diuresis setiap jam dan hematokrit serta trombosit setiap 6 jam.
Selanjutnya evaluasi 12-24 jam.</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apabila selama observasi keadaan umum membaik yaitu anak nampak
tenang, tekanan nadi kuat, tekanan darah stabil, diuresis cukup, dan kadar Ht
cenderung turun minimal dalam 2 kali pemeriksaan berturut-turut, maka tetesan
dikurangi menjadi 5 ml/kgBB/jam. Apabila dalam observasi selanjutnya tanda
vital tetap stabil, tetesan dikurangi menjadi 3 ml/kgBB/jam dan akhirnya cairan
dihentikan setelah 24-48 jam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jenis Cairan </span></b><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l33 level1 lfo32; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kristaloid:</span></i><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Larutan ringer laktat
(RL), Larutan ringer asetat (RA), Larutan garam faali (GF), Dekstrosa 5% dalam
larutan ringer laktat (D5/RL), Dekstrosa 5% dalam larutan ringer asetat
(D5/RA), Dekstrosa 5% dalam 1/2 larutan garam faali (D5/1/2LGF)</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Catatan: Untuk resusitasi syok dipergunakan larutan RL atau RA,
tidak boleh larutan yang mengandung dekstosa)</span><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l33 level1 lfo32; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Koloid:</span></i><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dekstran 40, Plasma,
Albumin, Hidroksil etil starch 6%, gelafundin</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l11 level1 lfo31; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">c)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Fase Penyembuhan/konvalesen</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada fase penyembuhan, ruamkonvalesen</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">/ sekunder</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
<span lang="EN-US">akan muncul pada daerah esktremitas. Perembesan plasma
berhenti ketika memasuki fase penyembuhan, saat terjadi reabsorbsi cairan ekstravaskular
kembali ke dalam intravaskuler. Apabila pada saat itu cairan tidak dikurangi,
akan menyebabkan edema palpebra, edema paru dan distress pernafasan.</span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: center;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: yes;"><br /></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes;"></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: center;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 9.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l34 level1 lfo30; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tatalaksana
DBD denganSyok(Sindrom Syok Dengue/ SSD)</span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syok merupakan keadaan kegawatan. Cairan
pengganti (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">volume replacement</i>) adalah
pengobatan yang utama,berguna untuk memperbaiki kekurangan volume plasma.
Pasien anak cepat mengalami syok dan sembuh kembali bila diobati segera dalam
48 jam. Pasien harus dirawat dan segera diobati bila dijumpai tanda-tanda syok
yaitu gelisah, letargi/lemah, ekstrimitas dingin, bibir sianosis, oliguri, dan
nadi lemah, tekanan nadi menyempit (≤ 20mmHg) atau hipotensi, dan peningkatan
mendadak dari kadar hematokrit atau kadar hematokrit meningkat terus menerus
walaupun telah diberi cairan intravena.Pada penderita SRD dengan tensi tak
terukur dan tekanan nadi ≤20 mm Hg segera berikan cairan kristaloid sebanyak 20
ml/kg BB selama 30 menit, bila syok teratasi turunkan menjadi 10 ml/kgBB/jam.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tatalaksana
DBD dengan Syok meliputi:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l15 level1 lfo45; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">a)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Peng</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">g</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">antian Volume Plasma
Segera</span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Cairan resusitasi awal adalah larutan kristaloid
20 ml/kgBB<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>secara intravena dalam 30
menit. Pada anak dengan berat badan lebih, diberi cairan sesuai berat BB ideal
dan umur, bila tidak ada perbaikan pemberian cairan kristoloid ditambah cairan
koloid. Apabila syok belum dapat teratasi setelah 60 menit, berikan cairan
koloid<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>10-20 ml/kg BB secepatnya dalam
30 menit. Pada umumnya pemberian koloid tidak melebihi 30ml/kgBB/hari atau
maksimal pemberian koloid 1500ml/hari, dan sebaiknya tidak diberikan pada saat
perdarahan. Setelah pemberian cairan resusitasi kristaloid dan koloid, syok
masih menetap sedangkan kadar hematokrit turun, maka pikirkan adanya perdarahan
internal.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Maka dianjurkan pemberian
transfusi darah segar/ komponen sel darah merah. Apabila nilai hematokrit
tetap<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tinggi, maka berikan darah dalam
volume kecil (10ml/kgBB/jam) dapat diulang sampai 30ml/kgBB/24jam, Setelah
keadaan klinis membaik, tetesan infus dikurangi bertahap sesuai keadaan klinis
dan kadar hematokrit.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l15 level1 lfo45; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">b)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemeriksaan Hematokrit untuk Memantau Penggantian Volume Plasma</span></b><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemberian cairan harus tetap diberikan walaupun tanda vital telah
membaik dan kadar hematokrit turun. Tetesan cairan segera diturunkan menjadi 10
ml/kgBB/jam dan kemudian disesuaikan tergantung dari kehilangan plasma yang
terjadi selama 24-48 jam. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Cairan intravena dapat
dihentikan apabila hematokrit telah turun, dibandingkan nilai Ht sebelumnya.
Jumlah urin 1ml/kgBB/jam atau lebih merupakan indikasi bahwa keadaaan sirkulasi
membaik. Pada umumnya, cairan dapat dihentikan setelah 48 jam syok teratasi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -1.65pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apabila cairan tetap diberikan dengan jumlah
yang berlebih pada saat terjadi reabsorpsi plasma dari ekstravaskular (ditandai
dengan penurunan kadar hematokrit setelah pemberian cairan rumatan), maka akan
menyebabkan hipervolemia dengan akibat edema paru dan gagal jantung. Penurunan
hematokrit pada saat reabsorbsi plasma ini jangan dianggap sebagai tanda
perdarahan, tetapi disebabkan oleh hemodilusi. Nadi yang kuat, tekanan darah
normal, diuresis cukup, tanda vital baik, merupakan tanda terjadinya fase
reabsorbsi.</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l15 level1 lfo45; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">c)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Koreksi Ganggungan Metabolik dan Elektrolit</span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hiponatremia dan asidosis metabolik sering menyertai pasien
DBD/SSD, maka analisis gas darah dan kadar elektrolit harus selalu diperiksa
pada DBD berat. Apabila asidosis tidak dikoreksi, akan memacu terjadinya KID,
sehingga tatalaksana pasien menjadi lebih kompleks.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada umumnya, apabila
penggantian cairan plasma diberikan secepatnya dan dilakukan koreksi asidosis
dengan natrium bikarbonat, maka perdarahan sebagai akibat KID, tidak akan
tejadi sehingga heparin tidak diperlukan.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l15 level1 lfo45; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">d)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemberian Oksigen</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: SV; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Terapi oksigen 2 liter per menit harus selalu diberikan pada semua
pasien syok. Dianjurkan pemberian oksigen dengan mempergunakan masker, tetapi
harus diingat pula pada anak seringkali menjadi makin gelisah apabila dipasang
masker oksigen.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l15 level1 lfo45; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">e)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Transfusi Darah</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemeriksaan golongan darah <i>cross-matching </i>harus dilakukan
pada setiap pasien syok, terutama pada syok yang berkepanjangan <i>(prolonged
shock). </i>Pemberian transfusi darah diberikan pada keadaan manifestasi
perdarahan yang nyata. Kadangkala sulit untuk mengetahui perdarahan interna <i>(internal
haemorrhage) </i>apabila disertai hemokonsentrasi. Penurunan hematokrit
(misalnya dari 50% menjadi 40%) tanpa perbaikan klinis walaupun telah diberikan
cairan yang mencukupi, merupakan tanda adanya perdarahan. Pemberian darah segar
dimaksudkan untuk mengatasi pendarahan karena cukup mengandung plasma, sel
darah merah dan faktor </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">pembeku<span style="color: black;">
trombosit. Plasma segar dan atau suspensi trombosit berguna untuk pasien dengan
KID</span>(Koagulasi Intravascular </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">D</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">isseminata)<span style="color: black;"> dan perdarahan masif.
KID biasanya terjadi pada syok berat dan menyebabkan perdarahan masif sehingga
dapat menimbulkan kematian. </span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 142.35pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l15 level1 lfo45; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">f)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Monitoring</span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 142.35pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tanda vital dan kadar hematokrit harus dimonitor dan dievaluasi
secara teratur untuk menilai hasil pengobatan. Hal-hal yang harus diperhatikan
pada monitoring adalah :</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 180.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l30 level1 lfo34; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">(1)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nadi, tekanan darah,
respirasi, dan temperatur harus dicatat setiap 15-30menit atau lebih sering,
sampai syok dapat teratasi.</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 180.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l30 level1 lfo34; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">(2)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kadar hematokrit harus
diperiksa tiap 4-6 jam sekali sampai keadaan klinispasien stabil.</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 180.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l30 level1 lfo34; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">(3)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Setiap pasien harus
mempunyai formulir pemantauan, mengenai jenis cairan,jumlah, dan tetesan, untuk
menentukan apakah cairan yang diberikan sudahmencukupi.</span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 180.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l30 level1 lfo34; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">(4)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jumlah dan frekuensi
diuresis </span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.65pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -1.65pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada pengobatan renjatan/ syok, kita harus yakin
benar bahwa penggantian volume intravaskuler telah benar-benar terpenuhi dengan
baik. Apabila diuresis belum cukup 1ml/kgBB/jam, sedang jumlah cairan sudah
melebihi kebutuhan diperkuat dengan tanda <i style="mso-bidi-font-style: normal;">overload</i>
antara lain edema, pernapasan meningkat, maka selanjutnya furosemid 1 mg/kgBB
dapat diberikan. Jika pasien sudah stabil, maka bisa dirujuk ke RS rujukan.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l15 level1 lfo45; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">g)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ruang Rawat Khusus Untuk
DBD</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">/SSD</span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Untuk
mendapatkan tatalaksana DBD lebih efektif, maka pasien DBD seharusnya dirawat
di ruang rawat khusus, yang dilengkapi dengan perawatan untuk kegawatan. Ruang
perawatan khusus tersebut dilengkapi dengan fasilitas laboratorium untuk
memeriksa kadar hemoglobin, hematokrit, dan trombosit yang tersedia selama 24
jam. Pencatatan merupakan hal yang penting dilakukan di ruang perawatan DBD.
Paramedis dapat dibantu oleh orang tua/ keluarga pasien untuk mencatat jumlah
cairan baik yang diminum maupun yang diberikan secara intravena, serta
menampung urin serta mencatat jumlahnya.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 144.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 142.35pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l15 level1 lfo45; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">h)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kriteria Memulangkan Pasien</span></b><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 142.35pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-outline-level: 9; page-break-after: avoid; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pasien dapat dipulangkan, apabila memenuhi semua keadaan dibawah
ini:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 180.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo35; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="PT-BR" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">(1)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tampak perbaikan secara klinis</span><span lang="PT-BR" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 180.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo35; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="PT-BR" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">(2)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik</span><span lang="PT-BR" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 180.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo35; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="PT-BR" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">(3)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tidak dijumpai distres pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura
atau asidosis)</span><span lang="PT-BR" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 180.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo35; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="PT-BR" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">(4)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hematokrit stabil</span><span lang="PT-BR" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 180.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo35; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="PT-BR" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">(5)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jumlah trombosit >50.000/</span><span style="font-family: Symbol; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Symbol;"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: Symbol;">m</span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">l dan menunjukan kecenderungan meningkat</span><span lang="PT-BR" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 180.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo35; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="PT-BR" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">(6)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tiga hari setelah syok teratasi (hemodinamik stabil) </span><span lang="PT-BR" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 180.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo35; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="PT-BR" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">(7)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nafsu makan membaik</span><span lang="PT-BR" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: PT-BR; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 108.0pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 108.0pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l42 level1 lfo27; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">D.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tatalaksana
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Expanded Dengue Syndrom</i></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo42; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tatalaksana kelebihan cairan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">volume
overload</i>)</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l7 level1 lfo43; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada keadaan kelebihan cairan perlu dinilai keadaan klinis,
dihitung kembali cairan yang telah diberikan, dan cek <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">A-B-C-S</b>(<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Acidosis-Bleeding-Calcium-Sugar</i>)
apakah telah dikoreksi. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l7 level1 lfo43; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Turunkan jumlah cairan menjadi 1 mL/kgBB/ jam, bila tersedia
cairan koloid, ganti kristaloid dengan cairan koloid.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l7 level1 lfo43; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada stadium lanjut dengan ditemukannya tanda edema paru,
furosemid 1 mg/kgBB/dosis segera diberikan bila tekanan darah stabil serta
kadar ureum dan kreatinin normal. Setelah pemberian furosemid perlu dipantau
setiap 15 menit untuk menilai keberhasilan pengobatan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l7 level1 lfo43; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ukur volume diuresis melalui kateter urin</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l7 level1 lfo43; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apabila tidak ada perbaikan setelah pemberian furosemid, periksa
status volume intravaskular (pemantauan CVP). Apabila volume intravascular
baik, pemberian furosemid dapat diulang untuk kedua kalinya dengan dosis ganda.
Namun apabila masih terjadi oliguria maka harus segera dilakukan dialisis,
berarti pasien dalam keadaan gagal ginjal akut, keadaan ini mempunyai prognosis
yang buruk. Apabila volume intravaskular tidak adekuat maka cek A-B-C-S dan
koreksi gangguan keseimbangan elektrolit.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 70.9pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l39 level1 lfo44; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tatalaksana Gangguan Elektrolit </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Gangguan elektrolit sering
terjadi selama fase kritis dan tersering yaitu hiponatremia dan hipokalsemia.
Sedangkan hipokalemia sering pada fase konvalesens.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hiponatremia terjadi
sebagai akibat dari pemberian cairan hipotonis yang tidak adekuat. Apabila ada
kejang diberikan Natrium 3%, apabila tidak ada kejang cukup diberikan cairan
dekstrose 5%-NaCl 0,9%.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hipokalsemia disebabkan
perembesan kalsium yang mengikuti albumin masuk ke cairan pleura atau
peritoneal. Direkomendasikan diberikan kalsium glukonas 10% dengan dosis 1
mL/kgBB/dosis (maksimum 10 mL) diencerkan dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">aquadest</i>, diberikan setiap 6 jam hanya untuk kasus SSD dekompensasi
atau pasien dengan kelebihan cairan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tidak diperlukan pemberian
kalsium untuk kasus dengue tanpa komplikasi dan tanpa gejala.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 70.9pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l34 level1 lfo30; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tatalaksana Ensefalopati</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada ensefalopati dengue,
paling sering berhubungan dengan gangguan fungsi hati, namun dapat pula
disebabkan oleh gangguan serebral sekunder akibat syok, gangguan elektrolit,
atau perdarahan intrakranial. Penyebab ensefalopati harus dicari dan diberi
pengobatan sesuai penyebab.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada pasien ensefalopati
harus diperiksa kadar amoniak, enzim transaminase (SGOT dan SGPT), PT, APTT dan
albumin untuk memantau fungsi hati. Kadar elektrolit harus diperiksa dan segera
dilakukan koreksi bila ditemukan kelainan. Pemeriksaan radiologi kepala (CT-<i style="mso-bidi-font-style: normal;">scan</i>/MRI) direkomendasikan untuk
menyingkirkan perdarahan intrakranial.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tata laksana ensepalopati
meliputi:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l24 level1 lfo36; tab-stops: list 362.2pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mempertahankan oksigenasi dengan pemberian oksigen. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l24 level1 lfo36; tab-stops: list 306.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mencegah/mengurangi tekanan intrakranial dengan cara sebagai
berikut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 164.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l22 level1 lfo37; tab-stops: list 306.0pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span style="color: black; font-family: "Courier New"; mso-fareast-font-family: "Courier New";"><span style="mso-list: Ignore;">o<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berikan cairan intravena dengan volume yang dibatasi (restriksi),
tidak lebih dari 80% kebutuhan rumatan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 164.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l22 level1 lfo37; tab-stops: list 288.0pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span style="color: black; font-family: "Courier New"; mso-fareast-font-family: "Courier New";"><span style="mso-list: Ignore;">o<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ganti lebih cepat ke cairan koloid apabila hematokrit masih tetap
tinggi</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 164.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l22 level1 lfo37; tab-stops: list 270.0pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span style="color: black; font-family: "Courier New"; mso-fareast-font-family: "Courier New";"><span style="mso-list: Ignore;">o<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemberian diuretik segera pada kasus kelebihan cairan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 164.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l22 level1 lfo37; tab-stops: list 270.0pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span style="color: black; font-family: "Courier New"; mso-fareast-font-family: "Courier New";"><span style="mso-list: Ignore;">o<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Posisi pasien dalam keadaan lebih tegak, posisi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kepala 30 derajat lebih tinggi dari tubuh</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 164.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l22 level1 lfo37; tab-stops: list 270.0pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span style="color: black; font-family: "Courier New"; mso-fareast-font-family: "Courier New";"><span style="mso-list: Ignore;">o<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Intubasi dini bila diperlukan untuk mencegah hiperkarbia dan
mempertahankan jalan napas</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 164.7pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l22 level1 lfo37; tab-stops: list 270.0pt; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span style="color: black; font-family: "Courier New"; mso-fareast-font-family: "Courier New";"><span style="mso-list: Ignore;">o<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Steroid 0,15 mg/kgBB/dosis intravena diberikan setiap 6–8 jam,
untuk mengurangi tekanan intrakranial (apabila tidak ada perdarahan ) </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l24 level1 lfo36; tab-stops: list 270.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengurangi produksi amoniak berikan laktulosa 5–10 mL setiap 6
jam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l24 level1 lfo36; tab-stops: list 252.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Koreksi gangguan asam basa, ketidakseimbangan elektrolit
(hipo/hipernatremia, hipo/hiperkalemia, hipokalsemia), dan asidois. Vitamin K1
intravena 3 mg untuk umur <1 tahun, 5 mg untuk umur <5 tahun, dan 10 mg
untuk umur >5 tahun atau dewasa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l24 level1 lfo36; tab-stops: list 234.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Antikonvulsi diberikan untuk mengatasi kejang: fenobarbital,
dilantin, atau diazepam intravena. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l24 level1 lfo36; tab-stops: list 234.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Transfusi darah, bila diperlukan, sebaiknya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">fresh red packed cell</i>. Komponen darah yang lain seperti suspensi
trombosit dan FFP tidak dianjurkan karena menyebabkan kelebihan cairan dan meningkatkan
tekanan intrakranial.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l24 level1 lfo36; tab-stops: list 234.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Terapi antibiotik empiris dianjurkan apabila dicurigai terjadi
infeksi bakteri sekunder.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l24 level1 lfo36; tab-stops: list 216.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hindari pemberian obat-obatan yang tidak diperlukan oleh karena
pada umumnya obat dimetabolisme di dalam hati.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l24 level1 lfo36; tab-stops: list 216.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Plasmapheresis, hemodialisis atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">renal replacement therapy </i>diberikan pada pasien dengan gangguan
ginjal.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l34 level1 lfo30; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tatalaksana Perdarahan Masif</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l40 level1 lfo38; tab-stops: list 235.1pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apabila sumber perdarahan tampak secara klinis, segera lakukan
tindakan untuk menghentikannya, misalnya mimisan berat dapat dihentikan dengan
tampon nasal. Tranfusi darah harus segera diberikan, apabila kadar hematokrit
menurun. Apabila volume darah yang keluar dapat diukur maka ganti dengan volume
yang sama. Namun, apabila sulit diukur berikan darah segar 10 mL/kgBB atau 5
mL/kgBB <i style="mso-bidi-font-style: normal;">fresh packed red cell</i>,
kemudian diperiksa ulang 3 jam pasca transfusi untuk menentukan apakah
diperlukan transfusi lagi atau tidak.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l40 level1 lfo38; tab-stops: list 198.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada perdarahan gastrointestinal, pemberian H2 antagonis dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">proton pump inhibitor</i>, kurang efektif.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l40 level1 lfo38; tab-stops: list 180.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tidak ada bukti nyata khasiat pemberian komponen darah seperti
suspensi trombosit, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">fresh frozen plasma</i>,
atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">cryoprecipitate</i>, malah dapat
menyebabkan sindrom kelebihan cairan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 126.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l40 level1 lfo38; tab-stops: list 162.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemberian rekombinan faktor VII pada sebagian kasus dengan
perdarahan masif tanpa gagal organ memberi hasil baik, namun selain harganya
sangat mahal juga sulit didapat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 88.9pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l34 level1 lfo30; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tatalaksana Gagal Ginjal Akut</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Gagal ginjal akut dapat
terjadi oleh karena hipoperfusi dalam SSD. Plasmaferesis atau hemodialisis atau
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">renal replacement therapy</i> dapat
dilakukan pada pasien dengan keadaan gagal ginjal yang semakin memburuk.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 70.9pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l34 level1 lfo30; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tatalaksana Sindrom Gangguan Pernapasan Akut</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kerusakan pembuluh darah
paru-paru dapat mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) yang
memerlukan ventilator. Kelebihan cairan harus dihindari untuk mencegah
terjadinya edema paru.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 70.9pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l34 level1 lfo30; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tatalaksana Ensefalitis Dengue</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tata laksana umum
ensefalitis virus meliputi pemantauan dan pemeliharaan jalan napas dan
oksigenasi yang memadai, hidrasi, dan nutrisi. Pungsi lumbal dikerjakan bila
syok telah teratasi, fase kritis telah dilewati dan kesadaran tetap menurun
(hati-hati bila trombosit <50.000/uL). Kejang dapat dikontrol dengan obat
antikonvulsi, dan peningkatan tekanan intrakranial dengan manitol, dan steroid.
Jika dicurigai kemungkinan terjadi infeksi sekunder oleh bakteri maka
antibiotik empiris sesuai dengan antibiogram lokal harus diberikan. Di daerah
endemis, kemungkinan penyakit yang dapat menimbulkan infeksi susunan syaraf
pusat seperti malaria serebral, toksoplasmosis, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">human immunodeficiency virus</i> (HIV), tuberkulosis, dan
Japanese-ensefalitis, sudah harus disingkirkan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 70.9pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l34 level1 lfo30; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">8.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tatalaksana Miokarditis</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Disfungsi kontraktilitas
miokardium dapat terjadi pada pasien DBD yang mengalami syok berkepanjangan.
Pada umumnya disebabkan oleh asidosis metabolik dan hipokalsemia. Sehingga tata
laksana miokarditis dengue selain memberikan obat-obatan untuk miokarditis,
juga segera koreksi asidosis dan hipokalsemia. Miokarditis jarang didapatkan
pada pasien anak di bawah 10 tahun dan pada umumnya bukan sebagai penyebab
kematian pasien DBD. Namun beberapa pasien dengan edema paru atau kelebihan
cairan dapat mengalami miokarditis. Sehingga jika kecurigaan terhadap
miokarditis terjadi pada pasien, pemberian cairan harus berhati-hati.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 70.9pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l34 level1 lfo30; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">9.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tatalaksana Pasien dengan Risiko Tinggi</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Obesitas, bayi, diabetes
melitus, ibu hamil, hipertensi, dalam terapi antikoagulan, penyakit hemolitik
dan hemoglobinopati, penyakit jantung bawaan dan kelainan jantung sistemik,
serta pasien dalam pengobatan steroid memperburuk prognosis demam berdarah
dengue.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l31 level1 lfo39; tab-stops: list 200.2pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Obesitas</span></b><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Pasien obese mempunyai
cadangan respirasi yang kurang dibandingkan anak dengan berat badan ideal,
pemberian cairan harus hati-hati karena lebih mudah terjadi kelebihan cairan.
Volume cairan resusitasi dihitung berdasarkan kebutuhan sesuai berat badan
ideal.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo40; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bayi.</span></b><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Bayi juga mempunyai
cadangan respirasi yang kurang dan lebih rentan terhadap gangguan hati serta
keseimbangan elektrolit. Pada bayi perembesan plasma berlangsung relatif lebih
pendek dan pada umumnya memberikan respons yang cepat terhadap resusitasi cairan.
Oleh karena itu pada bayi harus dilakukan pemantauan yang lebih sering<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>terhadap kemampuan minum dan jumlah diuresis,
bila minum sudah baik dan diuresis baik jumlah intravena harus segera
dikurangi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo40; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Diabetes melitus</span></b><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Pada pasien DM yang
mengalami infeksi dengue, pada umumnya diperlukan pemberian insulin intravena.
Cairan kristaloid yang diberikan harus tidak mengandung glukosa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo40; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ibu hamil</span></b><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Ibu hamil yang menderita
infeksi dengue harus dirawat untuk dilakukan pemantauan lebih ketat. Kerja sama
antara dokter spesialis kebidanan,spesialis anak, spesialis penyakit dalam dan
dokter umum sangat diperlukan. Jumlah cairan yang diberikan pada ibu hamil sama
dengan ibu tidak hamil, dengan pedoman berat badan sebelum hamil. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Konseling terhadap keluarga
harus diberikan terutama bila keadaan umum memburuk.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l43 level1 lfo41; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hipertensi. </span></b><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penderita hipertensi
umumnya sedang minum obat anti hipertensi, hal ini menyamarkan respon
kardiovaskuler dalam keadaan syok. Oleh karena itu diperlukan data dasar
tekanan darah sehari-hari dalam pengobatan.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo40; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Terapi antikoagulan</span></b><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Pada keadaan kritis, obat
antikoagulan harus dihentikan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo40; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penyakit hemolitik dan
hemoglobinopati</span></b><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Pasien hemolitik dan hemoglobinopati mempunyai risiko untuk
memperberat terjadinya hemolisis, maka sering kali memerlukan transfusi darah.
Perhatikan jangan sampai terjadi kelebihan cairan dan hipokalsemia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo40; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penyakit jantung bawaan dan
penyakit jantung iskemik</span></b><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Pemberian cairan harus berhati-hati karena dapat menyebabkan
gagal jantung akibat kelebihan cairan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo40; tab-stops: list 126.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="color: black; font-family: Symbol; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pasien dalam pengobatan
steroid. </span></b><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kortikosteroid
tetap diberikan, hanya rute pemberian-nya diubah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 145.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 70.9pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Laporan kasus/tersangka infeksi dengue dari Puskesmas dan Rumah
Sakit Perawatan menggunakan formulir KDRS dikirimkan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dengan tembusan kepada Puskesmas sesuai dengan domisili (tempat
tinggal) pasien yang bersangkutan. Pelaporan dilakukan 24 jam setelah diagnosis
kerja ditegakkan. Pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium DBD dilakukan oleh
Balai Laboratorium Kesehatan/Bagian Mikrobiologi/bag.laboratorium RS setempat.<a href="https://www.blogger.com/null" name="_GoBack"></a></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sumber : Pedoman Pengendalian DBD Tahun 2015, Bab II </div>
mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-36434329867468964452016-01-24T17:44:00.001-08:002016-02-01T17:30:45.321-08:00Mengenal Penyakit Zika<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglHTNNomcWNBlQ-waCdDTmQnLkfR0bAzNJ64zGFioP3ogW4Md7digxudejRBgEaZ4_r6Bz5iNIWOG9KSNtXz3EQ8IjaUGSdfRezzWtAjleL1WdLRa_5QGbd5x5Fpe-pWQHr_A_SDhwVyAD/s1600/ZIKA.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglHTNNomcWNBlQ-waCdDTmQnLkfR0bAzNJ64zGFioP3ogW4Md7digxudejRBgEaZ4_r6Bz5iNIWOG9KSNtXz3EQ8IjaUGSdfRezzWtAjleL1WdLRa_5QGbd5x5Fpe-pWQHr_A_SDhwVyAD/s640/ZIKA.png" width="406" /></a></div>
<br />
<br />
Wabah penyakit ZIKA dikaitkan dengan cacat bawaan pada bayi baru lahir telah menimbulkan kekhawatiran di Brasil dan komunitas internasional. Brasil merupakan wilayah terbesar penyebaran virus yang menimbulkan kecacatan pada bayi yang baru lahir, yang ibunya terkena gigitan oleh nyamuk tersebut ketika masa kehamilan.
Badan kesehatan AS, Kanada dan Uni Eropa telah mengeluarkan peringatan kepada perempuan hamil untuk menghindari perjalanan ke Brasil dan negara lain di Amerika yang ditemukan kasus penyebaran virus Zika.<br />
<br />
Virus Zika (ZIKV) adalah anggota dari virus famili Flaviviridae dan genus Flavivirus yang, ditularkan oleh nyamuk Aedes. Pada manusia, Zika menyebabkan sakit ringan yang dikenal sebagai demam Zika, Zika, atau penyakit Zika. Sejak tahun 1950 penyakit Zika diketahui terjadi sepanjang garis khatulistiwa dari Afrika ke Asia. Pada tahun 2014, virus menyebar ke arah timur melintasi Samudera Pasifik ke Polinesia Prancis, kemudian ke Pulau Paskah dan pada tahun 2015 ke Amerika Tengah, Karibia, dan Amerika Selatan, di mana wabah Zika telah mencapai tingkat pandemi.<br />
<br />
Penyakit ini seperti bentuk ringan dari demam berdarah, diperlakukan dengan istirahat, dan tidak dapat dicegah dengan obat-obatan atau vaksin. Penyakit Zika berhubungan dengan demam kuning dan penyakit West Nile, yang disebabkan oleh flaviviruses arthropoda.<br />
<br />
Para ahli sains mengatakan ada penemuan bukti terkait dengan microcephaly, yang menyebabkan bayi lahir dengan kepala kecil.
Virus Zika menyebabkan demam dan bercak, yang sebagian besar orang tidak menunjukkan gejala, dan tidak diketahui obatnya.
Salah satunya cara untuk memberantas Zika adalah membersihkan air tergenang tempat nyamuk berkembang biak, dan mencegah gigitan nyamuk.
<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
GEJALA<br />
<ul>
<li>Sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi virus Zika menjadi sakit (yaitu, mengembangkan Zika). </li>
<li>Gejala yang paling umum dari Zika adalah demam, ruam, nyeri sendi, atau konjungtivitis (mata merah). </li>
<li>Gejala umum lainnya termasuk sakit otot dan sakit kepala. Masa inkubasi (waktu dari paparan gejala) untuk penyakit virus Zika tidak diketahui, tetapi kemungkinan beberapa hari sampai seminggu. </li>
<li>Penyakit ini biasanya ringan dengan gejala yang berlangsung selama beberapa hari sampai satu minggu. </li>
<li>Virus Zika biasanya tetap dalam darah dari orang yang terinfeksi selama beberapa hari tetapi dapat ditemukan lagi pada beberapa orang. </li>
<li>Penyakit yang membutuhkan perawatan di rumah sakit parah jarang terjadi. </li>
<li>Kematian jarang terjadi.</li>
</ul>
<br />
DIAGNOSA<br />
<ul>
<li>Gejala Zika mirip dengan demam berdarah dan chikungunya, penyakit menyebar melalui nyamuk yang sama yang menularkan Zika. </li>
<li>Konsultasikan ke dokter jika Anda mengembangkan gejala-gejala yang dijelaskan di atas dan telah mengunjungi daerah di mana Zika ditemukan. </li>
<li>Jika Anda baru saja melakukan perjalanan, beritahukan dokter Anda kapan dan di mana Anda bepergian. </li>
<li>Penyedia layanan kesehatan Anda dapat memerintahkan tes darah untuk mencari Zika atau virus sejenis lainnya seperti demam berdarah atau chikungunya.</li>
</ul>
<br />
PENGOBATAN<br />
<ul>
<li>Tidak ada vaksin atau obat yang tersedia untuk mencegah atau mengobati infeksi Zika. </li>
<li>Penanganan gejala:
Beristirahat yang banyak, minum cairan untuk mencegah dehidrasi, mengkonsumsi obat-obatan (seperti acetaminophen atau parasetamol) untuk meringankan demam dan sakit, jangan minum aspirin dan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAIDs) seperti ibuprofen dan naproxen. </li>
<li>Aspirin dan NSAID harus dihindari sampai berdarah dapat dikesampingkan untuk mengurangi risiko perdarahan (perdarahan). Jika Anda minum obat untuk kondisi medis lain, berbicara dengan dokter Anda sebelum mengambil obat tambahan.</li>
<li>Jika Anda terinfeksi Zika, hindari gigitan nyamuk untuk minggu pertama penyakit Anda.
Selama minggu pertama infeksi, virus Zika dapat ditemukan dalam darah dan diteruskan dari orang yang terinfeksi ke nyamuk lain melalui gigitan nyamuk.
Nyamuk yang terinfeksi kemudian dapat menyebarkan virus ke orang lain. </li>
</ul>
Infografik: BERITAGAR.ID <br />
<ul>
</ul>
mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-85399486823695666642015-12-27T03:40:00.001-08:002015-12-27T03:40:39.939-08:00Vaksin Dengue<p dir="ltr"><br>
Vaksin Dengue pertama di dunia telah mendapat izin edar pada tanggal 9 Desember 2015. Vaksin ini bermerek DENGVAXIA, dengan Meksiko adalah negara pertama yang menggunakannya. Vaksin Dengue ini diproduksi oleh Sanofi (Perancis) setelah dikembangkan selama lebih dari 20 tahun. Penemuan vaksin Dengue dianggap sebagai salah satu pencapaian historis dalam sejarah vaksinologi dan diyakini akan menurunkan angka kejadian demam Dengue/demam berdarah Dengue.</p>
<p dir="ltr">Vaksin Dengue efektif untuk keempat serotipe virus Dengue (DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4) dan dapat diberikan pada orang berusia 9-45 tahun. Sebelum mendapat izin edar, vaksin Dengue telah menjalani proses uji klinis yang melibatkan lebih dari 40.000 orang di seluruh dunia, dari berbagai kelompok umur, latar belakang epidemiologis, etnis, kondisi geografis, dan status sosioekonomi.</p>
<p dir="ltr">Dampak infeksi Dengue di negara-negara endemis cukup signifikan. Sebanyak 400 juta orang terinfeksi Dengue setiap tahunnya. Terdapat 128 negara yang dinyatakan endemis Dengue, termasuk Indonesia. WHO sendiri menargetkan pada tahun 2020, angka kematian akibat infeksi Dengue berkurang 50% dan angka kecacatan berkurang 25%. Dari uji klinis vaksin Dengue diketahui bahwa bila vaksinasi Dengue dilakukan pada 20% populasi di 10 negara endemis yang berpartisipasi pada uji klinis fase III, kasus baru Dengue dapat dikurangi hingga 50%. </p>
<p dir="ltr">Kasus demam Dengue dan demam berdarah Dengue adalah sesuatu yang kita saksikan sehari-hari di Indonesia. Tak terhitung berapa banyak anak dan orang dewasa yang harus menjalani perawatan di RS karena infeksi Dengue. Banyak pula pasien yang sampai meninggal, umumnya karena orang tua tidak mengenali gejala demam Dengue/demam berdarah Dengue, sehingga anak terlambat mendapat pertolongan medis. Tidak ada pengobatan spesifik bagi demam Dengue/demam berdarah Dengue. Terapinya bersifat suportif, khususnya dalam hal pemberian cairan yang agresif.</p>
<p dir="ltr">Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang berpartisipasi dalam uji klinis vaksin Dengue. Saat ini, vaksin ini sedang menjalani proses registrasi di Badan POM untuk mendapatkan izin edar. Bila tak ada aral melintang, vaksin ini akan tersedia pada tahun 2016. Mengenai harga, belum ada rilis resmi dari produsen, namun diperkirakan harganya masih relatif mahal, namun menjadi sangat murah bila dibandingkan dengan jumlah biaya yang harus dikeluarkan bila kita/anak-anak kita mengalami demam berdarah.</p>
mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-8438822352433744712015-10-30T01:48:00.000-07:002015-10-30T01:48:02.045-07:00Kewaspadaan Terhadap Penyakit Perjalanan/ TravellerPenyakit menular dapat timbul oleh karena adanya penularan dari orang yang sakit ke orang yang sehat melalui berbagai macam cara. Salah satu cara penularannya adalah terbawanya penyakit dari suatu daerah kedaerah lainnya melalui orang yang bepergian (Traveller). Penyakit traveler atau penyakit akibat perjalanan seperti penyakit Thypoid, Penyakit Malaria, penyakit MersCov, penyakit Ebola dan lain-lain adalah penyakit yang perlu diwaspadai, ini disebabkan tingginya angka kematian yang diakibatkan oleh penyakit-penyakit tersebut.<br />
<br />
Dua penyakit yang menjadi perhatian dunia terutama WHO adalah penyakit MersCov dan penyakit Ebola.
Kemungkinan untuk penyakit ini masuk dan berkembangbiak kewilayah Negara Indonesia sangatlah besar, kondisi ini diakibatkan oleh banyaknya penduduk yang bepergian baik nasional maupun internasional. Minat penduduk melakukan perjalanan Haji dan Umroh sangat besar, hal ini membawa dampak mudahnya penyakit-penyakit masuk dan berkembang.<br />
<br />
Pelayanan dan administrasi calon Jemaah haji sudah sangat baik dilakukan oleh pemerintah, namun pelayanan untuk Jemaah umroh belum dikelola dengan maksimal.
Antisipasi terhadap kemungkinan munculnya penyakit traveler, Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), mengkompilasi data calon jemaah Umroh yang mendapat vaksinasi meningitis di KKP. Selanjutnya data Jemaah Umroh dan rencana keberangkatannya, beserta alamat domisili diemailkan kepada teman teman pengelola Surveilans di Kabupaten Kota untuk ditindaklanjuti dalam rangka antisipasi terhadap munculnya penyakit traveller. Sumber data berasal dari kompilasi data vaksinasi meningitis dari KKP.mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-9655153595013351572015-10-05T23:02:00.000-07:002015-12-06T18:55:53.691-08:00Rencana Kontinjensi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat<div style="text-align: justify;">
Setiap daerah mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan daerah lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa resiko terhadap kedaruratan kesehatan masyarakat berbeda-beda pula. Kedaruratan kesehatan masyarakat tentunya memerlukan upaya khusus untuk penanggulangannya. Salah satu kendala yang sering dijumpai dalam upaya penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat adalah kurangnya kesiapan sumber daya manusia dan komitmen kerjasama lintas program dan sektor terkait.
Agar penyelenggaraan penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat di suatu wilayah dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan serta sasaran yang diharapkan, maka disusunlah rencana kontinjensi yang mengatur penyelenggaraan kegiatan dimaksud yang meliputi perencanaan, persiapan dan ketentuan pelaksanaan serta evaluasi. Adapun susunan rencana kontinjensi secara umum adalah sebagai berikut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
PENDAHULUAN
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Latar Belakang
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejarah mencatat bahwa beberapa pandemi kesehatan seperti pandemi influenza (1918, 1960 dan 2009) yang terjadi pada abad ke 20 telah menewaskan puluhan juta orang. Tiap pandemi tersebut disebabkan oleh munculnya jenis baru virus penyakit pada manusia yang berevolusi menjadi bentuk yang menyebar dengan mudah dari manusia ke manusia, termasuk meningkatnya kasus mikroorganisme patogen resisten terhadap antibiotik, kondisi ini memberikan ancaman yang besar kepada masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pesatnya mobilitas manusia antar negara serta globalisasi perdagangan barang dan hewan berimplikasi dengan meningkatnya secara drastis jalur perdagangan barang dan hewan, yang akan meningkatkan faktor patogen dan vektor penyakit di seluruh dunia. Beberapa faktor pendukung besarnya risiko tersebut termasuk industrialisasi dan terjadinya perubahan iklim. Maka untuk menghadapi kondisi tersebut diperlukan kesiapsiagaan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kejadian kedaruratan kesehatan masyarakat dapat terjadi secara importasi yaitu sumber kedaruratan berasal dari luar wilayah dan Episenter yaitu sumber kedaruratan berasal dari wilayah kerja. Kedua kondisi tersebut dapat timbul dalam situasi yang tidak dapat diprediksi (unpredictable) sehingga kemampuan pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam mencegah (to prevent), mendeteksi dini (to detect), menangani kasus sedini mungkin (to response) akan mempengaruhi sejauh mana besaran kejadian kedaruratan dan penanganan pasca kejadian tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai bagian dari upaya menanggulangi kedaruratan dari importasi dan episenter maka semua pihak yang mempunyai tugas dan fungsi dalam penanggulangan kedaruratan, seyogyanya terlibat dan mendefinisikan tugas dan fungsinya secara spesifik. Kedaruratan kesehatan masyarakat dapat berdimensi luas dan berdampak sistemik terhadap kehidupan sosial kemasyarakatan. Untuk melaksanakan tanggap darurat kesehatan yang adekuat maka koordinasi, kolaborasi integrasi dan komunikasi antar unit organisasi harus berjalan dengan baik. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk melaksanakan tanggap darurat kesehatan yang adekut, maka perlu disusun suatu Rencana Kontijensi secara terintegrasi baik di wilayah kabupaten/ kota dan juga di pintu masuk (bandara, pelabuhan dan pos lintas batas negara). Hal ini penting karena upaya penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat tidak dapat dipisahkan, namun harus dilakukan secara terintegrasi. Pada kondisi situasi kedaruratan benar-benar terjadi, rencana kontinjensi yang sudah disusun dapat diaktivasi menjadi rencana operasi penanggulangan dengan penyesuaian-penyesuaian situasi di lapangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam menyusun rencana kontinjensi kedaruratan kesehatan masyarakat, perlu juga memperhitungkan dampak ikutan (collateral impact) atau kedaruratan kedua yang mungkin terjadi, seperti kemungkinan adanya isolasi wilayah yang memberikan dampak ekonomi, kerusuhan sosial dan lain-lain yang mungkin memerlukan skenario tersendiri dan penanganan kedaruratan yang memerlukan keahlian, keterampilan dan kompetensi khusus serta sumber daya yang bersifat spesifik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tujuan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penyusunan rencana kontinjensi kedaruratan kesehatan masyarakat di tingkat kabupaten/ kota bertujuan sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Tersedianya dokumen rencana kontijensi sebagai pedoman dalam melakukan aksi penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Tersedianya instrumen kesiapsiagaan, deteksi dini dan respon cepat dalam hal menghadapi kemungkinan terjadinya Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Manfaat
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Manfaat dari rencana kontijensi kedaruratan kesehatan masyarakat adalah :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Sebagai pedoman dalam melakukan langkah-langkah ketika kedaruratan kesehatan masyarakat terjadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Sebagai standarisasi pelaksanaan aksi ketika terjadi tanggap darurat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ruang Lingkup
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ruang lingkup rencana kontinjensi ini meliputi deteksi dini dan penanganan serta pemulihan kejadian kedaruratan kesehatan masyarakat baik dari dalam wilayah kabupaten/ kota maupun dari luar wilayah (luar negeri) sehingga tidak terjadi penyebaran yang lebih luas.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Defenisi Operasional
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Kesiapsiagaan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta langkah-langkah secara berhasil-guna dan berdaya-guna.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Kontinjensi</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Perencanaan Kontinjensi</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu proses perencanaan ke depan, dalam keadaan yang tidak menentu, dimana skenario dan tujuan disepakati, tindakan teknis dan manajerial ditetapkan, dan sistem tanggapan dan pengerahan potensi disetujui bersama untuk mencegah, atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis. Melalui perencanaan kontinjensi, akibat dari ketidak-pastian dapat diminimalisir melalui pengembangan skenario dan asumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Kedaruratan </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu keadaan yang mengancam nyawa individu dan kelompok masyarakat luas sehingga menyebabkan ketidakberdayaan yang memerlukan respons intervensi sesegera mungkin guna menghindari kematian atau kecacatan serta kerusakan lingkungan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. Kedaruratan kesehatan masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kejadian kesehatan masyarakat yang bersifat luar biasa dengan ditandai penyebaran penyakit menular dan/atau kejadian yang disebabkan oleh radiasi nuklir, pencemaran biologi, dan kontaminasi kimia (NUBIKA), dan pangan yang menimbulkan bahaya kesehatan dan berpotensi menyebar lintas wilayah atau lintas negara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
6. Dokumen kesiapsiagaan kedaruratan kesehatan masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Merupakan dokumen yang dipersamakan dengan rencana kontinjensi atau protokol darurat yang merupakan kesepakatan dari semua pihak terkait dan menggambarkan proses penanggulangan terhadap suatu kondisi darurat kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh penyakit, kimia, radio nuklir maupun keamanan pangan baik di wilayah maupun di pintu masuk. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dokumen kesiapsiagaan ini mengacu ke kebijakan teknis operasional, menggambarkan siapa mengerjakan apa, komando oleh siapa, struktur organisasi pelaksana, dan dukungan sumber daya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
7. Kejadian Luar Biasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
8. Manajemen Kedaruratan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan kedaruratan, pada menjelang, saat dan sesudah terjadi keadaan darurat, yang mencakup kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan darurat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
9. Skenario
Membuat gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi, waktu dan dampak bencana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
10. Penentuan Kejadian</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Proses menentukan satu ancaman yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan kontinjensi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
11. Perencanaan Sektoral</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Merencanakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di sektor-sektor untuk tanggap darurat dengan mengacu pada standar minimum.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
12. Aktivasi</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengaktifkan dokumen (rencana kontinjensi) sebagai pedoman/acuan dalam penanganan darurat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
13. Tanggap Darurat
Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
14. Operasi Tanggap Darurat</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kegiatan-kegiatan dalam tanggap darurat yang dilakukan oleh sekelompok orang/instansi/organisasi yang bekerja dalam kelompok/tim.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
15. Pemulihan Darurat</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Proses pemulihan segera kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada kondisi semula dengan memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
16. Peralihan </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tindakan yang harus dilakukan setelah rencana kontinjensi tersusun, baik terjadi bencana atau tidak terjadi bencana.
17. Karantina Wilayah</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pembatasan kegiatan dan /atau pemisahan masyarakat dalam suatu wilayah geografis yang diduga terinfeksi penyakit meski belum menunjukan gejala penyakit; pemisahan barang, peralatan hewan atau apapun yang ada di wilayah tersebut diduga terkontaminasi dari orang/barang lain, sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
18. Kembali ke situasi normal </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kembali dari kondisi darurat kesiapsiagaan ke kondisi normal dan memetik manfaat yang dapat diambil dari perencanaan kontinjensi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
GAMBARAN UMUM
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kondisi Geografis dan Demografis
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dijelaskan secara rinci mengenai kondisi geografis dan demografis suatu wilayah kabupaten/ kota seperti letaknya yang strategis ditinjau dari wilayah provinsi, letak koordinat wilayah, batas-batas wilayah, luas wilayah, serta pembagian administrasi pemerintahannya. Ditampilkan juga peta wilayah yang menggambarkan secara umum kondisi wilayah tersebut.
Diuraikan secara rinci mengenai jumlah penduduk, kecamatan mana yang mempunyai penduduk yang paling banyak, paling padat, serta yang paling spesifik mempunyai resiko terbesar terjadi kedaruratan kesehatan masyaraka, seperti kondisi topografi, kemiringan, iklim.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahaya / Ancaman Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Diuraikan beberapa penyakit yang berpotensi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat. Ditampilkan tabel, grafik, dan peta trend penyakit tersebut disertai narasi yang menjelaskan mengapa penyakit tersebut berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat.
Contoh penyakit tersebut antara lain penyakit yang menjadi perhatian dunia (ebola, SARS, Mercov, flu baru), penyakit yang endemis dan sering menimbulkan KLB di suatu wilayah (DBD, Diare, dll), penyakit yang menjadi perhatian nasional (Malaria, TB, HIV-AIDS), penyakit zoonosis (Rabies, Antraks, Flu burung, Leptospirosis), penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Campak, Polio, Tetanus Neonatorum, Difteri), dan penyakit lain yang potensial menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat spesifik di suatu daerah.
Diuraikan upaya apa yang telah dan dapat dilakukan pemerintah setempat dalam menanggulang dan mencegah penyakit-penyakit tersebut.
Diuraikan penyakit apa yang paling rentan terjadi di suatu wilayah berdasarkan data Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ada selama beberapa tahun terakhir. Frekuensi penyakit yang paling sering menimbulkan KLB dengan masing-masing jumlah populasi beresiko menunjukkan penyakit yang paling rentan.
Dari seluruh data tersebut kemudian dilakukan pembobotan penilaian bahaya dan skala bahaya oleh peserta pertemuan. Peserta pertemuan melakukan diskusi dan sharing dalam kelompok kecil mengenai Probabilitas/ kemungkinan terjadinya KKM suatu penyakit dan dampak (risiko kematian/kesakitan/kerugian ekonomi, dll) yang mungkin terjadi dari penyakit tersebut. Penyakit yang paling tinggi PROBABILITAS dan RISIKOnya ditempatkan dalam Matriks yang berwarna merah. Tiga penyakit tertinggi kemudian dipilih lagi menjadi satu penyakit saja yang dibuatkan rencana kontinjensi kedaruratan kesehatan masyarakat.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengembangan Skenario dan Intervensi Secara Umum
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bila sudah ditetapkan objek kejadian kasus Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, tim penyusun rencana kontinjensi perlu merancang skenario yang mengasumsikan terjadinya kasus Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dengan menguraikan potensi masalahnya,, jumlah kasus, “population at risk” dan upaya-upaya yang perlu dilakukan dalam upaya untuk penanggulangan dan lain-lain.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Skenario 1 : Kejadian KKM terjadi dari luar wilayah melalui pintu masuk Bandara atau Pelabuhan dan lolos dari pengawasan KKP karena pada saat melewati pintu masuk belum menunjukkan gejala sehingga sudah masuk ke masyarakat baru timbul gejala penyakit. Kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Segera terdeteksi oleh Petugas Kesehatan sebelum penyebaran bertambah luas
b. Tidak segera tedeteksi dan telah terjadi penyebaran yang lebih luas
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Skenario 2 : Kejadian KKM berasal dari dalam wilayah dimana telah terjadi suatu KLB yang menjadi berskala lebih besar (terjadi peningkatan penyebaran dan angka kematian). Kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. KLB tidak tertangani dengan mekanisme rutin tetapi belum terjadi penyebaran ke luar wilayah.
b. KLB tidak tertangani dengan mekanisme rutin dan menyebar ke luar wilayah.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Skenario 3 : Kejadian KKM berasal dari luar negeri melalui pintu masuk Bandara atau Pelabuhan terdeteksi oleh KKP, dilakukan penanganan sampai rujukan ke Rumah Sakit tetapi tetap menginformasikan ke Dinas Kesehatan. Kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Kasus tidak tertangani dan terjadi penyebaran yang tidak terdeteksi dini.
b. Kasus tertangani
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam pengembangan skenario penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat di wilayah, perlu juga memperhitungkan dampak ikutan (collateral impact) atau kedaruratan kedua yang mungkin terjadi, seperti kemungkinan adanya isolasi wilayah yang memberikan dampak ekonomi akibat aktifitas masyarakat yang dibatasi, kerusuhan sosial dan lain-lain yang mungkin memerlukan skenario tersendiri dan penanganan kedaruratan yang memerlukan keahlian, ketrampilan dan kompetensi khusus serta sumber daya yang bersifat spesifik.Untuk itulah perlu adanya kerjasama dengan lintas sektor terkait agar Kedaruratan Kesehatan Masyarakat segera teratasi.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bila suatu daerah atau wilayah telah dinyatakan oleh pemerintah (Bupati/ Walikota) sebagai Daerah yang berpotensi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, maka untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut dari wilayah masuk atau keluar wilayah dilakukan beberapa tahapan melalui :
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Mekanisme operasional
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota sebagai Koordinator bekerjasama dengan lintas sektor dan program terkait.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Tahapan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Langkah pengawasan/respon terhadap sasaran (faktor risiko, orang yang terpapar dan masyarakat), terdiri 3 (tiga) langkah :
• Langkah I : Pemeriksaan sasaran untuk menentukan tingkat resikonya;
• Langkah II : Analisa untuk menentukan intervensinya;
• Langkah III : Tindakan Intervensi.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Respon Teknis Penanggulangan/ Standar Operasional Prosedur
Mengingat bahwa kejadian Kedaruratan Kesehatan Masyarakat disebabkan oleh berbagai penyakit menular, penyakit tidak menular, serta oleh berbagai kejadian (Nubika) maka teknis (SOP) pengawasan/respon dalam penanggulangannya berbeda. Tugas tingkat pusat untuk menetapkan petunjuk teknis (SOP) terhadap Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang sedang terjadi. Petunjuk teknis (SOP) yang ditetapkan tingkat pusat harus menjadi acuan di Kabupaten/ Kota. Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan tersebut, dilakukan secara cermat dan efektif sehingga meminimalkan penyebaran penyakit.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Substansi teknis penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dari Pemerintah Pusat, yakni:
1) Lakukan Penyelidikan Epidemiologi dan penanggulangan sesuai kewenangan;
2) Mobilisasi sumber daya sesuai kebutuhan;
3) Umpan balik dan asistensi teknis ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota;
4) Membangun dan memperkuat jejaring kerjasama surveilans dengan lintas program dan sektor terkait;
5) Komunikasi resiko kepada masyarakat melalui media cetak dan elektronik.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. Tahapan Kegiatan
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1) Tahap Persiapan :
- Koordinasi;
- Penyusunan Rencana Operasional;
- Pemenuhan kebutuhan operasional.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2) Tahap Pelaksanaan: dilaksanakan setelah ada instruksi dari Bupati/ Walikota dan dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur pada lampiran instruksi tersebut.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3) Tahap Evaluasi pasca pelaksanaan : dilaksanakan setelah Bupati/ Walikota mendapatkan laporan dari Koordinator Lapangan dan Koordinator Teknis bahwa situasi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat sudah kembali normal.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB UNIT KERJA/ LEMBAGA
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Peran dan fungsi Instansi Pemerintah dan Masyarakat dalam melaksanakan penanggulangan bencana di daerah akan memerlukan koordinasi dengan sektor, secara garis besar dapat diuraikan peran masing-masing sebagai berikut :
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Peran Pemerintah
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Sektor Pemerintahan, mengendalikan kegiatan pembinaan pembangunan daerah </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
- Sekretariat Daerah Kabupaten/ Kota selaku koordinator fungsi pemerintah
- Badan Penanggulangan Bencana Daerah
- Dinas Pendidikan
- Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
- Kantor SAR
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Sektor Kesehatan, merencanakan pelayanan kesehatan meliputi pelayanan medis dan Surveilans Kesehatan termasuk obat-obatan dan para medis </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
- Dinas Kesehatan Provinsi
- Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
- Kantor Kesehatan Pelabuhan
- Laboratorium Kesehatan Provinsi
- Laboratorium Kesehatan Kabupaten/ Kota
- Rumah Sakit
- Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
- Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
- Organisasi Profesi Kesehatan
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Sektor Perhubungan, melakukan deteksi dini dan informasi cuaca/meteorologi dan merencanakan kebutuhan transportasi dan komunikasi </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
- Dinas Perhubungan
- Dinas Informasi dan Komunikasi
- BMKG
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Sektor Keuangan, penyiapan anggaran biaya kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada masa pra bencana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
- Bappeda
- BPKD
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. Sektor Lingkungan Hidup (Biologi, Kimia dan Radioaktif), merencanakan, mengendalikan bahaya yang disebabkan Biologi, Kimia dan Radioaktif yang membahaya Badan Lingkungan Hidup </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
6. Sektor Kesehatan Hewan, merencanakan dan mengendalikan hewan berpotensi menyebarkan penyakit pada manusia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
- Dinas Peternakan
- Balai Veteriner
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
7. TNI/POLRI membantu pengamanan saat darurat termasuk mengamankan lokasi beserta hewan ternak yang ditinggalkan karena penghuninya mengungsi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
- Komando Distrik Militer
- Polres
- Satuan Polisi Pamong Praja
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Digambarkan struktur organisasi Posko KKM
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tugas dan Fungsi masing-masing Bidang:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Ketua Posko : </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
- Mengaktifkan Posko KKM dan menyatakan selesainya keadaan KKM
- Menginstruksikan kepada jajaran sesuai rencana kontinjensi untuk melakukan upaya penanggulangan KKM
- Mengoinformasikan kepada unit instansi sesuai dengan jalur komunikasi
- Melakukan pemantauan evaluasi kegiatan
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Sekretariat :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
- Melaksanakan pemantauan kegiatan melalui supervisi laporan harian maupun laporan insidental
- Melaporkan secara rutin kepada penentu kebijakan dan Posko KLB sesuai jenjang Posko tentang situasi dan kondisi di lapangan
- Melaporkan kepada penentu kebijakan jika terdapat masalah kedaruratan yang membutuhkan keputusan segera
- Memberikan informasi kepada media massa sebatas kewenangannya
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Bidang Komunikasi :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
- Berkomunikasi dengan berbagai pihak terkait
- Menerima berbagai informasi, pertanyaan dari berbagai pihak termasuk masyarakat dan memberikan jawaban sesuai dengan kewenangannya
- Menjabarkan kebijakan pusat menjadi langkah-langkah operasional untuk melaksanakan kegiatan berikut penjelasan cara melaksanakan kegiatan tersebut
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Bidang Operasional Kesehatan : </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
- Penyelidikan Epidemiologi
- Pemeriksaan kesehatan
- Penatalaksanaan kasus
- Tindakan rujukan
- Tindakan lanjut yang diperlukan (termasuk isolasi dan karantina wilayah)
- Surveilans kesehatan lingkungan
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. Bidang Pengamanan: </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
- Melakukan pengamanan di wilayah yang diperlukan tindakan karantina
- Menyelesaikan segala permasalahan yang bersifat menimbulkan gangguan ketertiban akibat tindakan penanggulangan KKM
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
6. Bidang Logistik : </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
- Pengadaan sarana prasarana yang dibutuhkan untuk opersional kegiatan
- Pengadaan konsumsi untuk tenaga yang terlibat dalam kegiatan
- Pengadaan obat-obatan dan bahan medis habis pakai baik untuk manusia maupun hewan.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kegiatan Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Posko terpadu KKM mulai diaktifkan atau dibentuk dengan keputusan Bupati/ Walikota. Tugas Posko terpadu KKM yaitu mengkoordinasikan pelaksanaan penanganan KKM. Fungsi Posko terpadu KKM menjabarkan kebijakan Bupati/ Walikota menjadi langkah-langkah kegiatan operasional yaitu perintah untuk melaksanakan kegiatan. Berikut penjelasan cara melaksanakan kegiatan tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Berkoordinasi dalam melaksanakan kegiatan operasional lapangan dari semua potensi lintas sektor, LSM, dan masyarakat.
2. Melaksanakan pemantauan kegiatan melalui supervisi, laporan harian maupun laporan insidental (setiap saat bila ada masalah yang perlu segera diselesaikan).
3. Melaporkan secara rutin (harian) kepada para penentu kebijakan dan ke Posko terpadu KKM sesuai jenjang posko tentang situasi dan kondisi terakhir dilapangan.
4. Melaporkan setiap saat kepada para penentu kebijakan dan ke Posko terpadu KKM sesuai dengan jenjang posko bila terdapat masalah kedaruratan yang membutuhkan keputusan segera.
5. Berkomunikasi dengan berbagai pihak terkait.
6. Menerima berbagai informasi, pertanyaan dari berbagai pihak termasuk masyarakat dan memberikan jawaban sesuai dengan kewenangannya.
7. Memberikan informasi ke media massa sebatas kewenangannya.
8. Melakukan evaluasi kegiatan penanggulangan.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
KEGIATAN UTAMA PENANGGULANGAN KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Langkah-langkah yang dilakukan dalam Penanggulangan KKM dapat dilihat pada uraian berikut ini :
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Manajemen dan Koordinasi
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Koordinasi adalah suatu usaha /proses yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat serta mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu gerakan dan tindakan yang seragam dan harmonis. Koordinasi sebagai proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan kerja yang terpisah untuk mencapai tujuan organisasi secara efesien. Dalam suatu manajemen koordinasi harus terpusat, terpadu, berkesinambungan dan menggunakan pendekatan multi instansional. Koordinasi dan informasi yang cepat dan tepat oleh seluruh stake holder terkait dengan menggunakan sistem yang dipakai berbasis wilayah (dusun) setempat di koordinir oleh koordinator.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penyelidikan Epidemiologi
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penilaian terhadap epidemiologi penyakit yang berpotensi menimbulkan KKM yang meliputi verifikasi kasus, investigasi kasus, penelusuran kembali.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tim Respon Cepat
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam upaya penanggulangan kedaruaratan kesehatan masyarakat, deteksi dini dan respon cepat dibentuk tim reaksi cepat yang diharapkan akan segera bergerak melakukan berbagai tindakan jika terjadi KLB. Tim reaksi cepat yang terdiri dari unsur terkait yang bekerja secara terintegrasi sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Public Awareness and Community Engagement
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbagai studi menunjukan bahwa faktor yang paling signifikan terhadap persoalan lingkungan adalah Public Awareness dengan kata lain problem lingkungan berakar dari aktifitas manusia. Dengan meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan peran serta terhadap perilaku hidup bersih dan sehat pada atau dalam menghadapi kedaruratan kesehatan masyarakat.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pencegahan dan Penanggulangan
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam tindakan pencegahan Kedaruratan kesehatan masyarakat agar tidak meluas ke daerah yang lain diperlukan penanggulangan yang efektif dan efesien diperlukan data dan informasi yang adekuat melalui proses pengumpulan bahan, pengolahan, analisis dan desiminasi terhadap pihak-pihak terkait agar tindakan penanggulangan secara baik sebelum, pada saat dan paska terjadinya kedaruratan kesehatan masyarakat.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengamanan
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada situasi kedaruratan kesehatan masyarakat, perlu juga memperhitungkan dampak ikutan (collateral impact) atau kedaruratan kedua yang mungkin terjadi, seperti kemungkinan adanya isolasi wilayah yang memberikan dampak ekonomi, kerusuhan sosial dan lain-lain yang mungkin memerlukan skenario tersendiri dan penanganan kedaruratan yang memerlukan keahlian, ketrampilan dan kompetensi khusus serta sumber daya yang bersifat spesifik
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Manajemen Kasus dan Penanganan Kematian
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Manajenem kasus dan penanganan kematian harus sesuai dengan SOP yang berlaku guna menghindari terjadinya penularan lebih luas yang berpotensi kedaruratan kesehatan masyarakat.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Laboratorium
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Laboratorium pusat dan daerah pada saat terjadi kedaruratan kesehatan masyarakat akan mengkonfirmasi kasus tersebut dalam waktu sesegera mungkin maksimal 2 x 24 jam setelah spesimen tiba di laboratorium untuk menunjang atau menegakkan diagnosis kasus.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Peningkatan Pengawasan di Batas Wilayah dan Pintu Negara
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam melakukan tugas pokok dan fungsi cegah tangkal keluar masuk penyakit yang berpotensi kedaruratan kesehatan masyarakat perlu dilakukan kesiapsiagaan deteksi dini dan respon cepat di batas wilayah dan Pintu Negara.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Monitoring dan Evaluasi
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Langkah yang paling penting dalam menilai pelaksanaan semua kegiatan melihat permasalahan yang ada dan menemukan solusi dalam penangulangan kedaruratan kesehatan masyarakat. Pada monitoring dan evaluasi ini diharapkan setiap langkah dilakukan pencatatan dan pelaporan.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
RENCANA OPERASI
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahapan Persiapan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Persiapan awal dilaksanakan dengan penyusunan Rencana Kontinjensi kedaruratan kesehatan masyarakat dilanjutkan dengan tabletop dan simulasi. Adapun tahap persiapan selanjutnya meliputi :
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Koordinasi
Dengan adanya instruksi dari Bupati/ Walikota untuk melakukan persiapan kedaruratan kesehatan masyarakat maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota segera menindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan lintas sektor terkait dalam rangka mengambil langkah-langkah yang berkaitan dengan penanggulangan kedaruaratan kesehatan masyarakat dan mengacu pada Rencana Kontijensi yang telah disusun, antara lain melakukan rapat koordinasi dalam rangka persiapan penanggulangannya.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Penyusunan Rencana Operasional </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rencana operasional disusun berdasarkan rencana kontijensi dan juga berdasarkan perkembangan epidemiologis kedaruratan kesehatan masyarakat yang sedang terjadi. Rencana operasional pada dasarnya merupakan uraian dari rencana kontijensi secara kongkrit meliputi mekanisme operasional, rincian kegiatan dan kebutuhan yang diperlukan (tenaga, prasarana, sarana, alat, logistik dan biaya). Rencana operasional tersebut selanjutnya ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dan lintas sektor terkait untuk segera memenuhi kebutuhan operasional penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Pemenuhan Kebutuhan Operasional</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun kebutuhan operasional meliputi personil, sarana, prasarana, peralatan, logistik dan biaya operasional kedaruratan kesehatan masyarakat harus dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota. Pemenuhan kebutuhan tidak berarti semua kebutuhan harus dibeli tetapi dapat dilakukan dengan meminjam dari berbagai pihak terkait sebagaimana kesepakatan dalam rencana kontijensi kedaruratan kesehatan masyarakat.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahapan Pelaksanaan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dilaksanakan setelah ada instruksi penanggulangan dari Bupati/ Walikota dan dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur pada lampiran instruksi tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahapan pelaksanaan penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Komando dan koordinasi lintas program dan sektoral
2. Pengaktifan Tim Gerak Cepat (TGC)
3. Mempersiapkan sarana dan prasarana
4. Penyelidikan Epidemiologi yakni dengan mencari faktor resiko berdasarkan dari waktu, tempat dan orang
5. Penatalaksanaan penderita yang mencakup kegiatan pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita termasuk tindakan karantina;
6. Pencegahan dan Pengobatan
7. Pemusnahan penyebab penyakit
8. Penanganan jenazah akibat wabah
9. Penyuluhan kepada masyarakat
10. Upaya penanggulangan
11. Pencatatan dan Pelaporan berjenjang.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahapan Pasca Penanganan KKM Antraks
Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan pasca penanganan kedaruratan kesehatan masyarakat:
- Pendataan kronologi kejadian berdasarkan waktu, tempat dan orang;
- Pelaporan kepada Bupati/ Walikota tembusan kepada Dinas Kesehatan Provinsi, Pimpinan Satuan Kerja Terkait, Komisi D DPRD.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
SUMBER DAYA
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat sebaiknya kebutuhan tiap sektor/ unit kerja dipenuhi dari unitnya masing-masing. Bilamana dari kebutuhan dan ketersediaan sumberdaya terdapat kekurangan maka dicarikan jalan keluar dari berbagai sumber, antara lain :
• Sumberdaya/ potensi di masyarakat, Pemerintah Kabupaten/ Kota, dan Pemerintah Kabupaten/ Kota lain.
• Bantuan dari swasta dan masyarakat, pusat, provinsi
• Sumberdaya dari tingkat Pemerintahan
• Bantuan lain yang sah dan tidak mengikat
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kebutuhan Penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
SDM</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Dokter
2. Perawat
3. Bidan
4. Epidemiolog
5. Sanitarian
6. Laboran
7. Petugas Promkes / Humas
8. Petugas Keamanan
9. Medik Veteriner
10. Paramedik Veteriner
11. Petugas Administrasi
12. Petugas Dapur Umum
13. TNI / POLRI
14. dll
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Logistik </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Alat Komunikasi
2. Media KIE
3. Kendaraan Operasional (pelampung, perahu karet, dll)
4. Mobil Jenazah
5. Ambulans Penyakit Menular
6. APD
7. Desinfektan dan alat desinfektan
8. Obat – Obatan
9. ATK
10. Vaksin
11. Bahan Pangan
12. Poliklinik Set
13. Meubeler
14. Alat Pemeriksaan & Reagent Laboratorium
15. Tenda Isolasi
16. Genzet
17. Eskavator
18. Penanganan Bangkai hewan terinfeksi
19. Incenerator mobile
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
ANGGARAN</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
APBN</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
APBD </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anggaran swasta lain yang syah dan tidak mengikat
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sarana dan Prasarana Kesehatan
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemenuhan Sumber Daya :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Perlu kesepakatan bersama lintas sektor. Bila ternyata dijumpai beberapa kebutuhan yang tidak dapat disediakan dari lintas sektor maka solusinya mengajukan permintaan bantuan ke pemerinah pusat.
b. Penggunaan sumber dana pemerintah untuk penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat harus sesuai perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.
c. Bila perlu, melalui Kementerian Kesehatan bisa berkoordinasi/bekerjasama dengan dunia internasional melalui WHO dalam pemenuhan sumber daya.
d. Peningkatan kapasitas SDM dalam rangka penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
PENUTUP
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rencana Kontinjensi dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka kedaruratan kesehatan masyarakat dan dapat dikembangkan lebih lanjut. Untuk dapat memahami isi/makna Rencana Kontinjensi secara lebih baik dan benar.
Dalam hal terjadi kedaruratan kesehatan masyarakat, maka rencana kontinjensi dengan sendirinya berubah menjadi rencana operasi dengan merubah skenario kejadian menjadi skenario berdasarkan kejadian yang sebenarnya, yang mana sebelumnya berdasarkan antisipasi semata. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan operasi tanggap darurat (dalam hal kedaruratan kesehatan masyarakat benar-benar terjadi). Dalam hal Pemerintah Kabupaten/ Kota telah memiliki rencana kontinjensi, maka Pemerintah Provinsi dapat menyusun rencana kontinjensi tingkat Provinsi untuk mendukung penyediaan sumberdaya di wilayah Kabupaten/ Kota. Hal ini sejalan dengan kebijakan penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang mengedepankan tanggung jawab pada tataran paling bawah yaitu Pemerintah Kabupaten/Kota dan masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu hal yang tidak kalah penting adalah bahwa rencana kontinjensi bukan hanya milik Pemerintah Kabupaten/ Kota, akan tetapi masyarakatlah yang perlu lebih diperankan. Penyusunan rencana kontinjensi juga dapat disusun pada tingkat Puskesmas atau masyarakat/komunitas untuk kebutuhan mereka. Hal tersebut sangat positif sebagai upaya kesiapsiagaan masyarakat. Bahkan dalam prakteknya masyarakatlah yang menjadi pelaku utama penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat atas dasar kemauan sendiri/sukarela dengan segala potensi dan sumberdayanya (termasuk kearifan lokal), meskipun dimungkinkan mendapatkan bantuan dari luar.
</div>
mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-883044882605701352014-05-08T20:24:00.001-07:002014-05-08T20:24:19.066-07:00MERS, Sindrom Pernafasan Timur Tengah<div style="text-align: justify;">
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaf1RaZH02vavvLGD4QtM_0xSfriSDFIFrUZBgPNmZ-Lo-pFDgGL9vkmCDAbJ3Qp80RhzjsveptcGSLzTkMxYcyJkUFxRsqI4cl39buA5PASqN_YB62C9xVz6_HXzrUJ7aYL4bEwzWHev-/s1600/Waspada+MERS.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaf1RaZH02vavvLGD4QtM_0xSfriSDFIFrUZBgPNmZ-Lo-pFDgGL9vkmCDAbJ3Qp80RhzjsveptcGSLzTkMxYcyJkUFxRsqI4cl39buA5PASqN_YB62C9xVz6_HXzrUJ7aYL4bEwzWHev-/s1600/Waspada+MERS.jpg" height="266" width="400" /></a></div>
<br />
Kementerian Kesehatan Arab Saudi telah mengkonfirmasi jumlah kasus infeksi MERS sebanyak 411 dan 112 kematian (per Sabtu, 3 Mei 2014). Sejauh ini belum ditemukan vaksin antiMERS. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) = Sindrom Pernafasan (dari negara) Timur Tengah disebabkan virus korona yang disebut Middle East Respiratory
Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Penamaan MERS-CoV diputuskan oleh
Kelompok Studi Virus Korona (CSG) dari Komite Internasional Taksonomi
Virus (ICTV) pada Mei 2013. Laporan awal seperti gejala pada virus sindrom pernapasan akut parah (SARS), dan dinamakan sebagai virus SARS Arab Saudi. Gejala infeksi MERS-CoV termasuk gagal ginjal dan radang paru-paru akut, yang sering menyebabkan hasil yang fatal.<br />
<br />
Kasus pertama dilaporkan terjadi di Arab Saudi pada bulan Juni 2012, memiliki sejarah 7 hari demam, batuk, dahak, dan sesak napas. MERS memiliki masa inkubasi sekitar 12 hari. MERS kadang-kadang dapat menyebabkan pneumonia, radang paru-paru baik secara langsung atau pneumonia bakteri sekunder.
Virus yang mirip dengan SARS ini bahkan menyebar hingga ke Amerika Serikat. Seorang warganya dilaporkan sakit setelah mengunjungi pamannya di Riyadh, Arab Saudi.<br />
<br />
MERS-CoV biasa disebut novel coronavirus atau nCoV. Virus ini berbeda dengan virus korona lain yang ditemukan pada manusia.
Seperti virus SARS, MERS-CoV paling mirip dengan virus korona yang ditemukan pada kelelawar. Namun, Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat masih mempelajarinya.
Sebagian besar orang yang terinfeksi MERS menderita penyakit pernapasan akut dengan gejala demam, batuk dan sulit bernapas. Setengah dari mereka yang terinfeksi meninggal dunia. Sebagian lainnya dilaporkan memiliki gangguan pernapasan ringan.<br />
<br />
MERS menyebar antarmanusia yang melakukan kontak langsung. Transmisi virus dari pasien ke perawat tengah dipelajari.
Hingga saat ini belum diketahui dari mana virus korona berasal. Diduga virus ini berasal dari hewan.
Selain pada manusia, MERS-CoV juga ditemukan pada unta di Qatar, Mesir dan Arab Saudi dan kelelawar di Saudi. Unta di beberapa negara lain hasil tesnya positif mempunyai antibodi MERS.
Hal ini menunjukkan mereka sebelumnya pernah terinfeksi MERS atau virus yang memiliki hubungan dekat dengan MERS. Namun, belum dikonfirmasi apakah virus ini benar datang dari unta<br />
<br />
Belum ada pengobatan MERS yang diketahui. Untuk saat ini, vaksinasi influenza tahunan dan 5 tahun vaksinasi pneumokokus diberikan untuk mengurangi atau melemahkan keparahan infeksi MERS.<br />
<br /></div>
mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-85413460228437796472014-05-08T19:05:00.000-07:002014-05-08T19:12:35.071-07:00Indikator Spesifik Kesehatan Masyarakat<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrPldsUd7fwsUA1bRAOtMtUWrX1wst7o5exwIUixc-ReHNVf6FfUJ0UVP4ZxCfmuFBvg5xiNm6jXc55UMDbNLL-7woepBmw2rfokBZkrnWWoxOIP2EztwrCXKvJow2ltsI8tyffFlAUc67/s1600/Indikator+Spesifik+Kesehatan+Masyarakat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrPldsUd7fwsUA1bRAOtMtUWrX1wst7o5exwIUixc-ReHNVf6FfUJ0UVP4ZxCfmuFBvg5xiNm6jXc55UMDbNLL-7woepBmw2rfokBZkrnWWoxOIP2EztwrCXKvJow2ltsI8tyffFlAUc67/s1600/Indikator+Spesifik+Kesehatan+Masyarakat.jpg" height="300" width="400" /></a></b></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Defenisi Indikator</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Terdapat beberapa literatur tentang definisi <b>indikator</b>, antara lain:</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>WHO, 1981:
Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan-perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung </li>
<li>Wilson & Spanauchart, 1993:
Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi </li>
<li>Green, 1992:
Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasikan atau memberi petunjuk kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur perubahan</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Pada kesimpulannya, suatu INDIKATOR haruslah <b>SMART</b>
(Simple, Measurable, Attributable, Reliable, Timely) dengan konsep bagan sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeuJDAm_J31aOVmiZ6Ab3yKy43Ou0q4dj_fzDIjJsKxO4aaLMV6W28u4Zo_1jU799QY4TTuCDlTmyLfVZQAWFkfIMs37Y5_yQIqh_BP3aF49VqGTBfMNnhu4UB_ZdxlKL1yBDIwIIdRKcd/s1600/Konsep+SMART.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeuJDAm_J31aOVmiZ6Ab3yKy43Ou0q4dj_fzDIjJsKxO4aaLMV6W28u4Zo_1jU799QY4TTuCDlTmyLfVZQAWFkfIMs37Y5_yQIqh_BP3aF49VqGTBfMNnhu4UB_ZdxlKL1yBDIwIIdRKcd/s1600/Konsep+SMART.jpg" height="298" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Jenis Indikator </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada tiga jenis indikator, yaitu: </div>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Indikator berbentuk ABSOLUT
adalah indikator yang hanya berbentuk pembilang saja, yaitu suatu hal atau kejadian.
Contoh: Kasus meningitis di Puskesmas </li>
<li style="text-align: justify;">Indikator berbentuk PROPORSI
adalah indikator yang nilai resultantenya dinyatakan dengan persen karena pembilangnya bagian dari penyebut.
Misalnya : Proposi Puskesmas yang memiliki dokter di seluruh puskesmas </li>
<li style="text-align: justify;">Indikator berbentuk ANGKA ATAU RASIO. Indikator berbentuk angka adalah Indikator berbentuk angka yang menunjukan frekuensi dari suatu kejadian selama periode tertentu. Biasanya dinyatakan dalam per 1000 atau per 100.000.
Contohnya: Kasus Malaria di kalangan anak balita.
Indikator berbentuk Rasio adalah indikator yang pembilangnya bukan merupakan bagian dari penyebut.
Contohnya : Rasio bidan terhadap penduduk di suatu
kabupaten</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Indikator Penyebab Spesifik</b> </div>
<div style="text-align: justify;">
Ukuran ini menyatakan pentingnya penyebab spesifik kematian atau kelahiran yang berhubungan dengan suatu kelompok populasi. </div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh: </div>
<div style="text-align: justify;">
Angka yang penyebutnya adalah populasi total </div>
<ul>
<li>Angka kelahiran kasar </li>
<li>Angka kematian kasar </li>
<li>Angka kematian spesifik usia </li>
<li>Angka kematian spesifik-sebab </li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Angka dan rasio yang penyebutnya adalah kelahirn hidup </div>
<ul>
<li>Angka kematian bayi </li>
<li>Angka kematian neonatal </li>
<li>Rasio kematian janin </li>
<li>Angka kematian ibu</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mortalitas Bayi dan Neonatal </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kematian pada usia awal (keguguran atau mati seketika setelah lahir) yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat.
Angka mortalitas bayi biasanya telah dipertimbangkan secara signifikan dalam kesehatan masyarakat.
Angka yang tinggi telah dimasukkan untuk mengindikasikan kebutuhan kesehatan yang tidak dijumpai dan faktor lingkungan yang tidak baik, kondisi ekonomi, nutrisi, pendidikan, sanitasi, dan pelayanan kesehatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mortalitas Janin dan Perinatal</b> </div>
<div style="text-align: justify;">
Kematian dalam kandungan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang mendasar.
Pada kematian intrauterin, istilah kematian janin digunakan menggantikan istilah lama ”aborsi” dan ”keguguran”.
Kematian Janin adalah kematian sebelum ekspulsi atau ekstraksi sempurna dari ibunya sebagai hasil dari konsepsi,
Terlepas dari durasi kehamilan, kematian ditandai dengan fakta bahwa setelah pemisahan seperti ini bayi tidak bernapas atau menunjukkan tanda-tanda kehamilan, seperti detak jantung, pulsasi tali pusar, atau pergerakan otot fakultatif.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mortalitas Ibu</b> </div>
<div style="text-align: justify;">
Angka mortalitas ibu adalah suatu ukuran yang
mencerminkan tidak hanya ketercukupan perawatan kandungan tapi juga tingkat umum perkembangan sosial dan ekonomi. </div>
<div style="text-align: justify;">
Usaha-usaha untuk mengurangi mortalitas ibu, seperti: </div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Metode kontrasepsi. Ketersediaan dan penggunaan kontrasepsi efektif yang lebih luas seharusnya menurunkan mortalitas ibu karena kemungkinannya meningkatkan proporsi kelahiran yang terjadi pada ibu pada dekade ketiga kehidupan yang relatif lebih baik dan akan mengurangi paritas besar. </li>
<li>Kesempatan pendidikan dan posisi sosial yang lebih baik.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Angka Harapan Hidup</b> </div>
<div style="text-align: justify;">
Harapan hidup adalah jumlah tahun rata-rata seseorang diharapkan hidup, merupakan ukuran ringkas yang sangat penting untuk membandingkan angka kematian di dalam dan antar negara dan sepanjang waktu.
Angka Harapan hidup dihitung dari tabel yang dikenal sebagai <b>Demografic Life Table</b>.
Tabel ini dibuat dari angka kematian spesifik-umur jika angka ini tetap tidak berubah untuk masa waktu kohor, sekitar 85 tahun atau lebih. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u><span style="font-size: x-small;">Sumber:</span></u></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: xx-small;"><span style="font-size: x-small;">Bahan Kuliah "Epidemiologi Lanjut" oleh Ida Leida M. Thaha. Pascasarjana Unhas 2014</span> </span> </div>
mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-85842038825139276612013-09-30T05:16:00.001-07:002013-09-30T05:16:38.367-07:00GHPR dan Rabies<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQSviCbuJItMe3XJrou0kWJfpS1YvRbLvk2gTwEZDaUcyJeedlzcwWsn9MIPmWMT-nS1zYSc0d1P3m7G7qAc9ZZ4zbrdtVgkoIvwHR-bzTxcbWDZyKV6wANFnuyzqyc2KPBbCuPfZIeghf/s1600/Waspada+Rabies.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQSviCbuJItMe3XJrou0kWJfpS1YvRbLvk2gTwEZDaUcyJeedlzcwWsn9MIPmWMT-nS1zYSc0d1P3m7G7qAc9ZZ4zbrdtVgkoIvwHR-bzTxcbWDZyKV6wANFnuyzqyc2KPBbCuPfZIeghf/s400/Waspada+Rabies.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) dan Rabies masih menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat. Betapa tidak, penanganan GHPR memerlukan biaya yang tidak sedikit, CFR rabies pun mencapai 100%.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penyakit rabies merupakan penyakit menular akut dari susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Ditularkan oleh hewan penular rabies terutama anjing, kucing dan kera melalui gigitan, aerogen, transplantasi atau kontak dengan bahan yang mengandung virus rabies pada kulit yang lecet atau mukosa. <span style="color: red;"><b>Penyakit ini apabila sudah menunjukkan gejala klinis pada hewan dan manusia selalu diakhiri dengan kematian, angka kematian Case Fatality Rate (CFR) mencapai 100% dengan menyerang pada semua umur dan jenis kelamin</b></span>. Kekebalan alamiah pada manusia sampai saat ini belum diketahui.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun landasan hukum yang dipergunakan di Indonesia diantaranya UU No.4 Th.1984 tentang wabah penyakit menular. Keputusan bersama Dirjen P2 dan PL, Dirjen Peternakan dan Dirjen PUOD No. KS.00-1.1554, No.99/TN.560/KPTS/DJP/Deptan/1999,N0.443.2-270 tentang Pelaksanaan Pembebasan dan Mempertahankan Daerah Bebas Rabies di wilayah Republik Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Gambaran Klinis</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gejala Klinis Rabies terbagi menjadi 3 stadium berdasarkan diagnosa klinik:</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Stadium prodromal, dengan gejala awal demam, malaise, nyeri tenggorokan selama beberapa hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Stadium Sensoris, penderita merasa nyeri, panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka. Kemudian disusul dengan gejala cemas dan reaksi yang berlebihan terhadap rangsangan sensorik.</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Stadium eksitasi, tonus otot-otot dan aktivitas simpatik menjadi meninggi dengan gejala hiperhidrosis, hipersalivasi, pupil dilatasi. Stadium ini mencapai puncaknya dengan muncul macam – macam fobi seperti hidrofobi, fotofobi, aerofobi. Tindak tanduk penderita tidak rasional dan kadang-kadang maniakal. Pada stadium ini dapat terjadi apneu, sianosis, konvulsa dan takikardi.</div>
<div style="text-align: justify;">
d. Stadium Paralyse, terjadi inkontinentia urine, paralysis flaksid di tempat gigitan, paralyse ascendens, koma dan meninggal karena kelumpuhan otot termasuk otot pernafasan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
2. Etiologi</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Virus Rabies termasuk golongan Rhabdovirus, berbentuk peluru dengan kompoisisi RNA, lipid, karbohidrat dan protein. Sifat virus rabies cepat mati dengan pemanasan pada suhu 60°C, sinar ultraviolet dan gliserin 10%, dengan zat- zat pelarut lemak (misalnya air sabun, detergent, chloroform, ethe, dan sebagainya), diluar jaringan hidup, dapat diinaktifkan dengan B-propiolakton, phenol, halidol azirin. Bisa bertahan hidup dalam beberapa minggu di dalam larutan gliserin pekat pada suhu kamar, sedangkan pada suhu di bawah 4°C dapat bertahan hidup sampai berbulan-bulan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Masa Inkubasi</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masa inkubasi dari penyakit rabies 2 minggu s.d 2 tahun. Sedangkan di Indonesia masa inkubasi berkisar antara 2 – 8 minggu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Sumber dan Cara Penularan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber penyakit rabies adalah anjing (98%), kucing dan kera (2%). serta hewan liar lainnya (serigala, raccoon/rakun, harimau, tikus, kelelawar). Cara penularan melalui gigitan dan non gigitan (aerogen, transplantasi, kontak dengan bahan mengandung virus rabies pada kulit lecet atau mukosa).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. Pengobatan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap kasus gigitan hewan penular rabies ditangani dengan cepat melalui pencucian luka gigitan dengan sabun / detergen dengan air mengalir selama 15 menit, kemudian diberikan antiseptic (alkohol 70%, betadine, obat merah, dan lain-lain). Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR) dihentikan bila hewan penggigit tetap sehat selama 14 hari observasi dan hasil pemeriksaan laboratorium negatif. Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) dilakukan berdasarkan :</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Luka Risiko Rendah :</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang termasuk luka risiko rendah adalah jilatan pada kulit luka, garukan, atau lecet, luka kecil di sekitar tangan, badan dan kaki.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pemberian VAR diberikan pada hari ke 0 sebanyak 2 dosis secara intramuskuler (i.m) di lengan kiri dan kanan. Suntikan kedua dilanjutkan pada hari ke 7 sebanyak 1 dosis dan hari ke 21 sebanyak 1 dosis. Bila kasus GHPR 3 bulan sebelumnya mendapat VAR lengkap tidak perlu diberikan VAR, bila lebih dari 3 bulan sampai 1 tahun diberikan VAR 1 kali dan bila lebih dari 1 tahun dianggap penderita baru yang harus diberikan VAR lengkap.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Luka Resiko Tinggi</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang termasuk luka resiko tinggi jilatan/luka di mukosa, luka diatas daerah bahu, (mukosa,leher, kepala), luka pada jari tangan dan kaki,genetalia, luka lebar/dalam dan luka yang banyak (multiple wound).</div>
<div style="text-align: justify;">
Pengobatan melalui kombinasi VAR dan SAR, Serum Anti Rabies (SAR) diberikan saat bersamaan dengan VAR pada hari ke 0, sebagian besar disuntikan pada luka bekas gigitan dan sisanya disuntikan secara i.m pada bagian tubuh lain yang letaknya berbeda dengan penyuntikan VAR. Pemberian VAR sebanyak 4 kali pemberian secara i.m pada hari ke 0 dengan 2 x pemberian, hari 7 (1X) dan hari 21 (1X). Pemberian booster VAR pada hari ke 90 sebanyak 1 dosis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
6. Epidemiologi</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rabies tersebar luas diseluruh dunia, antara lain : Rusia, Argentina, Brasilia, Australia, Israel, Spanyol, Afghanistan, Amerika Serikat, Indonesia, dan sebagainya.
Tahun 2010 penyakit Rabies menyebar di 24 provinsi sebagai daerah tertular dari 33 provinsi di Indonesia, hanya 9 Provinsi yang masih bebas yaitu Kep.Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, Papua dan Irian Jaya Barat yang masih dinyatakan sebagai daerah bebas rabies. Provinsi Bali sebelumnya adalah daerah bebas Rabies secara historis, tetapi pada bulan November tahun 2008 terjadi KLB Rabies di Provinsi Bali, kemudian berdasarkan SK Mentan Nomor 1696 Tahun 2008 Provinsi Bali ditetapkan sebagai Kawasan Karantina Penyakit Anjing Gila (Rabies).</div>
<div style="text-align: justify;">
Situasi Rabies di Indonesia tahun 2010 dilaporkan 78.288 kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR), dengan Lyssa (kematian rabies) sebanyak 206 orang dan telah dilakukan pemberian VAR (Vaksin Anti Rabies) 62.980 orang (81%).</div>
<div style="text-align: justify;">
Kasus Rabies pada manusia pada tahun 2010 terbanyak dilaporkan dari provinsi Bali dengan kematian 82 orang. Ada pun Provinsi yang berhasil menekan jumlah lyssa menjadi 0 kasus pada tahun 2010 ada 8 provinsi yaitu provinsi NAD, Bengkulu, Banten, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Situasi Rabies di Indonesia sampai 19 September tahun 2011 dilaporkan 52.503 kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR), dengan Lyssa (kematian rabies) sebanyak 104 orang dan telah dilakukan pemberian VAR (Vaksin Anti Rabies) 46.051 (87,71%).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
7. Kejadian Luar Biasa</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam rangka menuju Indonesia bebas Rabies 2015, batasan kriteria KLB rabies adalah apabila terjadi 1 (satu) kasus kematian Rabies (Lyssa) pada manusia dengan riwayat digigit Hewan Penular Rabies.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1) Penyelidikan epidemiologi</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penyelidikan epidemiologi dilakukan terhadap setiap laporan adanya peningkatan kasus gigitan hewan tersangka Rabies. Penyelidikan diarahkan pada penemuan kasus tambahan gigitan hewan tersangka rabies lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kasus Rabies adalah penderita gigitan hewan penular Rabies dengan gejala klinis rabies yang ditandai dengan Hydrophobia. Penegakan diagnosa dilakukan secara konfirmasi Laboratorium pada Hewan Penular Rabies dengan cara memotong hewan yang menggigit dan mengirimkan kepalanya ke Balai Besar Penelitian Veteriner (BBvet) untuk diperiksa otaknya. Otak diperiksa apakah di otak ditemukan Negri Bodies, bila ditemukan kasus tersebut adalah kasus konfirm diagnose Rabies.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2) Penanggulangan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penanggulangan yang dilakukan bertujuan untuk mencegah dan membatasi penularan penyakit Rabies.</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Melengkapi unit pelayanan kesehatan dengan logistik untuk pengobatan dan pengambilan spesimen (bila diperlukan).</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Berkoordinasi dengan Dinas Peternakan setempat untuk tatalaksana hewan penular rabies (vaksinasi, eliminasi dan pembatasan lalu-lintas hewan penular rabies).</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Melibatkan para pengambil keputusan dan tokoh masyarakat untuk menyampaikan informasi tentang apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan masyarakat bila terjadi kasus gigitan/ kasus rabies.</div>
<div style="text-align: justify;">
d. Pencucian luka gigitan hewan penular rabies dengan sabun atau detergen dengan air mengalir selama 10-15 menit.</div>
<div style="text-align: justify;">
e. Pemberian VAR dan SAR sesuai prosedur (Pengobatan).</div>
<div style="text-align: justify;">
f. Penyuluhan tentang bahaya rabies serta pencegahannya kepada masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3) Surveilans Ketat pada KLB</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Perkembangan jumlah kasus gigitan dan kasus rabies dengan melalui surveillans aktif di lapangan berupa data kunjungan berobat, baik register rawat jalan dan rawat inap dari unit pelayanan termasuk rabies center dan masyarakat yang kemudian disajikan dalam bentuk grafik untuk melihat kecenderungan KLB.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Berkoordinasi dengan Dinas Peternakan mengenai data perkembangan populasi hewan tersangka rabies</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
8. Sistem Kewaspadaan Dini KLB</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a) Kajian Epidemiologi Ancaman KLB</div>
<div style="text-align: justify;">
Melaksanakan pengumpulan data dan pengolahan data serta informasi gigitan HPR, kesakitan dan kematian rabies pada manusia dan hewan, kondisi rentan KLB seperti populasi HPR, cakupan imunisasi anjing atau HPR serta ketersediaan logistik penanggulangan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
b) Peringatan Kewaspadaan Dini KLB</div>
<div style="text-align: justify;">
Bila dari kajian epidemiologi adanya kecenderungan ancaman KLB (adanya cakupan imunisasi HPR rendah, peningkatan gigitan dan dan adanya kasus HPR positif rabies) maka diberikan peringatan kewaspadaan dini kemungkinan adanya ancaman KLB kepada pemangku kepentingan (Puskesmas, Rumah Sakit, Peternakan, Camat, Kepala Desa/Lurah, Bupati, Walikota dan lain-lain)</div>
<div style="text-align: justify;">
c) Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan terhadap KLB</div>
<div style="text-align: justify;">
Peningkatan dan penyelidikan lebih dalam mengenai kondisi rentan KLB dengan melaksanakan PWS kondisi rentan KLB. Melakukan PWS penyakit potensial KLB (Rabies) secara intensif di Puskesmas dan Puskesmas pembantu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Penyelidikan awal tentang adanya KLB. Melakukan penyuluhan kesehatan untuk mendorong kewaspadaan KLB di Puskesmas, Pustu, klinik lainnya dan masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kesiapsiagaan menghadapi KLB antara lain Tim Gerak Cepat Puskesmas, Kabupaten/Kota, Logistik dan lain-lain. Menjalin koordinasi dan kerjasama dengan program dan lintas sektor terkait untuk memperbaiki kondisi rentan KLB rabies seperti : imunisasi HPR, eliminasi HPR tak berpemilik, pengawasan gigitan HPR dan lain-lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
sumber : </div>
<div style="text-align: justify;">
BUKU PEDOMAN
Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
Penyakit Menular dan Keracunan Pangan
(Pedoman Epidemiologi Penyakit)</div>
mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-82242443105297699312013-06-13T23:18:00.002-07:002013-06-13T23:18:49.323-07:00Leptospirosis<div style="text-align: justify;">
Masyarakat Internasonal Pemerhati Leptospirosis (<i>International Leptospirosis Society</i>/ILS) menyatakan bahwa Indonesia sebagai negara dengan insiden Leptospirosis yang tinggi. Diperkirakan Leptospirosis sudah ada di 33 provinsi karena berkaitan dengan keberadaan binatang tikus (<i>Rodent</i>) sebagai reservoir utama disamping binatang penular lain seperti anjing, kucing, sapi dan lain-lain, serta lingkungan sebagai faktor resiko.
Laporan insidens lepotospirosis sangat dipengaruhi oleh tersedianya perangkat laboratorium diagnostik, indeks kecurigaan klinik dan insidens penyakit itu sendiri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penularan pada manusia terjadi melalui paparan pekerjaan, rekreasi atau hobi dan bencana alam. Kontak langsung manusia dengan hewan terinfeksi di areal pertanian, peternakan, tempat pemotongan hewan, petugas laboratorium yang menangani tikus, pengawasan hewan pengerat. Sedangkan kontak tidak langsung penting bagi pekerja pembersih selokan, buruh tambang, prajurit, pembersih septictank, peternakan ikan, pengawas binatang buruan, pekerja kanal, petani kebun dan pemotongan gula tebu.
Penyakit ini sifatnya musiman. Di negara beriklim sedang puncak kasus cenderung terjadi pada musim panas dan musim gugur karena temperatur. Sementara pada negara tropis insidens tertinggi terjadi selama musim hujan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-size: large;"><b>1. Definisi Kasus</b></span><br />
<div style="text-align: justify;">
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis akut disebabkan oleh bakteri Leptospira dengan spektrum penyakit yang luas dan dapat menyebabkan kematian (WHO,2009). Ada 3 (tiga) kriteria yang ditetapkan dalam mendefinisikan kasus Leptospirosis yaitu :</div>
<br />
<b>i. Kasus Suspek</b><br />
1) Demam akut (>=38.5°C) dengan atau tanpa sakit kepala hebat, disertai :<br />
a. Mialgia (pegal-pegal)<br />
b. Malaise (lemah)<br />
c. Conjuctival suffusion<br />
2) Ada riwayat kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi bakteri Leptospira dalam 2 minggu sebelumnya:<br />
a. Kontak dengan air yang terkontaminasi kuman Leptospira/ urine tikus saat terjadi banjir.<br />
b. Kontak dengan sungai, danau dalam aktifitas mencuci, mandi berkaitan pekerjaan seperti tukang perahu, rakit bambu dan lain-lain<br />
c. Kontak di persawahan atau perkebunan berkaitan dengan pekerjaan sebagai petani / pekerja perkebunan yang tidak mengunakan alas kaki.<br />
d. Kontak erat dengan binatang lain seperti sapi, kambing, anjing yang dinyatakan secara Laboratorium terinfeksi Leptospira.<br />
e. Terpapar seperti menyentuh hewan mati, kontak dengan cairan infeksius saat hewan berkemih, menyentuh bahan lain seperti placenta, cairan amnion, menangani ternak seperti memerah susu, menolong hewan melahirkan dan lain-lain.<br />
f. Memegang atau menangani spesimen hewan/ manusia yang diduga terinfeksi Leptospirosis dalam suatu laboratorium atau tempat lainnya.<br />
g. Kontak dengan sumber infeksi yang berkaitan dengan pekerjaan seperti: dokter hewan, dokter, perawat, pekerja potong hewan, petani, pekerja perkebunan, petugas kebersihan di rumah sakit, pembersih selokan, pekerja tambang,pekerja tambak udang/ikan air tawar, tentara, pemburu.<br />
h. Kontak dengan sumber infeksi yang berkaitan dengan hobby dan olah raga seperti: pendaki gunung, memancing, berenang, arung jeram, trilomba juang (triathlon) dan lain-lain.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<b>ii. Kasus Probable</b><br />
1) Unit Pelayanan Kesehatan Dasar<br />
Kasus suspek disertai minimal dua dari gejala:<br />
a. Nyeri betis (Calftenderness)<br />
b. Batuk dengan atau tanpa batuk darah<br />
c. Ikterus (kulit kuning)<br />
d. Manifestasi perdarahan (petekie, mimisan, gusi berdarah, melena, hematoschezia)<br />
e. Iritasi meningeal<br />
f. Anuria / oligouria dan atau proteinuria<br />
g. Sesak napas<br />
h. Aritmia jantung<br />
i. Ruam kulit<br />
Penderita segera dirujuk ke Rumah Sakit<br />
2) Unit Pelayanan Kesehatan Rujukan II dan III<br />
Kasus suspek disertai dengan IgM positif berdasarkan tes diagnostik cepat Rapid Test Diagnostik (RDT), dengan atau tanpa minimal tiga kriteria laboratorium berikut:<br />
a. pemeriksaan urin: proteinuria, piuria,hematuria<br />
b. relatif neutrofilia (>80%) dengan limfopenia<br />
c. trombosit < 100.000 sel/mm<br />
d. bilirubin > 2mg%; gangguan fungsi hati (SGPT, amilase, lipase serum, CPK)<br />
Dengan atau tanpa Pemeriksaan serologi (MAT dengan titer ≥100/200 (80/160) pada pemeriksaan satu sampel)<br />
<br />
<b>iii. Kasus Konfirmasi</b><br />
Kasus suspek atau kasus probable disertai salah satu dari berikut ini<br />
a. Isolasi bakteri Leptospira dari spesimen klinik<br />
b. PCR positif<br />
c. Sero konversi MAT dari negatif menjadi positif atau adanya kenaikan titer 4x dari pemeriksaan awal<br />
d. Titer MAT 320 (400) atau lebih pada pemeriksaan satu sampel<br />
Apabila tidak tersedia fasilitias laboratorium : Hasil positif dengan menggunakan dua tes diagnostik cepat (RDT) yang berbeda dapat dianggap sebagai kasus confirm.<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>2. Gambaran Klinis</b></span><br />
Leptospirosis terbagi menjadi 2 berdasarkan diagnosa klinik dan penanganannya :<br />
<b>a. Leptospirosis anikterik</b> : kasusnya mencapai 90% dari seluruh kasus leptopsirosis yang dilaporkan. Biasanya penderita tidak berobat karena gejala yang timbul bias sangat ringan dan sebagian penderita sembuh dengan sendirinya.<br />
<b>b. Leptospirosis ikterik</b> ; menyebabkan kematian 30-50% dari seluruh kematian yang dilaporkan karena leptospirosis.<br />
<br />
Gejala klinis yang ditimbulkan oleh penyakit Leptospirosis terbagi menjadi 3 fase, yaitu :<br />
a. Fase Leptospiremia ( 3 – 7 hari), terjadi demam tinggi, nyeri kepala, myalgia, nyeri perut,mual, muntah, conjuctiva suffusion.<br />
b. Fase immune ( 3 – 30 hari), terjadi demam ringan, nyeri kepala, muntah, meningitis aseptik.<br />
c. Fase Konvalesen (15 – 30 hari), terjadi perbaikan kondisi fisik berupa pulihnya kesadaran, menghilangnya ikterus, tekanan darah normal, produksi urine mulai normal.<br />
<br />
Pada Penderita Leptospirosis dapat menimbulkan komplikasi :<br />
a. Pada ginjal : terjadi Acute Renal Failure, melalui mekanisme invasi leptospira menyebabkan kerusakan tubulus dan glomerulus. Kemudian terjadi reaksi immunology yang sangat cepat yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya reaksi non spesifik terhadap infeksi (iskemia ginjal).<br />
b. Pada mata : terjadi infeksi konjungtiva.<br />
c. Pada hati : terjadi jaundice(Kekuningan) setelah hari keempat dan keenam dengan adanya pembesaran hati (Hepatomegali) dan konsistensinya lunak.<br />
d. Pada Jantung : terjadi aritmia, dilatasi jantung dan gagal jantung.<br />
e. Pada Paru : terjadi haemorhagic pneumonitis dengan batuk darah, nyeri dada dan cyanosis, ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)<br />
f. Perdarahan (Hematesis, Melena)<br />
g. Infeksi pada kehamilan : terjadi abortus dan kematian fetus (still birth)<br />
h. Komplikasi lain, meliputi kejadian cerebrovaskuler, rhabdomyolisis, purpura trombotik trombositopenia, cholecystitis calculus acute, erythemanodosum, stenosis aorta syndroma Kawasaki, arthritis reactive, epididimitis, kelumpuhan syaraf, hypogonadisme pria dan Guillain – Barre Syndrome.<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>3. Etiologi</b></span><br />
Leptospira yang sudah masuk ke dalam tubuh dapat berkembang dan memperbanyak diri serta menyebar ke organ tubuh. Setelah dijumpai leptospira di dalam darah (fase leptospiremia) akan menyebabkan terjadinya kerusakan endotel kapiler (vasculitis).<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>4. Masa Inkubasi</b></span><br />
Masa inkubasi dari penyakit Leptospirosis adalah 4 – 19 hari dengan rata-rata 10 hari.<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">5. Sumber dan Cara Penularan</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber penyakit Leptospirosis adalah tikus atau rodent, babi, sapi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing, serangga, burung dan insektivora. Sedangkan rubah dapat menjadi karier dari leptospira, saat ini di Indonesia sumber penularan utama adalah tikus.
Manusia terinfeksi Leptospira melalui kontak dengan air, tanah (lumpur), tanaman yang telah dicemari oleh air seni hewan penderita leptospirosis. Bakteri leptospira masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung atau kulit yang lecet dan kadang-kadang melalui saluran pencernaan dari makanan yang terkontaminasi oleh urine tikus yang terinfeksi bakteri leptospira.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masuknya kuman ini secara kualitatif berkembang bersamaan dengan proses infeksi pada semua serovar. Namun masuknya kuman ini secara kuantitatif bergantung dari agent, host dan lingkungan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kuman akan tinggal di hati, limpa, ginjal selama beberapa hari, ini ditandai dengan perubahan patologis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>6. Pengobatan</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan Expert Meeting Leptospirosis di Bandung bulan Juni 2011 cara pengobatan yang direkomendasikan adalah sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
i. Kasus suspek ( dapat ditangani di Unit Pelayanan Dasar):</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Pilihan: Doksisiklin 2x100mg selama7 (tujuh) hari kecuali pada anak, ibu hamil, atau bila ada kontraindikasi Doksisiklin.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Alternatif (bila tidak dapat diberikan doksisiklin):</div>
<div style="text-align: justify;">
Amoksisilin 3x500mg/hari pada orang dewasa;</div>
<div style="text-align: justify;">
atau 10-20mg/kgBB per 8 jam pada anak selama 7 (tujuh) hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Bila alergi Amoksisilin dapat diberikan Makrolid</div>
<div style="text-align: justify;">
ii. Kasus probable:</div>
<div style="text-align: justify;">
1) Ceftriaxon 1-2 gram iv per selama7 (tujuh) hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
2) Penisilin Prokain 1.5 juta unit im per 6 jam selama7 (tujuh) hari</div>
<div style="text-align: justify;">
3) Ampisilin 4 x 1 gram iv per hari selama7 (tujuh) hari</div>
<div style="text-align: justify;">
Terapi suportif dibutuhkan bila ada komplikasi: gagal ginjal, perdarahan organ (paru, saluran cerna, saluran kemih, serebral), syok dan gangguan neurologi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>7. Epidemiologi</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
Leptospirosis tersebar luas diseluruh dunia, antara lain : Rusia, Argentina, Brasilia, Australia, Israel, Spanyol, Afghanistan, Malaysia, Amerika Serikat, Indonesia , dan sebagainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di Indonesia sejak tahun 1936 telah dilaporkan leptospirosis dengan mengisolasi serovar leptospira,baik dari hewan liar maupun hewan peliharaan. Secara klinis leptospirosis pada manusia telah dikenal sejak tahun 1892 di Jakarta oleh Van der Scheer. Namun isolasi baru berhasil dilakukan oleh Vervoort pada tahun 1922.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun 1970 an, kejadian pada manusia dilaporkan Fresh, di Sumatera Selatan, Pulau Bangka serta beberapa rumah sakit di Jakarta. Tahun 1986, juga dilaporkan hasil penyelidikan epidemiologi di Kuala Cinaku Riau, ditemukan serovar pyrogenes, semaranga, rachmati, icterohaemorrhagiae, hardjo, javanica, ballum dan tarasovi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada Tahun 2010 baru 7 provinsi yang melaporkan kasus suspek Leptospirosis yaitu Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bengkulu, Kepulauan Riau dan Sulawesi Selatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Situasi Leptospirosis di Indonesia dari Tahun 2004 sampai tahun 2011 cenderung meningkat, tahun 2011 terjadi 690 kasus Leptospirosis dengan 62 orang meninggal (CFR 9%), mengalami kenaikan yang tajam bila dibandingkan 7 (tujuh) tahun sebelumnya, hal tersebut dikarenakan terjadi KLB di Provinsi Yogyakarta (Kabupaten Bantul dan Kulon Progo). Kasus terbanyak dilaporkan Provinsi DI.Yogyakarta yaitu 539 kasus dengan 40 kematian (CFR 7,42%) dan Provinsi Jawa Tengah dengan 143 kasus dengan 20 kematian (CFR 10,6%).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Umumnya menyerang petani, pekerja perkebunan, pekerja tambang / selokan, pekerja rumah potong hewan dan militer. Daerah yang rawan banjir, pasang surut dan areal persawahan, perkebunan, peternakan memerlukan pengamatan intensif untuk mengontrol kejadian Leptospirosis di masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>8. Kejadian Luar Biasa</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
Penanggulangan KLB leptospirosis ditujukan pada upaya penemuan dini serta pengobatan penderita untuk mencegah kematian. Intervensi lingkungan untuk mencegah munculnya sarang-sarang atau tempat persembunyaian tikus. Vaksinasi hewan peliharaan terhadap leptospira.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1) Penyelidikan Epidemiologi</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Penyelidikan epidemiologi dilakukan terhadap setiap laporan kasus dari rumah sakit atau laporan puskesmas. Penyelidikan kasus Leptospirosis lain di sekitar tempat tinggal penderita, tempat kerja, tempat jajan atau daerah banjir. Penyelidikan Epidemiologi dilakukan terhadap :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Terhadap manusianya :</div>
<div style="text-align: justify;">
Penemuan penderita dengan melaksanakan pengamatan aktif. Di desa/ kelurahan yang ada kasus Leptospirosis pencarian penderita baru berdasarkan gejala/tanda klinis setiap hari dari rumah ke rumah.Bila ditemukan suspek dapat dilakukan pengambilan darah sebanyak 3-5 ml, kemudian darah tersebut diproses untuk mendapatkan serumnya guna pemeriksaan serologis di laboratorium. Serum dibawa dari lapangan dengan menggunakan termos berisi es, setelah sampai di sarana kesehatan disimpan di freezer 4° C sebelum dikirim ke Bagian Laboratorium Mikrobiologi RSU Dr. Kariadi Fakultas Kedokteran Undip Semarang untuk dilakukan pemeriksaan uji MAT (Microscopic Agglutination Test) untuk mengetahui jenis strainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
b. Rodent dan hewan lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di desa/kelurahan yang ada kasus, secara bersamaan waktunya dengan pencarian penderita baru dilakukan penangkapan tikus hidup (trapping). Spesimen serum tikus yang terkumpul di kirim ke BBvet Bogor untuk diperiksa secara serologis. Pemasangan perangkap dilakukan di dalam rumah maupun di luar rumah selama minimal 5 hari berturut-turut. Setiap perangkap (metal live traps) harus diberi label/nomor. Pemasangan perangkap dengan umpan dipasang pada sore hari dan pengumpulan perangkap tikus keesokan harinya pagi-pagi sekali. Tikus dibawa ke laboratorium lapangan dan pengambilan darah/ serum dan organ dengan member label dan nomer untuk diidentifikasi kemudian dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBvet) di Bogor untuk pemeriksaan lebih lanjut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Laporan penyelidikan epidemiologi</b> sebaiknya dapat menjelaskan :</div>
<div style="text-align: justify;">
a. diagnosis KLB leptospirosis</div>
<div style="text-align: justify;">
b. penyebaran kasus menurut waktu (minggu), wilayah geografi (RT/RW, desa dan Kecamatan), umur dan faktor lainnya yang diperlukan, misalnya sekolah, tempat kerja, dan sebagainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Peta wilayah berdasarkan faktor risiko antara lain, daerah banjir, pasar, sanitasi lingkungan, dan sebagainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
d. Status KLB pada saat penyelidikan epidemiologi dilaksanakan serta perkiraan peningkatan dan penyebaran KLB. Serta rencana upaya penanggulangannya</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penegakan diagnosis kasus dapati dilakukan dengan Rapid Test Diagnostic Test (RDT) dengan mengambil serum darah penderita untuk pemeriksaan serologi, jenis RDT diantaranya :</div>
<div style="text-align: justify;">
i. Lepto Dipstick Assay</div>
<div style="text-align: justify;">
RDT ini dapat mendeteksi Imunoglobulin M spesifik kuman Leptospira dalam serum. Hasil evaluasi multi sentrum pemeriksaan Leptodipstick di 22 negara termasuk Indonesia, menunjukkan sensitifitas Dipstick mencapai 92,1%. Metode relatif praktis dan cepat karena hanya memerlukan waktu 2,5 – 3 jam.</div>
<div style="text-align: justify;">
ii. Leptotek Dridot</div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan aglutinasi partikel lateks, lebih cepat karena hasilnya bisa dilihat dalam waktu 30 detik. Test ini untuk mendeteksi antibodi aglutinasi seperti pada MAT. Pemeriksaan dilakukan dengan meneteskan 10 mL serum (dengan pipet semiotomatik) pada kartu aglutinasi dan dicampur dengan reagen. Hasil dibaca setelah 30 detik dan dinyatakan positif bila ada aglutinasi. Metode ini mempunyai sensitifitas 72,3% dan spesifitas 93,9% pada serum yang dikumpulkan dalam waktu 10 hari pertama mulai sakit.</div>
<div style="text-align: justify;">
iii. Leptotek Lateral Flow</div>
<div style="text-align: justify;">
Pemeriksaan dilakukan dengan dengan memasukan 5 mL serum atau10 mL darah, dan 130 mL larutan dapar, hasil dibaca setelah 10 menit. Leptotek Lateral Flow cukup cepat, mendeteksi IgM yang menandakan infeksi baru, relatif mudah, tidak memerlukan almari pendingin untuk menyimpan reagen, namun memerlukan pipet semiotomatik, dan pemusing bila memakai serum. Alat ini mempunyai sensitifitas 85,8% dan spesifitas 93,6%.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>KLB Leptospirosis</b> ditetapkan apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut di suatu wilayah desa.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu di wilayah desa</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya di suatu wilayah desa.</div>
<div style="text-align: justify;">
d. Munculnya kesakitan leptospirosis di suatu wilayah kecamatan yang selama 1 tahun terakhir tidak ada kasus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2) Penanggulangan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Penyediaan logistik di sarana kesehatan, koordinasi dengan pemangku kepentingan dan sektor terkait, penemuan dini penderita dan pelayanan pengobatan yang tepat di puskesmas dan rumah sakit melalui penyuluhan masyarakat tentang tanda-tanda penyakit, resiko kematian serta tatacara pencarian pertolongan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Upaya pencegahan terhadap penyakit Leptospirosis dengan cara sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Melakukan kebersihan individu dan sanitasi lingkungan antara lain mencuci kaki, tangan dan bagian tubuh lainnya setelah bekerja di sawah.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Pembersihan tempat penyimpanan air dan kolam renang.</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Pendidikan kesehatan tentang bahaya, cara penularan penyakit dengan melindungi pekerja beresiko tinggi dengan penggunaan sepatu bot dan sarung tangan, vaksinasi terhadap hewan peliharaan dan hewan ternak.</div>
<div style="text-align: justify;">
d. Pemeliharaan hewan yang baik untuk menghindari urine hewan-hewan tersebut terhadap masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
e. Sanitasi lingkungan dengan membersihkan tempat-tempat habitat sarang tikus.</div>
<div style="text-align: justify;">
f. Pemberantasan rodent bila kondisi memungkinkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
3) Surveilans Ketat Pada KLB</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Pengamatan perkembangan jumlah kasus dan kematian leptospirosis menurut lokasi geografis dengan melakukan surveillans aktif berupa data kunjungan berobat, baik register rawat jalan dan rawat inap dari unit pelayanan termasuk laporan masyarakat yang kemudian disajikan dalam bentuk grafik untuk melihat kecenderungan KLB.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Memantau perubahan faktor risiko lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan habitat rodent (banjir, kebakaran, tempat penampungan pengungsi, daerah rawa dan gambut).</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>9. Sistem Kewaspadaan Dini KLB</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Pemantauan terhadap kesakitan dan kematian leptospirosis.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Pemantauan terhadap distribusi rodent serta perubahan habitatnya, banjir</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Pemantauan kolompok risiko lainnya, seperti petani, pekerja perkebunan, pekerja pertambangan dan selokan, pekerja rumah potong hewan, dan militer</div>
<br />
<span style="font-size: large;"><b>10. Kepustakaan</b></span><br />
<div style="text-align: justify;">
(1). Bres, P.,Tindakan Darurat Kesehatan Masyarakat Pada Kejadian Luar Biasa Petunjuk Praktis, Gajah Mada University Press, Cetakan pertama, 1995, Yogjakarta.</div>
<div style="text-align: justify;">
(2). Informal Expert Consultation on Surveillans, Diagnosis and Risk Reduction of Leptospirosis, Chennai,17-18 September 2009</div>
<div style="text-align: justify;">
(3). Chin, James, Control of Communicable Diseases Manual , American Public Health Association, 17th Editions, 2000, Washington</div>
<div style="text-align: justify;">
(4). Ditjen PPM-PL, Depkes RI, Petunjuk Teknis Pelaksanaan SKD-KLB Penyakit Menular dan Keracunan, 1995, Jakarta.</div>
<div style="text-align: justify;">
(5). Ditjen PPM-PL Depkes RI, Pedoman Tatalaksana Leptospirosis, Jakarta 2003.</div>
<div style="text-align: justify;">
(6). RSPI Sulianti Saroso Ditjen PP dan PL, Pedoman Tatalaksana Kasus dan pemeriksaan Laboratorium Leptospirosis di Rumah Sakit, Jakarta 2003.</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<u>Sumber :</u><b><u> </u></b></div>
<div style="text-align: center;">
BUKU PEDOMAN</div>
<div style="text-align: center;">
Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa</div>
<div style="text-align: center;">
Penyakit Menular dan Keracunan Pangan</div>
<div style="text-align: center;">
(Pedoman Epidemiologi Penyakit)</div>
<div style="text-align: center;">
Edisi Revisi Tahun 2011</div>
<div style="text-align: center;">
Halaman 105-111</div>
mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-69674921759567304872013-04-05T06:27:00.001-07:002013-04-05T06:27:16.660-07:00Sindrom Lumpuh MeCP2<div xmlns='http://www.w3.org/1999/xhtml'>MeCP2 diduga hanya terjadi pada 150 orang di penjuru dunia. Penyakit ini dikatakan hampir mirip dengan Sindrom Rett yang berarti penderitanya akan lupa bagaimana caranya melakukan fungsi motorik seperti berjalan dan berbicara ketika ia beranjak dewasa. <br/><br/>MeCP2 sendiri baru diketemukan oleh ilmuwan pada tahun 2005. Penyakit yang diketahui hanya menyerang laki-laki ini terjadi ketika salah satu gen yang bertugas mengontrol otak mengalami penggandaan. Awalnya, penderita akan mulai mengalami kejang-kejang di usia lima tahun dan kondisi ini menyebabkan otaknya berhenti berfungsi. Akibatnya penderita harus bergantung pada<br/>perawatan keluarga selama 24 jam penuh. Selain itu, separuh penderita diketahui meninggal dunia sebelum mencapai usia 25 tahun.<br/><br/>Sumber: detikhealth</div>mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-55463085343489538862013-04-05T06:01:00.001-07:002013-04-05T06:01:23.284-07:00Flu Burung H7N9<div xmlns='http://www.w3.org/1999/xhtml'>Korban tewas akibat terjangkit virus flu burung di China meningkat menjadi lima orang. Jenis virus flu burung ini sebelumnya diketahui tidak pernah menulari manusia. Diberitakan CNN yang mengutip kantor berita Xinhua, Kamis 4 April 2013, saat ini sudah ada 14 orang yang terjangkit virus jenis H7N9 ini di wilayah timur China. Kasus ini pertama kali dikemukakan China pada hari Minggu lalu. Dua kematian terakhir terjadi pada Rabu lalu di rumah sakit Shanghai. Hanya satu korban<br/>yang tewas di luar wilayah Shanghai. Salah satu korban tewas Rabu lalu diketahui berusia 48 tahun yang bekerja sebagai pengirim ayam ternak. Para korban berusia antara 20-80 tahun, tinggal di wilayah Shanghai, Zhejiang dan Jiangsu.<br/><br/>Saat ini, pemerintah China bekerja sama dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Amerika Serikat (CDC) tengah berusaha mencari tahu penyebab penularan tersebut. "Kami belum tahu bagaimana manusia bisa tertular virus ini," kata Dr. Joseph Bresee, kepala pencegahan dan epidemi divisi influenza di CDC. Saat ini, kata Bresee, tim ahli tengah bekerja keras untuk mencari vaksin penyakit ini. Flu burung H7N9 mengandung virus patogenik rendah yang tidak mudah menular ke manusia. Sebagian besar kasus kematian oleh flu burung disebabkan oleh virus H5N1, yang sempat "menghantui" populasi Asia sejak pada 2003.<br/><br/>Perbedaan antara strain flu burung dan H5N1? Virus influenza ditandai oleh hemagglutinin (H) dan protein neuraminidase (N) pada virus. Virus ini memiliki 17 protein hemagglutinin dan 10 protein neuraminidase. Sebagai contoh, virus flu burung yang kita telah dikenal sebelumnya disebut H5N1, sehingga perbandingannya adalah 5 hemaglutinin dan 1 neuraminidase. Sementara virus baru ini memiliki struktur protein baru yang disebut H7N9. <br/><br/>Apakah gejala H7N9 mirip dengan H5N1? Ya, pada umumnya gejala keduanya cukup mirip. Dimulai dengan demam tinggi dan menjadi pneumonia atau radang paru-paru. Hal ini mirip dengan apa yang terjadi di H5N1. Gejala flu umumnya seperti gejala saluran pernapasan atas dalam kasus-kasus ringan, dan kasus yang parah ketika virus menyerang ke paru-paru.</div>mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-90325323898572960942013-03-27T00:57:00.002-07:002013-03-27T00:57:33.627-07:00Diagnosa Cepat DBDSalah satu gejala demam berdarah
dengue (DBD) yang masih banyak diyakini
masyarakat adalah munculnya bintik-bintik merah
di kulit. Tapi terkadang bintik merah ini tidak
muncul di permukaan kulit. "Sebenarnya ada cara yang sederhana yaitu
dengan diprovokasi gitu," ujar dr Darmawali
Handoko, MEpid, Kepala seksi standarisasi sub-
direktorat arbovirosis, Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
(P2B2) Kemenkes dalam acara Pengumuman Jumantik dan Kelurahan Teladan Kampanye 'Tepat
Tangani Demam' di Restoran Tesate, Jakarta,
Kamis (22/11/2012). dr Koko menjelaskan cara provokasi ini adalah
dengan melakukan pembendungan antara tensi
(tekanan darah) diastolik dan sistolik, kemudian
dibiarkan selama 5-10 menit lalu lihat apakah
timbul bintik merah atau tidak. "Jadi tidak perlu menunggu sampai bintik merah
ini timbul di permukaan, biasanya dilakukan oleh
petugas kesehatan, itu salah satu cara untuk
melihat tanda-tanda awal demam berdarah,"
ungkapnya. dr Koko menuturkan jumlah kasus demam
berdarah pada tahun 2011 mencapai 65.000-an
kasus per tahun. Namun jumlah kasus biasanya
tidak sama setiap bulannya, karena tergantung
dari banyaknya genangan air. "Sudah musim hujan, kewaspadaan harus lebih
besar lagi, tidak hanya dirumah, tapi juga di hotel
atau tempat makan. Dan para jumantik ini bisa
menjadi pengawas," tutur dr Koko. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) dan Kemenkes, seseorang dicurigai
demam berdarah jika ia mengalami gejala-gejala
berikut ini yaitu: 1. Demam mendadak ditambah 2 gejala di bawah
ini
2. Sakit kepala
3. Nyeri di belakang mata
4. Nyeri otot
5. Nyeri tulang 6. Ruam (bercak merah) di kulit
7. Muncul tanda peedarahan
8. Leukosit atau sel darah putihnya rendah
9. Uji serologi dengue positif
10. Ada tetangga yang diketahui positif demam
berdarah dengue Fase dari demam berdarah ini ada masa
inkubasinya yaitu sekitar 5-9 hari mulai dari
infeksi sampai dengan timbul gejala. Lalu
dilanjutkan dengan fase akut yang mana sudah
muncul gejala sekitar 1-3 hari dan pada hari ke
4-6 merupakan fase kritis. Pada kondisi itulah bisa terjadi kebocoran pembuluh darah kapiler. Selain melalui tes bendung ini, diagnosis DBD bisa
dilakukan melalui tes IgG/IgM dan juga tes NSI.
Kedua tes ini akurat, tapi harus melihat waktu
pemeriksaannya. Jika demam baru terjadi 2 hari
maka dilakukan tes SNI, tapi jika demam hari
kelima maka dilakukan tes IgG/IgM. <br> <br> sumber : detikhealthmumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-40208409086003681982013-03-27T00:51:00.000-07:002013-03-27T00:51:17.789-07:00Perkembangan Penyakit Demam Berdarah DengueBaru-baru ini World Health Organization
menyatakan bahwa demam berdarah (dengue)
merupakan penyakit tropis yang paling cepat
menyebar dan dikatakan sebagai 'ancaman
pandemi' baru. Padahal pada tahun 1950-an
penyakit yang ditularkan lewat gigitan nyamuk betina ini hanya dapat ditemukan di segelintir
wilayah. Kondisinya kini berbeda karena demam berdarah
telah menyebar hingga ke 125 negara. Hal ini jauh
lebih banyak daripada kasus malaria yang selama
ini disebut sebagai penyakit paling terkenal yang
'dibawa' oleh nyamuk sepanjang sejarah. "Pada tahun 2012, demam berdarah tercatat
sebagai penyakit akibat virus yang penyebarannya
paling cepat dan berpotensi epidemi di seluruh
dunia, bahkan dilaporkan mengalami
peningkatan kasus hingga 30 kali lipat dari
kondisi 50 tahun yang lalu," papar WHO dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari foxnews,
Kamis (17/1/2013). "Di seluruh dunia, 2 juta kasus demam berdarah
dilaporkan terjadi setiap tahunnya di 100 negara,
terutama di benua Asia, Afrika dan Amerika Latin
serta menyebabkan 5.000-6.000 kasus kematian.
Tapi angka sebenarnya bisa jadi lebih tinggi
karena penyakit ini telah menyebar secara eksponensial dan ditemukan di semua benua,"
ungkap Dr. Raman Velayudhan, seorang pakar di
departemen pengendalian penyakit tropis di
bawah WHO. WHO pun telah memperkirakan bahwa rata-rata
terjadi 50 juta kasus demam berdarah setiap
tahunnya. "Padahal ini hanyalah perkiraan yang
sangat konservatif. Namun kami memastikan
bahwa demam berdarah adalah penyakit yang
paling berbahaya dan paling cepat penularannya sekarang ini, belum lagi sifatnya yang rentan
menjadi epidemi meski sebenarnya ini baru
ancaman," tandasnya. Berbicara dalam briefing pasca peluncuran
laporan terbaru WHO tentang 17 penyakit tropis
yang diabaikan (neglected tropical diseases) di
seluruh penjuru dunia, Velayudhan mengatakan,
"Nyamuknya diam-diam telah mengembangkan
distribusinya hingga ke lebih dari 150 negara. Itulah mengapa ancaman demam berdarah
muncul di seluruh dunia." Di Eropa, nyamuk aedes ini telah menyebabkan
demam berdarah sekaligus penyakit chikungunya
di 18 negara. Kebanyakan diperoleh dari impor
kerajinan bambu atau ban bekas dari negara
berkembang. Ini adalah wabah demam berdarah
pertamanya sejak tahun 1920-an dengan jumlah penderita mencapai 2.000 orang, khususnya di
sebuah pulau di Portugis bernama Madeira. "Namun kami berupaya menangani kondisi ini
dengan cara yang lebih sistematis seperti
mengontrol masuknya vektor dari berbagai titik
masuk -pelabuhan, bandara hingga ke
perlintasan darat, meski sebenarnya sulit untuk
mendeteksi keberadaan nyamuk tersebut berikut telur-telurnya," katanya. Sayangnya, hingga kini belum ditemukan
pengobatan yang spesifik untuk mengatasi
penyakit ini tapi deteksi dini dan akses terhadap
layanan kesehatan yang memadai dapat
menurunkan tingkat kematian hingga di bawah 1
persen. "Anda harus tahu penyakit ini tak ada obatnya dan
vaksin-vaksinnya pun masih dalam tahap
penelitian," timpalnya. Yang terbaru tengah dikembangkan oleh
produsen obat asal Prancis, Sanofi SA. Hanya saja
efektivitas vaksin ini diketahui baru mencapai 30
persen setelah dilakukan percobaan klinis
berskala besar di Thailand. Kendati begitu, tim
peneliti mengatakan bahwa untuk pertama kalinya hasil percobaan ini menunjukkan adanya
vaksin yang aman dan berpotensi menjadi
pengobatan demam berdarah. <br> <br> sumber: detikhealthmumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-960434245535327182013-03-10T21:19:00.001-07:002013-03-10T21:19:11.774-07:00Kelelawar Penyebar Virus<div xmlns='http://www.w3.org/1999/xhtml'>Beberapa virus dari hewan bisa berpindah ke manusia dan menyebabkan penyakit. Sebelumnya, tikus dianggap sebagai hewan yang paling berbahaya karena pernah memicu wabah pes yang melenyapkan separuh populasi Eropa di abad pertengahan. Belum lagi urine tikus yang menyebabkan Leptospirosis. Namun hasil penelitian menemukan kelelawar lebih berbahaya. "Sepertinya ada sesuatu yang berbeda mengenai kelelawar dalam hal kemampuannya menjadi inang infeksi zoonosis (penyakit manusia yang ditularkan dari hewan)," kata peneliti, David Hayman, ahli epidemiologi satwa liar dari Colorado State University (CSU), seperti dilansir LiveScience.<br/><br/>Para peneliti membandingkan kemampuan tikus dan kelelawar dalam hal menjadi inang berbagai jenis virus. Caranya dengan menganalisa data semua virus yang diidentifikasi berasal dalam hewan. Peneliti menemukan ada 179 virus yang bisa menghuni tikus, sebanyak 68 di antaranya bisa ditularkan ke manusia. Pada kelelawar, ada 137 virus yang bisa menghuni dan 61 di antaranya bisa ditularkan ke manusia. Walau lebih sedikit, namun jika dihitung rata-rata per spesies, kelelawar lebih banyak dihuni virus. Satu kelelawar rata-rata dihuni 1,79 virus yang bisa menyerang manusia, sedangkan pada tikus hanya 1,48 virus. <br/><br/>Penelitian yang dimuat jurnal Proceeding of Royal Society B ini juga menemukan kelelawar lebih banyak berbagi virus ketimbang tikus. Satu virus rata-rata menginfeksi 4,51 spesies kelelawar, sementara satu virus tikus menginfeksi rata-rata 2,76 spesies tikus. Penyebabnya karena kelelawar tinggal amat berdekatan dengan jutaan kelelawar lain. Selain itu, kelelawar memiliki masa hidup lebih lama ketimbang tikus, memiliki massa tubuh yang lebih besar, ukuran kotoran yang kecil dan lebih lama membawa virus berbahaya. <br/><br/>Yang lebih mengkhawatirkan, ada banyak virus dalam kotoran kelelawar yang sampai saat ini belum dapat diidentifikasi. "Meskipun manusia jarang melakukan kontak langsung dengan kelelawar, virus dari hewan ini dapat menginfeksi manusia lewat kontak dengan<br/>hewan peliharaan yang terinfeksi, misalnya kuda, sapi dan kucing. <br/><br/>Kebanyakan wabah rabies pada manusia jika dirunut dapat berasal dari kelelawar, begitu pula penularan virus Nipah dan Hendra.</div>mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-56086386568035182732013-03-10T20:50:00.001-07:002013-03-10T20:50:41.105-07:00Norovirus di Kapal Pesiar<div xmlns='http://www.w3.org/1999/xhtml'>Royal Carribean, sebuah kapal pesiar, berlayar pada tanggal 25 Februari<br/>lalu selama 11 hari. Beberapa saat setelah kapal buang sauh, kapten mengumumkan bahwa telah ada wabah norovirus di atas kapal. <br/><br/><br/>Norovirus adalah penyakit yang sangat menular dengan gejala berupa mual, pusing dan diare. <br/><br/>Akibat insiden ini, terhitung sebanyak 105 tamu dan 3 anggota kru kapal tertular wabah norovirus. Seluruh penumpang kapal yang terkena<br/>penyakit ini sudah diberi obat dan penyakitnya berangsur membaik. Akibat kasus ini, kapal pesiar tersebut segera melakukan bersih-bersih secara menyeluruh begitu berlabuh di Port Everglades sebagai pemberhentian terakhir. Kapal pesiar ini seharusnya akan segera memulai lagi 11 hari pelayarannya. Namun perjalanan tersebut ditunda karena manajemen sedang melakukan pembersihan. Pelabuhan yang<br/>disinggahi kapal ini adalah Tortola, British Virgin Islands, Philipsburg, St Maarten, Fort de France, Martinique, St John, Antigua dan Basseterre di St Kitts. <br/><br/>Dalam pelayaran terakhir, kapal ini mengangkut 1.991 tamu dan 772 kru. Royal Caribbean sebenarnya memiliki standar kesehatan yang tinggi, namun penyebaran norovirus memang terhitung cepat. Diperkirakan setiap tahun ada sebanyak 300 juta orang di dunia yang terserang Norovirus.</div>mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-57480614558023346442013-02-25T20:50:00.000-08:002013-02-25T20:50:24.080-08:00Mengenal virus Flu Burung Jenis Baru, H5N1 clade 2.3.2<div style="text-align: justify;">
Sejauh ini telah ditemukan virus Flu Burung jenis baru, yaitu virus H5N1 clade 2.3.2. Jenis virus yang lama adalah H5N1 clade 2.3.1. Sudah banyak Negara yang melaporkan adanya virus H5N1 clade baru (2.3) pada unggas seperti Iran, Nepal, India, Bangladesh, Bhutan, China, Vietnam, Japan, Rusia, Indonesia serta beberapa negara lainnya. Di Indonesia sendiri selama ini clade pada unggas yang ditemukan adalah clade 2.1, dan pada bulan September 2012 baru ditemukan clade baru 2.3 di beberapa daerah yang sebagian besar menyerang unggas terutama jenis itik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penularan virus H5N1 clade baru 2.3 kepada manusia, pernah dilaporkan terjadi di Bangladesh yaitu 3 kasus dan China termasuk Hongkong sebanyak 5 kasus, sehingga total kasus FB pada manusia didunia dengan baru clade 2.3 berjumlah 8 kasus. Dari 8 kasus tersebut 3 kasus diantaranya meninggal. Angka ini jika dibandingkan dengan jumlah kasus FB secara keseluruhan diseluruh dunia sejak tahun 2003 hingga Desember 2012 , yang sebagian besar adalah clade 2.1 berjumlah 610 kasus dan 360 kematian, angka fatalitas sebesar 59,02 %. Untuk Indonesia, hingga saat ini belum ditemukan kasus FB pada manusia dengan clade baru 2.3.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Virus clade 2.3.2 bisa jadi merupakan mutasi dari 2.1 atau memang spesies yang berbeda, dimana ada dua kemungkinan munculnya virus clade baru 2.3 tersebut yaitu, kemungkinan pertama memang terjadi mutasi <i>genetic drift</i> atau mutasi <i>genetic shift</i> pada virus tersebut. Adapun kemungkinan kedua adalah adanya introduksi virus melalui masuknya unggas jenis itik dan atau produknya atau melalui migrasi unggas liar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak faktor yang ikut berperan untuk terjadinya penularan virus dari hewan ke manusia antara lain dari sisi virusnya dan dari sisi manusianya.</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Dari sisi virusnya; Ada sebagian virus yang memang dimungkinkan dapat hidup pada jaringan/sel manusia dan jaringan/sel binatang, namun juga ada virus tertentu yang hanya dapat hidup pada jaringan/sel binatang sehingga tidak menular kepada manusia. </li>
<li>Dari sisi manusianya; Seseorang untuk dapat terinfeksi/tertular suatu virus dari hewan dan menjadi sakit juga banyak faktor yang mempengaruhinya seperti daya tahan tubuh, lamanya kontaminasi dengan virus serta dosis/banyak nya virus yang mengkontaminasi. Disamping itu pola hidup seperti kebersihan perorangan dan sanitasi lingkungan juga akan ikut mempengaruhi terjadinya penularan virus.
</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Sejauh ini belum ada bukti ilmiah ada tidaknya hubungan antara cuaca atau musim dengan penularan virus H5N1 sesama hewan/unggas atau hewan ke manusia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejauh ini Indonesia belum mempunyai pengalaman yang mendalami tentang media penularan dari itik ke manusia karena sejauh ini Indonesia belum mempunyai kasus Flu Burung pada manusia yang diakibatkan oleh clade baru 2.3. Akan tetapi secara umum dapat diperkirakan bahwa media penularanya adalah tidak jauh berbeda dengan media penularan pada clade 2.1.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau untuk clade 2.3.1 pada ayam ditunjukkan diantaranya dengan jengger yang biru keunguan, keluar cairan dari mata, dan sebagainya. Dari informasi kesehatan hewan maka secara umum tanda-tanda Itik terkena virus H5N1 clade 2.3. adalah : Tortikolis (itik akan berputar-putar, kemudian akan jatuh), Kejang-kejang, Sulit berdiri, Warna selaput mata berubah menjadi putih, Mengakibatkan kematian yang tinggi dan Pada itik dewasa terjadi penurunan produksi telur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanda-tanda manusia yang tertular clade 2.3, seperti yang ada di Cina adalah Demam tinggi, Batuk, Pilek, dan Sesak bernafas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, penanggulangan KLB/ wabah untuk virus Flu burung clade baru sama dengan penanggulangan KLB/ wabah virus Flu burung clade lama. Begitupula dengan kewaspadaan dininya. </div>
mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6809735387780366944.post-72314056931789328072013-02-25T20:36:00.000-08:002013-02-25T20:36:00.201-08:00Infeksi Virus Korona<div style="text-align: justify;">
World Health Organization (WHO) telah menginformasikan bahwa di Inggris terjadi lagi satu kasus terinfeksi virus korona. Dari kasus tersebut, tidak ada riwayat bepergian ke Arab, namun merupakan kerabat dari pasien sebelumnya. Jadi, untuk kasus terakhir ini, ada dugaan awal kemungkinan penyebaran dari manusia ke manusia, walaupun belum ada penularan berkelanjutkan ke kerabat yang lain. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penanggulangan lapangan masih terus dilakukan secara intensif di Inggris, dan hasil akan terus dilaporkan melalui mekanisme International Health Regulation (IHR) ke semua negara, termasuk Indonesia. Virus Korona dikenal luas di tahun 2003 sebagai penyebab penyakit
SARS yang cukup menghebohkan dengan angka kematian yang tinggi pula.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Jenis2
virus korona yang telah terdeteksi adalah HCoV-229E, HCoV-OC43,
SARS-CoV, NL63/NL/New Haven coronavirus, HKU1-CoV, NCoV (Novel
coronavirus 2012) dan HCoV-EMC.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga tanggal 22 Februari 2013 ini, WHO melaporkan di dunia ada 13
kasus infeksi virus korona dengan tujuh pasien diantaranya meninggal
dunia.
Gejala penyakit, secara umum adalah demam tinggi, sesak nafas, batuk dan berujung pada gangguan paru dan saluran napas yang berat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengobatan dilakukan di rumah sakit sesuai kaidah penanganan pasien dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Sampai sekarang, belum ada "travel restriction" ke negara manapun dan juga belum tersedia vaksin untuk virus korona. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk kewaspadaan, semua Petugas Surveilans Kabupaten agar meningkatan surveilans Influenza Like Illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), khususnya kalau ada cluster. </div>
mumoxhttp://www.blogger.com/profile/10484109565024384303noreply@blogger.com0